Menuju konten utama

BI Yakin The FED akan Naikkan Suku Bunga Lagi Pada Juni 2017

Bank Indonesia (BI) sedang bersiap mengantisipasi risiko kenaikan suku bunga The FED. Gubernur BI, Agus Martowardojo meyakini The FED akan menaikkan suku bunga acuannya pada Juni 2017.

BI Yakin The FED akan Naikkan Suku Bunga Lagi Pada Juni 2017
Gubernur BI Agus Martowardojo saat menyampaikan hasil rapat dewan gubernur BI di jakarta, Selasa (17/2/2017). Antara foto/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo meyakini Bank Sentral AS The Federal Reserve (The FED) akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Juni 2017 mendatang. Perkiraan Agus, kenaikan itu sebesar 0,75-1 persen dari posisi suku bunga acuan The FED saat ini. Dia juga memperkirakan tahun ini akan ada tiga kali kenaikan suku bunga acuan The FED.

Karena itu, menurut Agus, antisipasi terhadap kenaikan suku bunga acuan The FED perlu segera dilakukan. Saat ini, BI sudah berupaya meminimalisir dampak buruk kenaikan itu, terutama terkait risiko adanya pelarian arus modal dari Indonesia ke AS.

"Kita sudah harus bersiap diri untuk kondisi dimana terjadi peningkatan bunga Fed Fund Rate, khususnya dolar AS. Ini tentu berdampak pada stabilitas sistem keuangan," kata Agus pada Jumat (12/5/2017) sebagaimana dilansir Antara.

Dari sinyalemen dan komunikasi yang disampaikan otoritas moneter AS tersebut, menurut Agus, BI menilai skenario kenaikan bunga The Fed adalah tiga kali tahun ini dan tiga kali pada 2018. Hal itu menjadi bagian rencana normalisasi kebijakan The Fed, selain penyesuaian neraca atau "balance sheet" The Fed yang saat ini sebesar 4,5 triliun dollar AS.

Meskipun demikian, Agus mengisyaratkan BI tidak terlalu khawatir terhadap rencana AS tersebut. Agus memuji cara komunikasi The Fed untuk kebijakan moneternya sehingga dapat mengurangi gejolak di pasar keuangan global.

"Mereka juga sampaikan indikator ekonomi sebagai landasannya, jadi kita sudah tau bahwa Juni, Fed Fund Rate akan naik," ujar Agus.

Terkait penyesuaian neraca The Fed, Agus mengatakan memang akan memberi dampak terhadap potensi pengetatan likuiditas. Namun, dalam pertemuan di Yokohama, Jepang, pekan lalu, The Fed menyampaikan bahwa penurunan "balance sheet" akan dilakukan secara bertahap dan terprediksi.

"Mereka mengatakan tidak akan menurunkan (balance sheet) terburu-buru, mereka akan memastikan bahwa dibandingkan tahun 2016, itu akan menurun, tapi kalau dibandingkan kondisi krisis, itu akan lebih tinggi," ujar Agus.

Hingga awal Mei 2017, Agus juga menilai dampak dari dinamika ekonomi global terhadap Indonesia masih dalam kategori baik. Buktinya, arus modal asing yang masuk ke Indonesia masih mencapai Rp106 triliun selama Januari hingga awal Mei 2017. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp75 triliun.

Derasnya modal asing tersebut, membuat Agus meyakini Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I/2017 tetap surplus.

"Itu juga menggambarkan semakin percayanya investor asing terhadap perbaikan kondisi ekonomi domestik," ujar Agus.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN SUKU BUNGA AS atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom