tirto.id - Banjir merendam sejumlah kawasan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, sejak Senin kemarin hingga Selasa, 19 Januari 2021.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir di Pekalongan itu menyebabkan sekitar 6.619 warga terdampak dan ribuan rumah terendam.
"Kebutuhan mendesak bagi warga yang terdampak saat ini adalah logistik dan kebutuhan pangan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam siaran resmi BNPB pada Selasa malam.
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan yang disampaikan kepada BNPB menunjukkan ketinggian muka air banjir mencapai 5-80 cm. Banjir melanda wilayah empat kecamatan di Pekalongan, yakni Kecamatan Tirto, Kecamatan Sragi, Kecamatan Siwalan, dan Kecamatan Kedungwuni.
"Kerugian materil tercatat kurang lebih 2.075 unit rumah warga terendam," ujar Raditya.
Ribuan rumah yang terendam itu terdiri atas 717 unit di Kecamatan Tirto, 495 unit di Kecamatan Sragi, 894 unit di Kecamatan Siwalan, dan 5 unit di Kecamatan Kedungwuni.
Raditya menambahkan, BPBD Kabupaten Pekalongan melaporkan banjir mulai berangsur surut di hari ini. Sementara BMKG memperkirakan, wilayah Kabupaten Pekalangon, berpotensi mengalami hujan ringan sampai sedang hingga tiga hari ke depan.
"BNPB menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga menghadapi musim hujan yang akan terjadi sejumlah wilayah hingga akhir Februari 2021," terang Raditya.
Sementara mengutip pemberitaan Antara, selain melanda wilayah Kabupaten Pekalongan, banjir di awal pekan ini juga merendam sejumlah kawasan di Kota Pekalongan.
Kepala BPBD Kota Pekalongan, Saminta, mengatakan sejumlah kelurahan di tiga kecamatan Kota Pekalongan terendam setelah terjadi hujan deras sejak Senin hingga Selasa siang, hari ini.
Menurut Saminta, 14 kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara, Kecamatan Pekalongan Timur, dan Kecamatan Pekalongan Barat, hari ini tergenang banjir. Sebagian kelurahan itu ialah Kauman, Sampangan, Krapyak, Degayu, Pasirsari, Kandang Panjang, dan Panjang Wetan.
"Ketinggian air rata-rata mencapai 60 sentimeter. Banjir yang melanda Kota Pekalongan itu selain karena curah hujan yang cukup tinggi juga akibat limpasan air sungai," kata dia.
Para warga terdampak banjir di Kota Pekalongan itu sementara ini mengungsi di Gedung Olahraga Sampangan, kantor PMI, gedung Yayasan Satya Wiguna, dan gedung Yayasan Gotong Royong.
Dia mengatakan para pengungsi yang berada di sejumlah lokasi sudah mendapat bantuan, seperti obat-obatan, susu, air mineral, mi instan, dan dapur umum. Saminta mengatakan dapur umum sudah didirikan di Kelurahan Krapyak dan Degayu.
Sedangkan Wakil Walikota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid menyatakan setidaknya ada 3000 KK yang terdampak banjir di daerahnya. Mereka terdampak banjir yang merendam wilayah Kelurahan Sampangan, Krapyak, Pesindon, Klego, Bugisan, Panjang Wetan, dan lain sebagainya. Menurut dia, 500 warga di antaranya harus mengungsi.
"Akibat hujan cukup tinggi semalaman, beberapa wilayah terdampak banjir di Kota Pekalongan, di antaranya yang kami tinjau hari ini di Sampangan," kata Afzan di siaran pers Pemkot Pekalongan.
"Di wilayah ini, banyak pengungsi ibu-ibu dan anak-anak dan kondisi air di sini juga belum surut ditambah hujan belum reda," ujar dia pada Selasa siang.
Editor: Agung DH