tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dalam beberapa hari terakhir banjir menyebar di sejumlah titik hampir di seluruh provinsi di Kalimantan.
Terdapat ribuan kepala keluarga yang terdampak, di antaranya harus mengungsi karena banjir berhari-hari.
“Banjir masih merendam Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, hingga siang tadi, Kamis (18/11/2021). Kondisi ini diperburuk dengan cuaca hujan dengan intensitas sedang siang tadi,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/11/2021).
Muhari mengungkapkan berdasarkan data yang dihimpun BPBD Kabupaten Kapuas hingga saat ini tercatat 2.670 KK atau 8.112 jiwa terdampak, sedangkan kerugian material mencakup infrastruktur terdampak rumah 1.455 unit, fasilitas pendidikan 30 unit, fasilitas kesehatan 7 unit, tempat ibadah 29 unit, fasilitas umum 25 unit serta akses jalan 43 titik yang masih terendam.
Terdata terdapat 17 desa yang tersebar di Kecamatan Mandau Talawang; Kapuas Hulu; Pasak Talawang; Kapuas Tengah; Mantangai; dan Timpah terdampak banjir sejak Jumat lalu (5/11/2021) lalu.
Di Kalimantan Selatan banjir terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dalam keterangannya Muhari mengatakan banjir dilaporkan merendam 8 kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sejak Senin (15/11/2021). Pada Kamis (18/11/2021) genangan air sudah mulai surut.
“Setidaknya 2.528 KK atau 6.908 jiwa terdampak. 505 warga di antaranya sempat mengungsi ke rumah kerabat. Selain korban jiwa, banjir juga menyebabkan kerugian materil berupa kurang lebih 2.470 unit rumah terdampak, 44 unit fasdik terdampak, kurang lebih 223.8 Ha lahan terendam, 4 jembatan rusak berat, 2 titik jalan tertutup longsor, dan 1 titik jalan rusak,” kata Muhari.
Sebelumnya BNPB juga melaporkan banjir terjadi di Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau di Kalimantan Barat. Banjir terjadi selama beberapa pekan sejak akhir Oktober 2021, fasilitas umum dan rumah warga terendam. Terdapat ribuan warga terdampak.
Presiden Joko Widodo mengatakan banjir yang terjadi di Kalimantan Barat dikarenakan adanya kerusakan bentang alam yang diduga menjadi faktor berkurangnya daya dukung dan daya tampung lingkungan hingga kemudian memicu banjir besar.
Presiden mengatakan bahwa segala aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan dan bentang alam yang ada di daerah itu harus dihentikan. Sebab, Presiden meyakini bahwa masalah utama penyebab bencana banjir di Kalimantan Barat bermula dari situ.
"Itu karena kerusakan daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun. Ya itu yang harus kita hentikan karena masalahnya ada di situ," ujar Jokowi, Selasa (16/11/2021).
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari