Menuju konten utama

BI: Perbaikan Indikator Ekonomi Dorong Rupiah Terus Menguat

Bank Indonesia menilai nilai tukar rupiah yang terus menguat hingga awal pekan ini adalah berkat proses perbaikan indikator makro ekonomi serta beberapa kebijakan pemerintah terbaru yang oleh pasar dianggap sesuai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

BI: Perbaikan Indikator Ekonomi Dorong Rupiah Terus Menguat
Gubernur BI Agus DW Martowardojo. Antara Foto/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Bank Indonesia menilai nilai tukar rupiah yang terus menguat hingga awal pekan ini didorong proses perbaikan indikator makro ekonomi dan beberapa kebijakan pemerintah terbaru yang oleh pasar dianggap sesuai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Selasa (9/8/2016), mengatakan, keputusan perombakan kabinet (reshuffle) dan penurunan belanja pada APBN-P 2016, direspon pelaku pasar cukup baik, sehingga mendorong aliran dana asing masuk yang menopang penguatan nilai tukar rupiah.

"Dana asing yang masuk besar dan banyak korporasi melepas dolar AS sehingga menguatkan rupiah," ujarnya.

Agus menerangkan realisasi indikator makro ekonomi, seperti inflasi Juli 2016 yang sebesar 3,29 persen (year-on-year/yoy), defisit neraca transaksi berjalan yang terus menyempit dan diperkirakan 2,2 persen dari PDB tahun ini, serta berlanjutnya surplus neraca perdagangan juga menjadi indikator yang telah menarik aliran dana asing.

Dana asing yang masuk hingga sejak awal Januari hingga 5 Agustus 2016 mencapai $10 miliar atau sekitar Rp130 triliun, lanjut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.

"Ini karena fundamental ekonomi Indonesia. Kita melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua mencapai 5,18 persen, didukung juga oleh kondisi inflasi yang terjaga, [serta] inflasi di bulan Juli ini year-on-year kurang lebih ada di 3,21 persen," ujar Agus.

Menurut Agus, meskipun rupiah terus menguat, pihaknya akan menjaga nilai tukar agar sesuai nilai fundamentalnya, atau tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.

Hal itu, menurutnya, juga ditujukan untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamental perekonomian Indonesia. Seperti diketahui, untuk mendorong kinerja ekspor, para pelaku usaha membutuhkan nilai tukar rupiah yang kompetitif dengan nilai tukar negara lain.

Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) tercatat rupiah pada Selasa menguat 11 poin atau 0,08 persen ke level Rp 13.133 per dolar AS. Penguatan rupiah cukup tinggi juga terjadi sejak Juli 2016 lalu. Saat perombakan kabinet kerja jilid II lalu, rupiah menguat sebesar 20 poin atau 0,15 persen ke Rp13.130 per dolar AS.

Baca juga artikel terkait AGUS MARTOWARDOJO

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara