tirto.id - Beredar kabar di media sosial soal penggunaan ibuprofen sebagai obat COVID-19. Obat itu diklaim dapat membuat hidup virus SARS-CoV-2 atau corona lebih lama dalam tubuh. Narasi tersebut, salah satunya, disebarkan oleh akun Facebook Yani (arsip) pada 22 Maret 2020. Unggahan Yani setidaknya telah dibagikan sebanyak 173 kali. Yani menuliskan:
Info penting
Info tambahan, dari WHO.
Jika ada gejala sakit terkena
- Batuk
- Pilek
- Panas tinggi
“ jangan “minum obat yg mengandung “ ibuprofen” Ini akan menambah hidup virus corona convid 19
Pertolongan pertama yang dilakukan adalah Minum obat flu n demam yg mengandung “ paracetamol”
Di Indonesia obat2 tersebut terdapat pada obat sbb:
- Panadol
- Paramex
- Neozep
Berikut beberapa obat2 yg mengandung ibuprofen:
- Proris
- Advil
- Motrin
- Nuprin
- Brufen
- Intrafen
- Neo rheumacyl
- Oskadon SP
- Bodrex Extra
Hati hati minum obat ya 🙏🙏🙏
Stay safe n stay healthy semuanya 🙂
Butuh Penelitian Lebih Lanjut
Benarkah ibuprofen berbahaya jika digunakan dalam konteks perawatan COVID-19? Keraguan terhadap obat itu pertama kali dikemukakan Profesor Farmakologi Universitas Toulouse Jean-Louis Montastruc.
Pada 14 Maret, ia menuliskan di akun Twitter pribadinya bahwa, "Dalam periode Coronavirus ini, penting mengingat risiko komplikasi oleh NSAID (Obat antiinflamasi nonsteroid) jika terjadi demam atau infeksi." Sebagai catatan, ibuprofen masuk dalam golongan obat NSAID. Dalam unggahan itu, Montastruc melampirkan penelitian yang melatar belakangi anjurannya.
Dans cette période de coronavirus, il faut rappeler le risque de complications des Ains en cas de fièvre ou infection @RESEAUCHU @ansm @acadmed @CNPM_fr @CHUdeToulouse @Reseau_CRPV pic.twitter.com/Wv5gMOmOoa
— JL Montastruc (@Montastrucjl) March 13, 2020