tirto.id - Beredar sebuah narasi di media sosial yang menyebut bahwa aparat gabungan TNI-Polri dikabarkan mengusir pasien dan menutup Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madi di Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah pada Minggu (26/5/2024).
Narasi tersebut juga menyertakan sejumlah foto dan potongan video yang memperlihatkan kondisi rumah sakit. Di salah satu foto nampak terlihat sejumlah orang yang berada di depan gedung bertuliskan “Poliklinik”. Foto lain memperlihatkan pintu ruangan IGD yang nampak sedang dipalang oleh sebuah benda seperti kayu/bambu.
Sementara itu, salah satu video juga memperlihatkan orang yang sedang berjalan di sebuah lorong disertai keterangan teks bertuliskan “Semua pasien dirumah sakit Madi Paniai disuruh bubar oleh TNI-Polri hari ini Minggu 26 Mei 2024”.
Narasi ini ditemukan disebarkan oleh sejumlah akun di Facebook oleh akun “Papua Bongkar”,“Cinta Wamena”,“Dota Enato Tobai”,“Goo Dimibeu”,“Theo Filus Richard Yogi”, dan “Mo Fer” secara serentak pada Minggu (26/5/2024).
Keterangan di unggahan tersebut berbunyi:
“Info Paniai News: Pada Minggu 26/ Mei /2024.
Gabungan TNI-POLRI Indonesia, Tutup Rumah Sakit Umum RSUD Kabupaten Paniai, lalu seluruh pasien yang sedang rawat di rumah sakit Umum RSUD Kabupaten Paniai di Madi dipulangkan dengan kondis yang paksakan Oleh Pihak Aparat Gabungan TNI POLRI. Pada Minggu 26/ Mei /2024. Jam.07:23.WIT. Pagi.
Seluruh pasien yang dipulang dengan kondisi yang sakit akibat kepaksaan oleh TNI-POLRI, Semua pasien dengan kondisi yang paksa cari Rumah Sakit Ke Deiyai, Dogiyai & Nabire. Dan sementara ini di areal rumah sakit Umum RSUD Kabupaten Paniai dikuasai oleh pihak Aparat Gabungan TNI-POLRI.”
Kami juga menemukan unggahan dengan narasi serupa di platform X oleh akun “@Decho23574714”. Dalam unggahannya, akun tersebut mengeklaim bahwa aparat TNI mengusir paksa pasien dan menutup RSUD Madi, Kabupaten Paniai lalu menjadikan RSUD tersebut sebagai markas untuk menghadapi OPM.
Cuitan tersebut berbunyi:
“TNI JADIKAN RSUD PANIAI SEBAGAI MARKAS HADAPI TPNPB OPM
Pd hari Minggu 26 Mei 2024 jam, 07.23 WIT Tentara NasionalIndonesia (TNI) mengusir paksa para pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madi di Enarotali di kabupaten Paniai dan IGD saat ini telah ditutup oleh TNI dan POLRI.”
Sepanjang Minggu (26/5/2024) hingga Jumat (31/5/2024), atau selama lima hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 42 tanda suka, 15 komentar, dan telah 21 kali dibagikan.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa aparat gabungan TNI-Polri mengusir pasien dan menutup paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai tersebut?
Penelusuran Fakta
Untuk menelusuri klaim ini, kami memasukkan kata kunci “Aparat TNI-Polri Mengusir Pasien dan Menutup Paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai” ke mesin pencarian Google.
Hasil penelusuran mengarahkan kami ke situs resmi Divisi Humas Polri yang menampilkan klarifikasi dari Kapolres Paniai, AKBP Abdus Syukur Felani, terkait kabar yang menyebut bahwa aparat gabungan TNI-Polri mengusir pasien dan menutup paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai.
Dalam kesempatan itu, Felani menegaskan bahwa berita tersebut tidak benar dan meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya. Ia menjelaskan, kehadiran aparat TNI-Polri ke RSUD adalah dalam rangka pengamanan dan sama sekali tidak melakukan tindakan pengusiran pasien dan penutupan RSUD.
“Kami dari TNI-Polri mengamankan RSUD karena RSUD adalah obyek vital yang perlu diamankan agar memberikan rasa aman kepada masyarakat. Tidak benar adanya pengusiran pasien, justru kehadiran TNI-Polri untuk memberikan rasa aman baik kepada pasien maupun petugas kesehatan,” ujar Kapolres Paniai, Minggu (26/05/2024).
Terkait beredarnya foto yang memperlihatkan memperlihatkan pintu ruangan IGD yang nampak sedang dipalang oleh sebuah benda seperti kayu/bambu, ia menyebut penutupan tersebut adalah tindakan pencegahan yang merupakan inisiatif sendiri dari petugas RSUD dikarenakan kunci pintu tersebut mengalami kerusakan.
“Sebenarnya kita tutup itu karena untuk mengantisipasi alat-alat di dalam hilang, ini kan kuncinya rusak, dan yang dinas pagi tidak datang karena mereka takut. Kalau dibuka nanti alat-alat di dalam hilang. Pintu ini dibukanya keluar jadi ditutup dari luar,” kata petugas RSUD Paniai dikutip dari situs resmi Divisi Humas Polri.
Kami juga menemukan bantahan terkait klaim ini dari pihak TNI. Mengutip pemberitaan Antara, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cendrawasih Letkol Infanteri Candra Kurniawan menegaskan kabar yang menyebut aparat gabungan TNI dan Polri mengusir pasien dan menutup ruang IGD RSUD Madi di Paniai merupakan kabar bohong (hoaks).
Ia menambahkan, kehadiran kehadiran aparat gabungan TNI-Polri di RSUD Madi Paniai juga atas permintaan tim medis yang khawatir keselamatannya terancam oleh kelompok separatis OPM.
“Berita yang menyebar itu adalah hoax yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini, aparat TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai, karena ada pengaduan dari masyarakat gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,” kata Kapendam Cendrawasih saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu (27/5/2024).
Sebagai informasi, mengutip pemberitaan Antara, beberapa daerah di Kampung Madi, Kabupaten Paniai, sempat menjadi sasaran amuk OPM. Kelompok itu membakar beberapa bangunan sekolah dan belasan kios di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Selasa malam (21/5/2024).
Lebih lanjut, terkait beredarnya foto dan video dengan narasi pengusiran paksa pasien dan penutupan RSUD, pihak TNI menyebut foto tersebut sengaja disebarkan dengan narasi keliru. Terkait hal ini, TNI melalui Penerangan Kodam Cendrawasih, mengaku telah menghubungi langsung pihak rumah sakit dan mencari tahu kebenaran video dan foto-foto yang beredar di media sosial itu.
Terkait foto ruangan pintu IGD yang nampak sedang dipalang, menurut penjelasan pihak RSUD hal itu disebabkan kunci pintu rumah sakit rusak, sehingga pintu dipalang agar obat-obatan dan peralatan medis tidak hilang.
“Tenaga medis dan pihak RSUD Madi membantah berita hoaks itu. Bahkan, menegaskan bahwa pegawai RSUD menutup pintu dengan cara memalang, karena takut obat-obatan dan alat medis hilang. Sedangkan, pasien anak-anak dialihkan ke RS Deiyai, karena RSUD Madi tidak punya dokter spesialis anak,” kata Kapendam.
“Jadi, sekarang sudah jelas bahwa TNI tidak pernah mengusir pasien. Foto itu (yang beredar di media sosial) kejadian lama, sedangkan saat ini tidak seperti itu kondisinya. Jadi, semua itu hoaks yang sengaja dihembuskan oleh gerombolan OPM dan simpatisannya,” sambungnya.
Tirto juga menemukan klarifikasi resmi dari pemerintah melalui situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menyatakan kabar bahwa aparat gabungan TNI-Polri mengusir pasien dan menutup paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai adalah tidak benar (hoaks).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa aparat gabungan TNI-Polri mengusir pasien dan menutup paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai.
Kehadiran aparat gabungan TNI-Polri ke RSUD Madi di Kabupaten Maniai adalah dalam rangka pengamanan. Pihak TNI dan Polri secara resmi telah memastikan bahwa tidak ada tindakan pengusiran pasien dan penutupan paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa aparat gabungan TNI-Polri mengusir pasien dan menutup paksa RSUD Madi di Kabupaten Paniai bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Editor: Farida Susanty