Menuju konten utama

Berbagai Upaya Elon Musk Menjajah Planet Mars

Tak lama lagi, kita akan menganggap bulan, Mars, dan seluruh benda di tata surya seperti halnya kota tetangga. Ekspedisi ke planet merah bukan lagi menjadi semacam liburan, melainkan juga untuk membangun kota dan peradaban. Maukah Anda menjadi seorang marsian?

Berbagai Upaya Elon Musk Menjajah Planet Mars
Elon Musk mengumumkan bahwa program SpaceX nya berpotensi membawa manusia ke Mars dalam waktu kurang dari satu dekade. [Foto/Reuters/Mario Anzuoni]

tirto.id - "Apa orang-orang bakal mikir aku gila, ya, kalau aku kirim tikus ke Mars?"

"Itu tikus-tikus bisa pulang, nggak?"

"Aku enggak tahu."

"Nah, kalau tikus-tikus itu enggak bisa balik lagi, ya, orang-orang bakal mikir kamu gila."

Percakapan di atas terjadi pada 2002. Selepas PayPal dibeli oleh eBay senilai $160 juta, Elon Musk, yang punya saham besar di perusahaan penyedia alat pembayaran virtual itu, menimbang-nimbang sekian kemungkinan apa saja yang selanjutnya akan ia lakukan. Begitu banyak rencana yang ia raba-raba di kepalanya, maka ia menelepon George Zachary, sahabatnya yang juga seorang pemodal ventura ternama di Silicon Valley.

Tak lama setelah percakapan di telepon dengan George, dengan uang yang dikantonginya dari penjualan PayPal, Elon mendirikan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) dengan tujuan utama: Menjajah Mars.

"Kemungkinan manusia memperoleh pemahaman yang benar tentang alam semesta menjadi lebih besar jika kita memperluas skala dan cakupan peradaban, dan punya lebih banyak waktu untuk sungguh-sungguh memikirkannya," kata Elon soal perusahaan barunya. "Kita ini seperti superkomputer raksasa, dan masing-masing dari otak kita menjalankan piranti lunak."

Elon memang eksentrik. Di saat para mogul muda di Silicon Valley berpikir memaksimalkan teknologi internet untuk melipat-gandakan kekayaan dan keuntungan perusahaan, ia berani keluar dari cangkang itu dan memilih mengeksplorasi teknologi-teknologi baru untuk "menyelamatkan dunia."

"Jika Mark Zuckerberg membantu Anda agar bisa berbagi foto bayi, Elon Musk, yah, justru ingin menyelamatkan umat manusia dari pemusnahan dan kehancuran yang disebabkan manusia sendiri," tulis Ashlee Vance, jurnalis veteran The New York Times dan Bloomberg Businessweek dalam buku Elon Musk: Tesla, SpaceX, and the Quest for a Fantastic Future. "Dia jenius termegah sepanjang sejarah. Dia kurang mirip CEO yang mengejar kekayaan, lebih seperti jenderal yang memimpin pasukannya mengamankan kemenangan."

Apa yang Elon lakukan pascapaypal adalah visi-visi yang luput diperhatikan oleh orang-orang jenius di Silicon Valley. Ia jenius di atas para jenius, jauh melampaui para jenius, membuatnya semakin dekat dengan label "gila" seperti yang dikhawatirkannya kepada George Zachary.

Bukannya menciptakan kerajaan internet baru, ia malah mengembangkan perusahaan yang belum terang benar berhasil atau tidaknya. Selain Space-X yang bercita-cita memboyong umat manusia menginjakkan kaki di Mars, pada 2003 Elon mendirikan Tesla untuk merevolusi transportasi di bumi, Tesla memproduksi mobil listrik yang lepas dari ketergantungan terhadap bahan bakar minyak yang persediaannya semakin menipis, dan pada 2006, bersama dua sepupunya, Peter and Lyndon Rive, ia membidani SolarCity yang bertujuan menghapus ketergantungan terhadap perusahaan penyedia listrik dengan mengembangkan energi matahari.

"Yang lebih keren daripada bikin produk yang seksi, produk yang wah, adalah juga yang bisa menyelamatkan dunia!" katanya.

Dari mana ia punya ambisi yang nyaris seperti obsesi untuk menyelamatkan dunia?

Sejak kecil Elon telah menunjukkan gejala-gejala kejeniusan. Ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan membaca daripada bermain dengan teman sebayanya. Dalam kesendiriannya, ia banyak membaca buku-buku fantasi dan fiksi-sains dan manual pemrograman komputer. Di usia sebelas tahun, ia sudah bisa menghasilkan banyak uang hanya dari menjual kode komputer Blastar—video game ciptaannya.

"Para pahlawan di buku-buku yang kubaca, The Lord of The Rings dan serial Foundation karangan Isaac Aminov, selalu merasa mengemban tugas untuk menyelamatkan dunia," ujarnya.

Bacaan masa kecil itulah yang begitu membekas di benak Elon. Serial Foundation sangat memengaruhinya hingga percaya bahwa penjelajahan luar angkasa adalah tahap utama untuk memperluas sekaligus melestarikan kehidupan manusia, bahwa kehidupan multiplanet bisa meredam ancaman terhadap kelangsungan spesies manusia.

"Umat manusia berevolusi selama jutaan tahun, tetapi dalam enam puluh tahun terakhir, senjata atom memunculkan potensi untuk memusnahkan diri kita sendiri," kata Elon. "Cepat atau lambat, kita harus memperluas eksistensi manusia sampai ke luar bola hijau dan biru ini. Atau siap-siap musnah."

SpaceX mengembangkan dan memproduksi wahana luncur antariksa sambil memajukan teknologi roket. Dua wahana luncur pertamanya, roket Falcon 1 dan Falcon 9, dan Wahana antariksa pertamanya adalah Dragon. Pada 23 Desember 2008, SpaceX memenangkan kontrak dengan NASA senilai $1,6 miliar untuk 12 penerbangan Falcon dan Dragon ke International Space Station, menggantikan program Space Shuttle milik NASA yang dihentikan pada 2011. Kemenangan ini memuluskan langkah Elon untuk membawa umat manusia menjajah Mars.

Namun, upaya ini masih membutuhkan banyak waktu dan uang. Elon sendiri menargetkan wahana antariksa pertama untuk planet merah itu "secepatnya 2008" dan mengirim manusia pertama ke sana "sekitar 2015."

Dalam pidatonya di Kongres Astronot Internasional di Guadalajara pada Selasa, 23 September 2016, Elon akhirnya memaparkan rincian teknologi dan jadwal optimisnya untuk menuju ke Mars. Pidato itu diberinya judul "Menjadikan Manusia Spesies Multiplanet."

"Apa yang Anda lihat di sana sangat dekat dengan apa yang benar-benar akan kami bangun," kata Elon, menunjukkan roket dan pesawat luar angkasa dalam video presentasinya.

Elon memperkirakan, setidaknya butuh biaya $10 miliar untuk mengembangkan roket. Untuk saat ini, SpaceX membiayai pengembangannya puluhan juta dolar per tahun, tentu saja itu belum cukup, SpaceX sedang mencari mitra baru.

Setiap pesawat SpaceX didesain untuk menampung 100 penumpang dalam perjalanan ke Mars, yang direncanakan setiap 26 bulan sekali—ketika Bumi dan Mars berada dalam posisi berdekatan. Tiket per orang diperkirakan sekitar $500.000 untuk kloter pertama, dan akan lebih murah sepertiganya di kemudian hari.

Untuk membangun peradaban Mars yang mandiri, diperlukan kira 10.000 penerbangan dengan lebih banyak persediaan dan peralatan. "Kita perlu upaya besar untuk mencapainya," kata Elon. "Butuh waktu antara 40 tahun sampai satu abad sebelum kota di Mars menjadi mandiri."

Maukah Anda menjadi seorang marsian?

Baca juga artikel terkait SOLAR CITY atau tulisan lainnya dari Arlian Buana

tirto.id - Teknologi
Reporter: Arlian Buana
Penulis: Arlian Buana
Editor: Maulida Sri Handayani