Menuju konten utama

Betapa Ruginya Manchester United Jika Melepas Ander Herrera

Sebagai gelandang bertahan Ander Herrera punya segalanya. Manchester United akan rugi besar jika dia menolak permintaan kenaikan gaji Herrera dan melepasnya cuma-cuma.

Betapa Ruginya Manchester United Jika Melepas Ander Herrera
Ole Gunnar Solskjaer (tengah) memberi instruksi pada Ander Herrera (kanan) dalam pertandingan Liga Champions antara MU vs PSG. FOTO/www.manutd.com

tirto.id - Manchester United tertimpa ujian lain di tengah situasi buruk karena berkali-kali takluk di hadapan lawan. Mereka terancam kehilangan gelandang asal Spanyol, Ander Herrera, secara cuma-cuma.

Kontrak Herrera bakal habis pada akhir musim ini dan hingga sekarang si pemain maupun klub belum mencapai kata sepakat untuk perpanjangan.

Yang membuat keduanya tak juga sepakat adalah perkara gaji. Chief Executive MU Ed Woodward dan para petinggi Setan Merah lain menolak mentah-mentah permintaan kenaikan gaji Herrera jadi 200 ribu paun per pekan. Woodward disebut-sebut kukuh dengan tawaran 160 ribu paun, sementara si pemain tak mau lagi menurunkan standarnya.

Kebuntuan itu dibaca oleh PSG, Barcelona, dan Arsenal yang langsung berupaya mendekati si pemain. Tiga pelatih klub itu, Thomas Tuchel, Ernesto Valverde, dan Unai Emery, disebut-sebut telah kepincut dan mengincar Herrera sejak lama.

Andai benar-benar hengkang akhir musim nanti, media-media Inggris yakin kalau Herrera bakal menolak Arsenal dan mantap memilih PSG. Telegraph bahkan membeberkan kalau Herrera sudah menjalin kesepakatan awal dengan klub asal ibukota Perancis itu.

Belum ada bocoran mengenai berapa tawaran yang diberikan PSG. Namun melihat kondisi keuangan mereka, diperkirakan gaji Herrera di Paris bakal berlipat-lipat ketimbang nominal yang dia terima di Old Trafford saat ini.

Permintaan Realistis

Sekilas apa yang dilakukan Herrera dengan tak mau menurunkan standar gaji tampak berlebihan. Namun sikap itu jadi wajar jika kita melihat duit yang didapatnya saat ini dibanding kontribusinya terhadap klub.

Eks penggawa Athletic Bilbao tersebut saat ini cuma menerima gaji 75 ribu paun per pekan. Gajinya relatif mengenaskan jika dibandingkan para pemain MU lain.

Mengacu pada data Sportmaza, winger penghangat bangku cadangan MU, Alexis Sánchez, menerima gaji empat kali lipat lebih besar dari Herrera (350 ribu paun). Saat ini dialah pemain dengan gaji tertinggi di MU.

Gaji Herrera juga jauh lebih rendah dibanding pemain-pemain lain macam Anthonio Valencia (100 ribu paun), Ashley Young (110 ribu paun), Nemanja Matić (120 ribu paun), Romelu Lukaku (200 ribu paun), David de Gea (200 ribu paun), dan Paul Pogba (290 ribu paun).

Gaji ini kontras dengan kontribusinya untuk klub. Herrera tampil apik dalam 13 pertandingan terakhir, atau sejak Ole Gunnar Solskjaer menggantikan José Mourinho di kursi manajer.

Tiga kekalahan MU dalam empat laga terakhir bahkan disebut-sebut merupakan buntut dari cedera Herrera (dia sudah absen di lima laga terakhir Setan Merah).

Statistiknya dalam 130 pertandingan sejak didatangkan dari Spanyol juga terhitung mentereng. Pemain kelahiran tahun 1989 ini rata-rata mampu mengakhiri dua per tiga dari keseluruhan tackle-nya dengan sukses. Dia juga berhasil melakukan recovery bola sebanyak 662 kali dan melakukan 227 intersep.

Sebagai gelandang, kontribusinya untuk membantu pertahanan pun tak main-main. Ini terbukti dengan total 49 blok terhadap tembakan pemain lawan. Herrera juga mampu mengemas 20 gol sejak tiba di Old Trafford.

Atribut lengkap itu membikin Ole--panggilan akrab Solskjaer--tak segan mengandalkan Herrera. Pelatih asal Norwegia tersebut baru-baru ini bahkan secara terbuka mengutarakan keinginan agar Herrera memperpanjang kontrak.

"Kami ingin pemain terbaik tetap berada di klub. Mari berharap agar kesepakatan tercapai. Kami ingin punya skuat hebat musim depan, dan Ander [Herrera] tampil sangat baik sejak saya tiba," ujar Solskjaer, seperti dilansir Goal.

Cocok dengan Solskjaer

Solskjaer dengan Herrera memang pelatih dan pemain yang mengerti satu sama lain, meski keduanya bermain di posisi yang berbeda. Ole dulu adalah ujung tombak jempolan, sementara Herrera gelandang bertahan. Keduanya disebut-sebut mirip terutama dalam hal pola pikir dan kepribadian.

Redaktur sepakbola The Times, Henry Winter, mengatakan sama seperti Solskjaer, Herrera juga punya pengetahuan mumpuni soal etos dan cara bermain MU.

"Dia [Herrera] mengetahui soal United, etos mereka, apa yang diinginkan fans. Saat tiba di MU lima tahun lalu, dia menunjukkan punya pengetahuan terhadap kultur klub, mampu mengutarakan kecintaannya dengan kebiasaan melihat MUTV, dan aksi legenda mereka seperti Paul Scholes," tulisnya.

Pengetahuan Herrera soal MU tidak terlepas dari proses belajar yang dia lewati.

Pernah suatu ketika, di hari ulang tahunnya, Herrera kecil diberi kado mainan replika mobil oleh ibunya. Apa ucapan dia? Dia tolak.

"Terima kasih ibu, tapi saya tidak menginginkan kado ini. Saya ingin kostum sepakbola, sepatu, dan peralatan sepakbola," ujarnya. Sejak detik itu, keluarganya tahu kalau Herrera ditakdirkan untuk sepakbola.

Saat masih berusia tujuh tahun, ayah Herrera--yang merupakan staf di Real Zaragoza dan Athletic Bilbao--memberi tugas anaknya untuk mengamati pertandingan-pertandingan sepakbola di televisi. Tugas sederhana itu membuat Herrera kecil gandrung dengan taktik, dan sepakbola, dan terutama MU.

Winter juga menambahkan, adalah kekeliruan besar bagi MU jika melepas Herrera. Soalnya, kondisi saat ini menunjukkan bahwa Herrera merupakan salah satu pemain yang paling dicintai suporter Setan Merah.

"Banyak pemain datang dan pergi, tapi Herrera sangat melekat di MU. Dia benar-benar dicintai oleh fans, dihormati staf dan rekan-rekannya. Akan memilukan [bagi fans MU] untuk membayangkan dia berpisah dengan klub," tandasnya.

Untuk semua alasan tersebut, MU memang sebaiknya mengalah saja, menuruti keinginan Herrera, dan berharap dia bermain bagus tiap pekan.

Baca juga artikel terkait MANCHESTER UNITED atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Rio Apinino