tirto.id -
Pada tahap awal kecenderungan founder startup lebih fokus pada aspek teknis dibandingkan dengan aspek manajerial, administrasi, dan keuangan.
"Oleh karena itu, platform GSI akan mendorong financial literacy for startup, sehingga arah dan pengembangan bisnis startup sudah dirancang sejak awal," ujar Triawan.
Startup menurutnya perlu ditingkatkan kapasitasnya (scale up) karena dapat berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia dan menjadi solusi dari masalah sosial masyarakat. Ia mencontohkan Go-jek yang dapat memberikan solusi transportasi, dan penyerapan tenaga kerja.
"Luar biasa dari gagasan, melahirkan perusahaan-perusahaan untuk menjawab social problem dan menjadi social solution, juga punya value ekonomi. Kami ingin startup Indonesia tumbuh, dan dapat dapat menjadi startup unicorn," ujarnya.
Startup unicorn Indonesia, contohnya Go-jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Namun, ia melanjutkan bahwa ada tantangan untuk membesarkan startup menjadi unicorn dengan modal yang kuat di pasar modal.
"Supaya mereka punya wawasan, peluang-peluang baru memiliki modal dengan melantai di bursa, ini enggak mudah. Maka, mereka akan didik dulu dengan program-program yang ada dari pihak BEI dan Bekraf dan beberapa pihak yang berkompeten," ujarnya.
Bekraf melalui platform GSI akan melakukan roadshow ke beberapa kota besar di tanah air, yaitu Medan, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Makassar, Bandung, dan Jakarta, untuk memberikan mentoring dan kompetisi pitching di kalangan komunitas startup.
Pemenangnya berkesempatan untuk mengikuti program inkubator dan mentoring pada Supercamp, untuk mempersiapkan para finalis dari masing-masing kota untuk menghadapi final kompetisi pitching yang akan dilaksanakan pada Indonesian Capital Day di Surabaya.
Pemenang kompetisi GSI juga nantinya berkesempatan mengikut program inkubator lebih lanjut dan terhubung dengan komunitas startup dan investor global dengan mengikuti kompetisi pitching di level global.
Dengan begitu, diharapkan dapat membentuk suatu ekosistem yang kondusif dan lengkap bagi startup.
"Startup yang gabung salam platform GSI harus melalui kompetisi yang diadakan di beberapa kota itu. Kami akan betul-betul seleksi yang bagus-bagus. Kami enggak mau yang kami lakukan ini membuka akses di pasar bursa) hanya sekedar melakukan saja, harus ada potensi-potensi yang ada, dari startup," ujarnya.
Bekraf dan BEI juga mengembangkan website GSI, sebagai "one stop services for startup" yang akan memfasilitasi kebutuhan startup dari hulu ke dalam proses pengembangan startup.
"Melalui website ini, para startup dapat berkesempatan terhubung dalam ekosistem startup Indonesia," ujarnya.
Dalam website platform GSI, terdapat update berita, acara, pelatihan, dan kesempatan kerja bagi startup, terdapat juga forum diskusi yang bisa diakses oleh startup, komunitas, mentor, dan investor.
Kemudian, ia mengatakan bahwa startup dari inkubator dapat mulai melantai di bursa estimasinya setahun ke depan.
"Mungkin bisa setahun lagi, tahun depan. Dengan regulasi yang baru dari OJK bisa. Semoga dengan mulai melantai di bursa, investor lokal banyak yang masuk. Kami ingin investor dalam negeri ikut serta," ujarnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo