tirto.id - “Di negara kami tak ada gunung api.”
Chow, pemuda asal Pulau Penang, Malaysia, menjawab lugas alasannya berpelesir ke kota-kota di Indonesia seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Chow, adalah satu dari sejutaan orang Malaysia yang setiap tahun melancong ke Indonesia, termasuk ke Bandung.
Daya tarik Bandung sebagai destinasi para pelancong Malaysia setidaknya sudah jadi tren kurang dari 10 tahun terakhir. Penyedia informasi perjalanan wego.com pada 2013 sempat melakukan survei. Berdasarkan perilaku 100.000 traveler yang menggunakan wego.com.my, Bandung jadi tujuan paling favorit pelancong Malaysia di Indonesia
Sebagai kota tujuan pelancong mancanegara, Bandung memang sudah punya modal. Ada Pasar Baru Trade Center yang disebut-sebut sebagai Tanah Abang-nya Bandung. Kota ini juga punya Kampung Gajah Wonderland, Trans Studio Bandung, sarana taman-taman tematik yang beragam.
Wisata alam gunung api seperti Kawah Putih, Tangkuban Parahu, Situ Patengan, Taman Hutan Raya Juanda, jadi daya tarik yang tak tersedia di Malaysia. Pusat belanja dan kuliner Jalan Braga, Floating Market, Dusun Bambu, Sari Ater, pusat belanja di factory outlet (FO), pusat sepatu Cibaduyut, kuliner di Jalan Riau, lokasi berfoto di Alun-Alun, dan Bus Bandros yang belum lama ini beroperasi menyuguhkan wisata yang sangat variatif di kota “Paris Van Java” ini.
Mengapa Bandung jadi tujuan favorit pelancong Malaysia?
Pemantik Bandung
Geliat wisatawan negeri jiran Malaysia maupun Singapura ke Bandung tak terlepas dari peran maskapai penerbangan berbiaya murah (low-cost carrier/LCC) seperti AirAsia yang membuka penerbangan langsung dari dan menuju Bandung ke kota-kota di Malaysia. Penerbangan Bandung-Kuala Lumpur sudah dibuka sejak 2007, yang disusul penerbangan Bandung-Singapura dan sebaliknya pada April 2009.
Kemudian Airbus A-320 AirAsia untuk kali pertama terbang perdana dari Bandara Husein Sastranegara ke Kuala Lumpur 2 Juni 2011, dan April tahun berikutnya untuk rute Bandung-Penang dibuka. Setidaknya ada empat penerbangan Bandung-Malaysia dan dua penerbangan Bandung-Singapura yang beroperasi setiap harinya. Waktu tempuh pun relatif singkat, hanya 2 jam saja.
Salah satu tujuan para pelancong Mayasia adalah Pasar Baru Trade Center. Lokasi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang mencari produk fashion, mulai kain, pakaian muslim, mukena yang tersedia di lantai 4-5 Pasar Baru. Lokasi pasar yang tak jauh dari Bandara Husen Sastranegara membuat Pasar Baru bernilai strategis, sebagai etalase produk hasil produksi fesyen Bandung, sekaligus pusat industri dan produk tekstil dan fashion.
“Salah satu yang menarik wisatawan Malaysia adalah kreativitas anak-anak Bandung di bidang fashion seperti distro, FO. Desain yang tidak ketinggalan, inovasi model, produk yang kompetitif dibandingkan Malaysia, harganya bisa lebih murah 20 persen,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat yang merupakan warga Bandung, kepada tirto.id, Selasa (8/11/2016).
Wisatawan Malaysia ke Bandung tentu tak hanya untuk fashion yang murah dan berkualitas. Bandung memiliki kelebihan sebagai kota yang berada di ketinggian 791-1.050 meter dpl. Suhu udara relatif lebih sejuk dibandingkan Kuala Lumpur, Malaysia. Berdasarkan id.climate-data.org, suhu udara di Bandung rata-rata 23,3 °C, sedangkan di Kuala Lumpur bisa mencapai 27,1 °C.
“Temperatur di Bandung menarik bagi turis Malaysia, saat para suami main golf, istri-istri belanja, sambil berburu kuliner,” terang Ade.
Selain suhu yang relatif bersahabat bagi para pelancong, Bandung juga dikelilingi oleh barisan gunung api, seperti Tangkuban Perahu di sisi utara dan Kawah Putih di Bandung Selatan. Ini tentunya mengingatkan alasan Chow dari Penang, sebuah hasrat melancong ke Indonesia untuk mendambakan melihat gugusan gunung api, dan Bandung mampu memenuhi keinginan itu, sesuatu yang tak ada di negaranya.
Pada 2015, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengklaim Bandung terpilih jadi tempat wisata keempat di Asia yang menjadi pilihan wisatawan mancanegara setelah Bangkok, Seoul, dan Mumbay.
Dari tahun ke tahun Bandung makin terbuka sebagai tujuan wisata sehingga tak mengherankan kunjungan wisatawan ke Jawa Barat, terutama Bandung, terus meningkat. Sebagai gambaran, pada 2011 setelah rute-rute penerbangan langsung dibuka, berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jawa Barat, tercatat jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Jawa Barat mencapai 96.978 kunjungan. Setahun berikutnya naik jadi 109.205 kunjungan. Pada 2013 naik lagi menjadi 113.786 kunjungan.
Jumlah kunjungan wisatawan dari Malaysia ke Bandung hampir mencapai 10 persen total kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia pada tahun yang sama yang mencapai 1,43 juta kunjungan. Tahun ini, selama Januari-September, sudah ada 1,006 juta kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia.
Kendati demikian, tingkat kunjungan turis Malaysia ke Jawa Barat setiap bulan berfluktuasi. Pada Februari 2016, misalnya, hanya ada 5.758 kunjungan wisatawan Malaysia, sedangkan pada Maret melonjak 100 persen lebih menjadi 13.653 kunjungan. Setelah itu, ada tren penurunan jumlah kunjungan hingga titik terendah mencapai 4.920 kunjungan pada Juni 2016. Ini berkaitan dengan momen puasa dan lebaran.
Pada bulan-bulan berikutnya ada pemulihan kunjungan wisatawan Malaysia ke Jawa Barat, mencapai 8.218 kunjungan pada Agustus 2016. Namun, angka itu masih di bawah rata-rata kunjungan pada 2012 yang cukup tinggi hingga mencapai 9.200 kunjungan per bulan.
"Saya dengar jumlah kunjungan wisatawan Malaysia ke Bandung sekarang menurun. Kita harus segera antisipasi dengan melakukan inovasi dan terobosan," kata Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, dikutip dari Antara Juli lalu.
Meski angka kunjungan wisatawan bisa dikatakan stabil, tetapi Bandung harus tetap berbenah. Hal ini dikarenakan mulai muncul sejumlah keluhan dari pada pengunjung. Misalnya pada akhir 2015 lalu, saat sejumlah biro perjalanan wisata Malaysia mengeluhkan mahalnya harga tiket masuk bagi wisatawan mancanegara ke kawasan Gunung Tangkuban Perahu. Selain itu, fasilitas wisata seperti transportasi ontang-anting di Gunung Kawah Putih dinilai kurang laik, dan masalah kebersihan di lokasi wisata.
"Biro perjalanan Malaysia itu mengeluhkan harga tiket masuk ke Gunung Tangkuban Perahu yang terlalu mahal," kata anggota BPPD Jawa Barat Maktal Hidayat dikutip Antara.
Jawa Barat punya dua anugerah julukan kota yang mendunia, Bandung dengan “Paris Van Java” dan Garut yang melekat sebagai “Switzerland van Java”. Bandung juga telah berhasil menyedot perhatian wisatawan tak hanya Malaysia, juga Singapura. Namun, apakah warga dan pemerintah Bandung bisa mempertahankan wisatawan Malaysia tetap memilih Bandung sebagai tujuan wisata favoritnya?
Penulis: Suhendra
Editor: Zen RS