Menuju konten utama

Bahaya Abu Vulkanik dan Tips Cegah Abu Vulkanik Masuk Rumah

Tidak seperti abu pembakaran kayu, partikel abu vulkanik sangat keras dan bergerigi di setiap sisinya.

Bahaya Abu Vulkanik dan Tips Cegah Abu Vulkanik Masuk Rumah
Suasana jalur lahar panas Gunung Semeru di kawasan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2020). Gunung Semeru mengalami erupsi yang menyebabkan awan panas letusan meluncur ke arah Curah Besuk Kobokan sepanjang 11 kilometer dengan durasi kemunculan awan panas selama tiga jam serta status level II atau waspada. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.

tirto.id - Abu vulkanik merupakan material yang kerap kali muncul ketika gunung berapi mengalami erupsi. Material ini biasanya muncul dalam jumlah besar dan tidak jarang menyebabkan fenomena hujan abu.

Menurut National Geographic, abu vulkanik adalah campuran batuan, mineral, dan partikel kaca yang dikeluarkan dari gunung berapi saat terjadi letusan gunung berapi.

Diameter abu vulkanik sangat kecil, yakni kurang dari 2 milimeter dengan kepadatan yang rendah. Sehingga abu vulkanik dapat dengan mudah terbawa angin, jatuh, dan menumpuk berkilo-kilometer di sekitar area letusan.

Berbahaya abu vulkanik bagi kesehatan

Tidak seperti abu pembakaran kayu, partikel abu vulkanik sangat keras dan bergerigi di setiap sisinya. Partikel ini sangat berbahaya bagi pernapasan, penglihatan, hingga pencernaan.

Dilansir dari Forbes, ketika dihirup dan masuk ke paru-paru, abu vulkanik dapat mengoyak bagian dalam bronkioli, alveoli, dan kapiler. Akibatnya, hal ini dapat menimbulkan gangguan pernapasan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan silikosis atau penyakit yang berpotensi menimbulkan bekas luka permanen pada paru-paru.

Kerusakan paru-paru tentu akan lebih parah apabila abu vulkanik dihirup oleh orang yang memiliki riwayat penyakit pernapasan sebelumnya seperti asma atau emfisema.

Abu vulkanik juga memiliki partikel yang cukup korosif apabila mengenai mata. Mata dapat mengalami penurunan fungsi kornea, iritasi, hingga pendarahan.

Apabila abu vulkanik mengontaminasi sumber air dan terminum akan mengakibatkan masalah pencernaan.

Hal ini karena terdapat sejumlah aerosol beracun yang terperangkap di sebagian besar abu vulkanik, termasuk sulfur dioksida, hidrogen sulfida, yang memiliki aroma seperti telur busuk, dan asam klorida.

Cara menghindari dan mengatasi paparan abu vulkanik

Menghindari paparan abu vulkanik sangat disarankan, apalagi bagi orang-orang rentan seperti lansia, bayi dan anak-anak, penderita gangguan pernapasan, dan ibu hamil.

Idealnya tetap berada di dalam ruangan atau bangunan tertutup yang aman dari paparan abu vulkanik, seperti rumah atau balai pengungsian.

Jika ingin menetap di rumah, pastikan lingkungan rumah termasuk area aman yang ditetapkan pemerintah setempat dari risiko erupsi lainnya.

Selain itu lakukan sejumlah langkah yang disarankan oleh The International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN) untuk menjaga rumah dari paparan abu vulkanik, yakni:

  • Menutup pintu dan jendela
  • Menutup seluruh ventilasi dan celah yang memungkinkan udara luar masuk ke dalam menggunakan selotip, terpal, atau gulungan handuk
  • Gunakan satu pintu sebagai akses keluar-masuk rumah, tinggalkan pakaian dan sepatu yang terkena abu di luar rumah.
  • Jangan menggunakan peralatan rumah yang dapat menghisap udara dari luar, seperti pendingin ruangan (AC)
  • Jika abu vulkanik masuk ke rumah, bersihkan pelan-pelan menggunakan kain lembap. Jangan membersihkan dengan sapu atau penyedot debu karena memungkinkan abu vulkanik beterbangan di dalam ruangan.
Apabila ternyata harus menghabiskan waktu di dalam ruangan untuk jangka waktu yang panjang, pastikan untuk:

  • Cek suhu di dalam rumah dan pastikan tidak terlalu panas. Jika suhu menjadi terlalu panas, pertimbangkan untuk berlindung di tempat lain
  • Tidak menggunakan peralatan memasak dan pemanas atau peralatan lain yang menimbulkan asap
  • Tidak merokok
  • Tidak menggunakan alat pembakar tanpa saluran pembuangan seperti pemanggang. Hal ini berpotensi mengalami keracunan karbon monoksida.
Jika terdapat kondisi saat harus keluar rumah ditengah abu vulkanik, pastikan untuk menggunakan pelindung pernapasan, seperti kacamata, mantel, dan masker.

Masker yang paling efektif untuk melindungi diri dari abu vulkanik adalah masker yang bersertifikasi industri, seperti masker tipe N95.

Baca juga artikel terkait ABU VULKANIK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari