tirto.id - China secara resmi melaporkan sekitar 5.000 kasus per hari pada pekan ini, tetapi para analis mengatakan jumlahnya masih sangat sedikit. BBC melaporkan, rumah sakit di kota-kota besar kewalahan dan warga berjuang menemukan obat-obatan dasar.
Seperti diwartakan laman worldometers.info per hari ini, Kamis, 29 Desember 2022, jumlah kasus Covid di China mencapai 417.615, jumlah kematian mencapai 5.246 kasus, sedangkan jumlah yang sembuh mencapai 357.097 kasus.
Pada hari Rabu, juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, mengatakan "Saat ini perkembangan situasi epidemi China dapat diprediksi dan terkendali".
Menurut dia, China percaya respons semua negara terhadap Covid harus "berbasis sains dan proporsional". Dia menuduh beberapa negara dan media "membesar-besarkan" situasi dan "mendistorsi penyesuaian kebijakan Covid China".
Kebijakan China Membuka Perbatasan
China membuka kembali perbatasan internasional. Dengan adanya kebijakan itu, China tidak lagi mewajibkan pelancong melakukan karantina. Pembatasan kuota penumpang untuk penerbangan internasional pun akan dicabut mulai 8 Januari 2023.
Artinya, China akan mengakhiri kebijakan nol-Covid walaupun seluru dunia sudah terbuka dan mendapatkan cara untuk hidup dengan virus. Untuk menurunkan kasus hingga nol, China pun melakukan pengujian massal dan penguncian ketat.
Kebijakan nol-Covid itu memukul perekonomian China dan orang-orang turun ke jalan untuk melakukan protes terhadap pemerintah.
Orang-orang di China sepakat untuk memprotes pembatasan Covid-19 (lockdown) yang mengurung jutaan orang di rumah.
Beberapa lama kemudian, Komisi Kesehatan China (NHC) mengatakan, China tidak akan memberlakukan karantina bagi pelancong yang tiba di negara tersebut.
Langkah China yang membuka kembali perbatasan internasional mendapat respons dari banyak negara. Amerika Serikat misalnya, mulai tanggal 5 Januari, negara itu akan menerapkan kebijakan: semua penumpang yang masuk dari China, Hong Kong dan Makau harus negatif dari tes Covid, baik PCR atau antigen. Tes itu harus dilakukan 48 jam sebelum penerbangan.
Tidak cuma AS, Italia, Jepang dan India juga mengumumkan wajib tes Covid. Sedangkan Australia dan Inggris mengatakan: tidak ada aturan baru bagi pelancong dari China.
Editor: Iswara N Raditya