Menuju konten utama

Bali International Airshow 2024 Jadi Wadah Kerja Sama Aviasi

Berbagai pesawat dari beragam pabrikan dalam maupun luar negeri ikut serta dalam kegiatan Bali International Air Show 2024.

Bali International Airshow 2024 Jadi Wadah Kerja Sama Aviasi
Konferensi Pers Pra-Acara Bali International Airshow diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (17/09/2024). tirto.id/Sandra Gisela

tirto.id - Pelaksanaan Bali International Airshow (BIAS) yang akan digelar pada tanggal 18 September mendatang akan menjadi wadah kerja sama antara pemangku kepentingan penerbangan nasional dan internasional, baik sipil maupun militer. Acara yang dihelat di South Apron Bandara Ngurah Rai, Bali ini diperkirakan akan menggaet 6.000 orang pengunjung dari 48 negara yang berbeda.

“Ada berbagai perusahaan penerbangan ternama yang dihadirkan di Bali International Airshow, mulai dari Airbus, Bell Helicoptes, Boeing, Brahmos, Dassault Aviation, Embraer, Garuda Group, Lion Air, PT Dirgantara Indonesia, Textron Aviation, hingga Thales,” ucap Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi, ketika konferensi pers di BNDCC, Bali, Selasa (17/09/2024).

Jodi turut mengemukakan bahwa ada dua negara yang akan mengirimkan pesawat mereka untuk dipertunjukkan di BIAS, yakni Australia dan Jerman. Pengiriman pesawat ini merupakan bagian dari kerja sama antara Indonesia dengan berbagai negara, sekaligus ambisi untuk menjadi pemain yang signifikan di wilayah Asia-Pasifik.

“Australia dan Jerman mendatangkan pesawat tempur mereka. Australia mengirimkan dua dari koleksi jet tempur F35-nya, sementara Jerman akan mengirimkan pesawat angkut Airbus A400M,” tuturnya.

Asisten Potensi Dirgantara TNI Angkatan Udara (Aspotdirga) Kasau, Marsekal Muda Andi Wijaya, tidak menutup kemungkinan pemeirntah akan melakukan pengadaan alutsista baru dari pameran kedirgantaraan internasional ini. Pengalaman serupa telah Indonesia alami sewaktu menghadiri helat serupa di luar negeri, yakni terkait pembelian puluhan unit jet tempur Rafale yang menjadi andalan negara-negara anggota NATO.

“Dari air show, muncul ide-ide atau pembanding-pembanding untuk membeli alutsista baru, jadi tidak menutup kemungkinan. Seperti yang lalu, pembelian Rafale itu dari air show. Kami datang, tertarik, lalu dibandingkan,” beber Andi.

Meskipun demikian, Andi turut menyatakan bahwa ada pemangku kepentingan dan mekanisme tersendiri untuk pembelian alutsista. Dalam pameran kedirgantaraan ini, TNI AU hanya berperan mendukung dengan menghadirkan Jupiter Aerobatic Team.

“Di sini bukan proses bisnis TNI untuk membeli pesawat. Jadi, TNI AU hanya mendukung Bali Airshow,” ujarnya.

CEO PT Inaro Tujuh Belas, Andy Wismarsyah, turut mengafirmasi bahwa BIAS bukan ajang jual beli pesawat. Ajang pameran ini ditujukan sebagai wadah bertukar ide atau teknologi kedirgantaraan di antara berbagai pemangku kepentingan industri penerbangan.

“Ini tempat berkumpul, berbagi ide tentang teknologi baru dunia aviasi. Ini tempat pegiat aviasi seluruh Indonesia dan juga negara bisa berkumpul dan membuat proses bisnis. Kalau tidak ada pembelian, tanda tangan perjanjian saja. Jika tiba-tiba ada pembelian setelah itu, tidak masalah,” ungkap Andy.

Bali International Airshow sendiri diselenggarakan hingga tanggal 21 September 2024 mendatang. Selama penyelenggaraannya, akan terjadi berbagai proses bisnis seperti penandatanganan perjanjian kerja sama (cooperation agreement) dan surat pernyataan minat untuk pembelian (letter of intent for purchase).

Baca juga artikel terkait BALI atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Andrian Pratama Taher