Menuju konten utama

Balas Ocehan Trump, Cina dan Iran Pamer Senjata

Cina dan Iran kompak memamerkan kekuatan senjata mereka untuk menantang Presiden AS Donald Trump. Kedua negara ini dianggap musuh sekaligus ancaman oleh Trump.

Balas Ocehan Trump, Cina dan Iran Pamer Senjata
Kapal Induk Liaoning dengan armada kapal melakukan latihan di wilayah Laut Cina Selatan, dalam foto tanpa tanggal yang diambil bulan Desember 2016. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/File photo.

tirto.id - Dua negara yang dikelompokkan sebagai musuh Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Donald Trump, yakni Cina dan Iran, membalas omongan provokatif Trump dengan unjuk kekuatan lewat latihan militer di kawasannya masing-masing.

Iran menggelar latihan militer dan sekaligus pamer senjata barunya yang disebut para pemimpinnya akan memperkuat pertahanan negara itu. Sementara itu, Cina menguji coba peluru kendali terbarunya menyusul sentilan Trump di Twitter atas manuver Cina di Laut Cina Selatan.

Sebagaimana diberitakan Antara, Selasa (7/2/2017), Menteri Pertahanan Iran Brigjen Hossein Dehqan mempertontonkan senjata baru Iran, termasuk peluru kendali, peluncur granat dan pistol. "Senjata-senjata ini akan meningkatkan kemampuan militer Iran dalam pertempuran individual dan pertahanan udara," kata Dehqan.

Iran juga memperingatkan jika AS menyerang, peluru kendali-peluru kendalinya akan menghajar Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain, instalasi-instalasi militer AS di Samudera Hindia, dan ibu kota Israel, Tel Aviv.

"Titik-titik ini ada dalam jangkauan tembak sistem peluru kendali Iran, dan semuanya akan rata dengan tanah jika musuh berbuat salah," kata Mojtaba Zonour, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Luar Negeri Parlemen Iran. "Dan hanya perlu tujuh menit bagi peluru kendali Iran untuk menghajar Tel Aviv."

Sementara itu, Cina mengujicoba peluru kendali berkepala nuklir yang berjangkauan 600 mil yang bisa menyasar Taiwan, Korea dan Jepang, selain kapal-kapal yang bergerak di lautan.

Peluru kendali DF-16 ini diluncurkan dari peluncur bergerak yang membuatnya sulit dihancurkan sebelum meluncurkan rudalnya. Peluru kendali ini dirancang untuk memperluas kemampuan laut militer Cina.

Uji coba ini dilakukan setelah Trump menganggap Cina sebagai ancaman. Trump memang langsung memberikan sinyal bermusuhan kepada Cina dengan menerima telepon dari Presiden Taiwan, menyatakan AS tak terikat dengan kebijakan "Satu Cina", dan menuduh Cina sengaja mendevaluasi Yuan untuk memukul produk-produk impor dari AS.

Baca juga artikel terkait SENJATA NUKLIR atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari