tirto.id - Tingkat keterisian atau "load factor" pesawat Lion Group sudah mencapai 80 persen dalam dua minggu pertama Ramadan.
Direktur Utama Lion Group Edward Sirait dalam diskusi di Jakarta, Jumat mengatakan hal tersebut didorong masa liburan yang panjang serta bersatunya dua liburan sekolah dengan libur Lebaran 2016.
"Dua minggu bulan puasa, kita sudah jual tiket, kita sudah layani penumpang. Kapasitas sudah kita siapkan dan load factor sudah 80 persen," katanya.
Edward menambahkan dengan adanya liburan sekolah, tujuan penerbangan bukan hanya ramai di domestik, tetapi juga di luar negeri, terutama Singapura.
"Yang saya heran, ke Singapura itu penuh tanggal 5 (H-1), padahal besoknya Lebaran," katanya.
Menurut Edward, dengan dua hajatan penting yang berbarengan, menciptakan rentang waktu libur yang panjang.
Dengan demikian, lanjutan dia, pemudik memiliki banyak waktu untuk menentukan mode dalam mudik Lebaran tersebut.
"Kalau saya lebih suka yang mepet, karena akan memicu penumpang untuk membeli tiket pesawat," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data Angkutan Lebaran Kemenhub 2016, mode transportasi udara diprediksi mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan seluruh mode, yakni mencapai 7,62 persen menjadi 4,6 juta penumpang pada Lebaran tahun ini dari 4,3 juta penumpang dari Lebaran tahun lalu.
Untuk penumpang penyeberangan diprediksi naik 3,54 persen menjadi 3,7 juta penumpang pada Lebaran 2016 dibandingkan 3,5 juta penumpang pada Lebaran 2015.
Mode kereta api juga diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 4,63 persen menjadi 4,1 juta penumpang pada tahun ini dari 3,9 juta dari Lebaran tahun lalu.
Selanjutnya, untuk mode laut juga mengalami kenaikan 2,9 persen menjadi 910.191 penumpang pada Lebaran tahun ini dari 883.681 penumpang pada Lebaran tahun lalu.
Hanya jalur darat yang mengalami penurunan untuk Lebaran tahun ini, yaitu diperkirakan turun 2,7 persen menjadi 4,57 juta pada Lebaran 2016 dari realisasi 4,7 juta pada Lebaran 2015.