tirto.id - Vape dianggap sebagai alternatif rokok yang lebih aman bagi kesehatan sehingga sangat populer di kalangan generasi muda. Namun, sejumlah studi justru membuktikan bahwa vape tetap berbahaya dan bisa merusak kualitas sperma.
Vape sendiri merupakan suatu alat yang diciptakan dengan fungsi mirip rokok konvensional, tapi tidak menggunakan daun tembakau. Vape atau rokok elektrik ini dirancang memiliki baterai dan elemen pemanas sehingga dapat mengubah cairan menjadi uap dengan cara dipanaskan.
Uap inilah yang kemudian dihisap oleh perokok sehingga uap tersebut masuk ke dalam paru-parunya. Lantaran tidak menggunakan tembakau inilah vape kerap dianggap lebih sehat. Para perokok pun banyak yang beralih pada vape untuk mengatasi kecanduannya pada rokok konvensional.
Vape sendiri umumnya memakai cairan khusus yang mengandung nikotin, zat perasa, propylene glycol, gliserin, dan zat kimia lain yang bersifat toksik/beracun. Dari sini dapat disimpulkan bahwa meskipun tidak memakai daun tembakau, vape ternyata tetap memiliki risiko tersendiri bagi kesehatan, khususnya pada organ reproduksi laki-laki.
Vape Dapat Menyebabkan Kualitas Sperma Menurun
Vape rupanya tidak sepenuhnya aman karena tetap menggunakan nikotin dan zat-zat lain yang berbahaya bagi kesehatan. Sebuah studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine mengungkapkan bahwa vape terbukti dapat menurunkan kualitas sperma.
Studi yang dilakukan di Denmark pada 2020 ini melibatkan lebih dari 2.000 pria perokok, termasuk yang menggunakan vape. Hasilnya, pengguna vape ternyata memiliki jumlah sperma yang jauh lebih rendah. Pria yang tidak memakai vape diketahui memiliki jumlah sperma sekitar 147 juta, sementara jumlah sperma pada pengguna vape hanya 91 juta.
Di sisi lain, nikotin memang dikenal sebagai zat racun yang dapat berdampak negatif pada tubuh manusia. Akan tetapi, mengisap vape yang tidak mengandung nikotin pun ternyata tetap dianggap tidak aman.
Hal ini karena nikotin bukan satu-satunya zat yang berbahaya pada vape. Zat kimia perasa yang ditambahkan dalam vape rupanya juga bersifat racun dan bisa mempengaruhi kualitas sperma.
Mengutip dari laman Hindustan Times, para peneliti dari University College of London menemukan fakta bahwa cairan perasa pada vape bisa memberi efek buruk pada reproduksi pria.
Dari penelitian tersebut ditemukan bukti bahwa perasa cinnamon bisa menurunkan motilitas (kemampuan bergerak/berenang) sperma, sedangkan perasa bubblegum diketahui dapat merusak dan menghancurkan sel testis.
Sementara itu, studi lain juga menunjukkan bukti serupa bahwa vape dapat mengubah atau bahkan merusak testis pada pria. Berdasarkan studi dari para peneliti Turki yang dipublikasikan di Science Direct, penggunaan vape rupanya bisa meningkatkan stres oksidatif atau naiknya jumlah radikal bebas dalam tubuh sehingga bisa menurunkan kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa vape dapat mengubah morfologi atau bentuk testis dan membuatnya menyusut. Testis yang menyusut otomatis akan mempengaruhi kualitas sperma, mulai dari penurunan jumlah sperma hingga merosotnya hormon testosteron.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari