Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Pembuatan Vaksin COVID-19 Membahayakan Populasi Hiu?

Menurut laporan WHO, ada lima kandidat vaksin yang menggunakan squalene hiu.

Benarkah Pembuatan Vaksin COVID-19 Membahayakan Populasi Hiu?
Header Periksa Fakta. tirto.id/Quita

tirto.id - Belakangan, hiu tengah menjadi sorotan internasional. Organisasi nirlaba Shark Allies baru-baru ini memperkirakan bahwa setengah juta hiu laut dalam akan dibutuhkan untuk mengekstrak cukup squalene, bahan yang digunakan dalam memproduksi vaksin COVID-19.

Organisasi nirlaba tersebut telah mengeluarkan petisi agar para pelaku pembuatan vaksin berhenti menggunakan hiu untuk pembuatan vaksin dan menggunakan alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Informasi ini juga ramai diperbincangkan di sejumlah kanal media sosial di Indonesia. Salah satu akun Instagram yang membahasnya adalah akun @news.statement (arsip) yang mengunggah ilustrasi hiu terdampar di pantai dengan deskripsi sebagai berikut:

Bagaimana Pendapatmu?

Hiu dibunuh untuk diambil squalene, minyak alami yang diproduksi pada hati hiu, di mana ini digunakan sebagai obat, termasuk obat flu saat ini.

Squalene digunakan sebagai adjuvan untuk meningkatkan efektivitas vaksin dengan menciptakan respons imun yang lebih kuat.

Beberapa pengembangan kandidat vaksin Covid-19 pun menggunakan bahan ini.

Jika salah satu dari vaksin digunakan di seluruh dunia, kelompok konservasionis Shark Allies mengungkapkan, sekitar 250.000 hiu disembelih untuk memberikan satu dosis bagi setiap orang.

Ini akan berlaku kelipatannya atau sekitar 500.000 hiu dibunuh, jika dua dosis diperlukan untuk mengimunisasi populasi.

Sumber : kompas.com

Unggahan ini mendapat Likes lebih dari 30 ribu orang sejak dibagikan pada 27 November lalu. Lantas, bagaimana kenyataannya? Benarkah pembuatan vaksin Corona akan membahayakan populasi hiu?

Periksa Fakta Hiu Untuk Vaksin Covid 19

Tangkapan Layar Hiu Untuk bahan vaksin Covid 19. foto/Instagram/News.Statement

Penelusuran Fakta

Tirto melakukan penelusuran terhadap kabar vaksin COVID-19 yang diproduksi dari squalene, minyak hati hiu. Setelah menelusuri situs Sharakallies.com, kami menemukan sebuah artikel dari The Telegraph berjudul "Half a Million Sharks Could be Killed for Covid-19 Vaccine, Conservationists Warn."

Artikel tersebut membahasliputan Olivia Rudgard dari The Telegraph pada 27 September 2020. Fokus utama artikel itu membahas peran penting hiu dalam pembuatan vaksin COVID-19.

Terlepas dari isu vaksin COVID-19, aktivis konservasi mengestimasi bahwa sebanyak tiga juta hiu dibunuh tiap tahunnya untuk memproduksi squalene. Para aktivis khawatir peningkatan kebutuhan akan minyak hati ikan hiu akan membahayakan spesies tersebut.

Mengutip Alodokter, Squalene merupakan senyawa organik yang dihasilkan melalui proses ekstraksi minyak ikan, terutama minyak hati ikan hiu. Squalene sering digunakan dalam produk kecantikan karena merupakan salah satu komponen yang membentuk minyak pada kulit. Selain produk kosmetik, squalene juga digunakan sebagai perantara dalam membuat obat-obatan, bahan pewarna organik, karet, bahan kimia, aromatik, dan pembuatan sutra.

Menurut Telegraph, squalene hiu saat ini digunakan sebagai bahan pembantu yang membuat vaksin lebih efektif dan menciptakan respons kekebalan tubuh yang lebih baik. Perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline, misalnya, menggunakan squalene sebagai bahan pembantu yang saat ini digunakan dalam vaksin flu. Pada bulan Mei GSK mengatakan akan memproduksi satu miliar dosis bahan pembantu ini untuk penggunaan potensial dalam vaksin Covid-19.

Telegraph lalu mengutip organisasi nirlaba Shark Allies yang berbasis di California. Shark Allies mengestimasi bahwa satu dosis vaksin COVID-19 yang mengandung squalene dan disuntikkan pada tiap orang akan membutuhkan sekitar 250.000 hiu, tergantung jumlah dosis yang digunakan. Maka, jika satu orang membutuhkan dua dosis vaksin, setengah juta hiu akan berada dalam bahaya.

Terkait squalene, hiu dan vaksin, klaim dari unggahan akun @news.statement sebagian mengandung informasi yang tepat, namun ada pula yang berpotensi menyesatkan. Hiu memang menghasilkan senyawa squalene yang biasanya, namun tidak selalu, digunakan dalam memproduksi vaksin. Perkiraan kelompok konservasi Shark Allies menunjukan sebanyak 500 ribu hiu akan berada dalam kondisi bahaya jika seluruh vaksin harus menggunakan squalene.

Informasi yang menyesatkan terkait klaim 500 ribu hiu pasti akan dibunuh. Shark Allies tidak membuat klaim demikian. Pernyataan organisasi tersebut adalah peringatan dan estimasi, seperti dinyatakankompas.com dalam artikelnya, yang menjadi rujukan akun Instagram @news.statement dalam unggahannya.

Kompas.com menyatakan, "Para ahli satwa liar memperingatkan bahwa sekitar setengah juta hiu kemungkinan dibunuh dalam upaya pembuatan vaksin COVID-19.”

Kemudian, terkait squalene, beberapa kandidat vaksin memang membutuhkan senyawa ini, tetapi seberapa banyak yang dibutuhkan juga tergantung pada vaksin mana yang berhasil melewati pengujian klinis.

Saat ini, ada 34 kandidat vaksin yang berada dalam evaluasi klinis dan 142 vaksin dalam evaluasi praklinis. Sementara menurut laporan WHO, ada lima kandidat vaksin yang menggunakan squalene hiu. Lima kandidat vaksin itu dibuat oleh GSK, Clover Biopharmaceuticals, Seqirus/University of Queensland/CSL, Medicago Inc. dan Farmacologós veterinarios SAC/Universidad Peruana Cayetana Heredia.

Organisasi Shark Allies juga menyampaikan bahwa mereka sama sekali tidak berusaha menghalangi atau memperlambat pengembangan vaksin COVID-19 atau perawatan lainnya yang diperlukan untuk melindungi manusia dari wabah penyakit. Mereka hanya meminta agar penggunaan squalene untuk kondisi yang non-kritis dapat dikurangi dan menggunakan alternatif yang bukan berasal dari hewan, seperti tumbuhan, jamur, dan bakteri.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, unggahan akun Instagram @news.statement bersifat salah Sebagian (partly false) karena pernyataan dari organisasi Shark Allies soal hiu yang akan terdampak dari pembuatan vaksin Covid-19 hanya bersifat estimasi.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara