Menuju konten utama

Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Kalahkan Jakarta dan Surabaya

Pemkot Bandung sedang membangun jalan layang di beberapa titik untuk mengurai kemacetan.

Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Kalahkan Jakarta dan Surabaya
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

tirto.id - Kota Bandung menjadi kota termacet se-Indonesia atau peringkat ke-14 termacet se-Asia berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB). Kemacetan di Bandung disebut lebih parah dari Jakarta yang berada di peringkat ke-17 dan Surabaya peringkat ke-20. Hal itu berdasarkan penelitian ADB terhadap 278 kota dari 45 Negara.

Menangapi itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berdalih tambahan 1,2 juta warga luar kota yang beraktivitas pada siang hari merupakan penyebab Kota Bandung menjadi kota termacet se-Indonesia.

"Jadi Bandung saat ini penduduknya 3,7 juta jiwa siang hari, kalau malam hari 2,5 juta jiwa, ada 1,2 juta penduduk luar Kota Bandung yang melakukan aktivitas di Kota Bandung, sehingga kemacetan menjadi satu hal yang akan terjadi," kata Yana di Balai Kota Bandung, Senin (7/10/2019).

Yana mengakui Pemerintah Kota Bandung cukup kesulitan dalam upaya pelebaran jalan. Maka untuk mengatasi kemacetan, kata dia, pemkot melakukan beberapa rekayasa lalu lintas (Lalin).

Namun menurut Yana, Bandung punya banyak persimpangan jalan yang jaraknya cukup pendek. Hal itu membuat kemacetan mudah terjadi akibat padatnya jumlah kendaraan yang berada di jalan.

Selain itu, lanjut Yana, opsi untuk memberlakukan rekayasa ganjil genap bagi kendaraan tidak cocok diterapkan di Kota Bandung. Ia beralasan ganjil genap idealnya diterapkan di koridor jalan yang jaraknya panjang.

"Misalkan kita lakukan ganjil genap di Jalan Asia Afrika, tapi itu sekadar koridor pendek, itu pasti akan menyebabkan kemacetan di kawasan lain," katanya.

Yana menambahkan, kemacetan juga terjadi lantaran jumlag penduduk Bandung sudah melebihi kapasitas. Ia menyebut Kota Bandung hanya didesain untuk 500 ribu penduduk.

"Jadi memang dengan jumlah penduduk saat ini dan 1,2 juta tambahan masyarakat, jadi cukup sulit [mencegah kemacetan]," ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengatakan Pemkot Bandung sedang membangun jalan layang guna mengurai kemacetan. "Karena jika kita tidak mendorong rekayasa lalin dan sejumlah solusi itu, tentu kemacetan akan terus terjadi," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KEMACETAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Rio Apinino