tirto.id - Menyambut skenario kelaziman baru atau keadaan new normal yang akan diimplementasikan beberapa waktu ke depan, orang tua atau pengasuh harus waspada mengenai keadaan anak-anaknya.
Standar dan protokol kesehatan yang diregulasikan ahli kesehatan untuk mencegah tansmisi COVID-19 mesti diperhatikan.
Di antaranya adalah dengan melakukan physical distancing, mencuci tangan teratur, dan mengenakan masker ketika berada di luar rumah.
Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang ditularkan dari droplet mulut karena batuk atau bersin dari orang yang membawa virus corona ini.
Kesadaran terhadap protokol kesehatan tampaknya mudah dipahami orang dewasa. Lalu, bagaimana dengan anak-anak?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) meminta orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anak mengenai standar kesehatan selama pandemi, termasuk mengajak mengenakan masker pada anak dengan usia di atas dua tahun.
Namun, bagi anak usia di bawah dua tahun tidak seharusnya memakai masker.
"Tidak boleh karena bahaya risiko kesulitan bernafas," kata dr. Mike Cappello, dokter anak di Advocate Children's Hospital Park Ridge, sebagaimana dilansir dari laman WGN 9.
Tidak hanya itu, sering kali juga pada anak-anak, ketika mengenakan masker, ada dorongan untuk terus menyentuh bagian depan masker tersebut karena merasa tidak nyaman.
Jika demikian, tangan yang biasanya menyentuh banyak hal, kini malah terkena bagian depan wajah, yang tidak mustahil berpotensi mengandung virus.
Dilansir dari laman Nationwide Childrens, terdapat beberapa alasan lain kenapa anak usia di bawah dua tahun tidak direkomendasikan mengenakan masker.
Pertama, saluran pernafasan pada bayi dan balita ukurannya lebih kecil dari orang dewasa, karenanya, bernafas dengan masker akan menyulitkan mereka.
Kedua, mengenakan masker pada balita bukannya mencegah bahaya, malahan meningkatkan kemungkinan bahaya yang lain, yaitu risiko kematian karena kesulitan bernafas.
Jikalau maskernya cocok untuk wajah anak dan pas dikenakan, ia pun akan kesulitan bernafas. Tetapi, jika maskernya dilonggarkan, maka tidak banyak gunanya untuk mencegah COVID-19.
Ketiga, jika anak merasa kesulitan bernapas, ia tidak bisa atau sukar melepaskan masker itu sendiri, serta membutuhkan bantuan orang lain.
Padahal, orang tua atau pengasuh tentu tidak dapat mengawasi keadaan anaknya sepanjang waktu.
Kalau balita ini berada di luar dan meminta bantuan anak lainnya, maka tangan orang yang akan membukakan maskernya belum tentu bebas dari virus, dan malah membahayakan balita ini.
Mengingat bahaya dan konsekuensi negatifnya, CDC melarang dengan tegas orang tua untuk memakaikan masker kepada balita usia di bawah dua tahun.
Tidak hanya anak kecil, bagi orang yang memiliki riwayat sakit pernapasan dan kesulitan bernapas juga tidak disarankan mengenakan masker.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno