Menuju konten utama

Benarkah Kawah Sileri Dieng Meletus & Penjalasan Lengkap PVMBG

Potensi ancaman bahaya berupa semburan material batuan dan lumpur di sekitar Kawah Sileri.

Benarkah Kawah Sileri Dieng Meletus & Penjalasan Lengkap PVMBG
Landscape dataran tinggi Dieng yang terletak diantara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Jawa Tengah. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Erupsi freatik terjadi di Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng dan menghasilkan lontaran material bebatuan serta lumpur setinggi 200 hingga 400 meter ke arah selatan, timur, dan barat pada Kamis (29/4/2021) pukul 18.25 WIB.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andiani mengatakan bahwa erupsi yang terjadi di Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, bersifat freatik karena adanya over pressure dan aktivitas permukaan

"Erupsi yang terjadi bersifat freatik, tidak didahului oleh kenaikkan gempa-gempa vulkanik yang signifikan, menandakan tidak adanya suplai magma kepermukaan. Erupsi yang terjadi pada 29 April 2021 lebih diakibatkan oleh over pressure dan aktivitas permukaan," ujarnya melansir keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto.

Andiani juga mengatakan, erupsi freatik yang terjadi di Kawah Sileri hanya berlangsung singkat, tidak diikuti oleh kenaikan kegempaan dan perubahan visual yang mengarah pada rangkaian erupsi yang lebih besar.

Meski begitu Andiani juga mengatakan bahwa mengingat sifat dan karakter erupsi Gunung Dieng, saat ini potensi erupsi freatik masih bisa terjadi dengan tidak didahului oleh peningkatan aktivitas visual atau pun kegempaan.

"Potensi ancaman bahaya berupa semburan material batuan dan lumpur di sekitar kawah," ujarnya.

Sementara itu berdasarkan hasil pemantauan PVMBG selama periode 1 Januari hingga 29 April 2021 Gunung Dieng terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap Kawah Sileri berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 1-70 meter dari atas dasar kawah.

Lantas, ada 29 April 2021 pukul 18:25 WIB terjadi erupsi freatik menghasilkan lontaran material 400 meter ke arah selatan (material batuan 200 meter dan lumpur 400 meter) ke arah timur (material batuan 200 meter dan lumpur 300 meter), ke arah barat 200 m berupa lumpur.

Tinggi lontaran lumpur tidak teramati karena terjadi malam hari. Sedangkan jumlah dan jenis gempa yang terekam selama Januari hingga 29 April 2021, terdiri dari 30 kali gempa Tornillo, 147 kali gempa Tektonik Lokal, 2 kali gempa Terasa, 31 kali gempa Tektonik Jauh dan 48 kali gempa Vulkanik Dalam.

Pada 29 April 2021 terekam 1 kali Gempa letusan pada pukul 18.25 WIB dengan amplitudo maksimum 42,7 mm dan lama gempa 108,15 detik. Andiani juga menjelaskan bahwa sebaran material erupsi 29 April 2021 masih pada radius kawasan rawan.

Meski begitu pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak memasuki area kawah Sileri dengan radius 500 meter dari bibir kawah Sileri serta tidak beraktivitas di sekitar Kawah Timbang untuk menghindari ancaman gas-gas vulkanik

konsentrasi tinggi yang dapat membahayakan jiwa. Tingkat aktivitas Gunung Dieng saat ini masih berada pada level I (normal).

Baca juga artikel terkait GUNUNG DIENG atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH