Menuju konten utama

BBWS Sebut Banjir di Jakarta Karena Normalisasi Sungai Belum Tuntas

Berdasar data BBWS Ciliwung-Cisadane, baru 16 km aliran sungai Ciliwung di Jakarta yang mengalami normalisasi. Seharusnya, target normalisasi mencakup 33 km aliran sungai itu.

BBWS Sebut Banjir di Jakarta Karena Normalisasi Sungai Belum Tuntas
Suasana Sungai Ciliwung yang meluap dan merendam pemukiman di Kampung Pulo, Jakarta, Selasa (6/2/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane menilai salah satu pemicu banjir yang melanda sebagian wilayah DKI Jakarta pada awal pekan ini adalah belum selesainya normalisasi aliran sungai di ibu kota, termasuk Sungai Ciliwung.

Kepala BBWS Ciliwung-Cisadane Jarot Widyoko mencatat wilayah yang terdampak banjir di DKI Jakarta merupakan daerah di sekitar kawasan sungai yang belum dinormalisasi.

"Lokasi banjir yang terjadi (di Jakarta) kebanyakan daerah yang belum dinormalisasi," kata Jarot pada konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, pada Selasa (6/2/3018) seperti dikutip Antara.

Jarot mencontohkan, dari 33 kilometer jalur aliran Sungai Ciliwung yang menjadi target normalisasi, baru 16 kilometer yang telah mengalamai normalisasi. "Kendala normalisasi Ciliwung adalah pembebasan lahan," kata dia.

Dia menjelaskan banjir di sejumlah wilayah di Jakarta, sejak Senin (5/2/2018) sampai Selasa (6/5/2018), terjadi akibat intensitas hujan tinggi sehingga Sungai Ciliwung meluap. Sebagian limpahan air yang mendatangi Jakarta itu berasal dari kawasan Puncak, Bogor.

Jarot menambahkan kondisi itu diperparah dengan nasib pengerjaan proyek pembuatan sodetan Banjir Kanal Timur (BKT) yang baru tuntas 50 persen.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan saat ini wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi memasuki puncak musim hujan dan diperkirakan akan berlangsung hingga sepekan ke depan. Karena itu, kewaspadaan terhadap banjir tetap penting untuk beberapa hari ke depan.

Penjelasan BMKG Soal Sebab Curah Hujan Tinggi di Bogor

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan curah hujan di wilayah Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dalam dua hari terakhir termasuk kategori ekstrem. Curah hujan di Puncak Bogor pada Senin kemarin tercatat mencapai 152 milimeter. Sebagai catatan, curah hujan memiliki intensitas tinggi jika mencapai 150 milimeter per hari.

"Hari ini (6/2/2018) tercatat (curah hujan) 164 milimeter," kata Dwikorita dalam video konferensi yang dilaksanakan di Kantor BMKG di Jakarta pada hari ini.

Dwikorita menjelaskan curah hujan tinggi mengguyur kawasan Puncak Bogor karena ada pertemuan angin dan perlambatan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) dominan di sekitar wilayah Bogor pada malam dan dini hari. Selain itu, juga terdeteksi terjadi angin kencang di sekitar wilayah Puncak.

BMKG juga memperkirakan potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan berlangsung hingga Maret 2018.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom