Menuju konten utama

Bahagianya Bekerja di Negara Ini

Apakah Anda bahagia dengan pekerjaan Anda? Menurut survei, pekerja di India tingkat kebahagiaannya paling tinggi, sedangkan pekerja Jepang berada di peringkat bontot. Ada beberapa alasan yang membuat pegawai bisa merasa positif dengan pekerjaannya.

Bahagianya Bekerja di Negara Ini
Seorang wanita asik bekerja di kantornya. Meski kebanyakan orang cenderung kerap mengeluh soal pekerjaan, nampaknya mayoritas orang benar-benar menikmati pekerjaan mereka. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Indeks kebahagiaan dunia menempatkan Denmark dan Swiss sebagai negara paling bahagia di dunia. Negara itu menempati peringat teratas indeks kebahagiaan karena bisa memenuhi kebutuhan ekonomi, psikologi, kesehatan, dan juga pelayanan publik bagi masyarakatnya. Tapi, bagaimana dengan kebahagiaan pegawai di tempat kerja?

Menurut laporan dari Edenred-Ipsos Barometer, sebuah lembaga jasa pengembangan perusahaan, India menjadi negara yang persentase kebahagiaannya paling tinggi. Laporan itu didapat setelah lembaga ini melakukan penelitian yang melibatkan 14.400 pekerja di 15 negara seperti Belgia, Brasil, Chili, Cina, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Polandia, Spanyol, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

Dari seluruh responden di 15 negara tadi, sebanyak 71 persen pekerja merasa positif soal pekerjaan mereka. Rilis yang kemudian diadopsi dalam artikel di World Economic Forum ini menyebut para pekerja—meski masih ada keluhan soal perlakuan terhadap mereka saat bekerja—menyukai lingkungan yang ramah, bos yang dapat mengapresiasi pekerjaan, serta rekan kerja yang tidak merepotkan.

Tapi, karena riset itu tak menyertakan negara-negara Skandinavia, tentu jawara negara dengan pekerja paling bahagia bukanlah Denmark atau Swiss. Dari ke-15 negara yang disurvei, India menjadi negara dengan persentase kebahagiaan pekerja paling tinggi, yakni 88 persen. Meksiko berada di peringkat kedua dengan skor 81 persen, disusul Amerika, Chili, dan Brasil. Sementara itu, pekerja Jepang paling tak puas bahagia, dengan sebesar 44 persen.

Para pekerja di India merasa mereka punya karier yang menarik dan menantang untuk dikerjakan. Mereka juga menikmati waktu kerja mereka di kantor dan memilih datang lebih pagi untuk bekerja. Selain merasa lingkungan kerjanya merangsang keinginan untuk berkembang dan belajar hal baru, mereka juga yakin perusahaannya akan berkembang dan terus maju.

Dari 10 pekerja India, 9 di antaranya melihat kesejahteraan di tempat kerja secara positif. Meski demikian, para pekerja itu juga punya kekhawatiran terhadap perkembangan gaji (47 persen) daripada nasib keberlangsungan kerja mereka (37 persen).

Apa parameter survei tingkat kebahagiaan ini? Ada beberapa hal: kepuasan mereka atas fasilitas kantor, misalnya peralatan kerja, kemudahan mengurus izin, serta iklim kerja. Di India, Meksiko, Brasil, dan Chili, lingkungan kerja yang segar, banyak tertawa, dan santai menjadi favorit. Para pekerja di 4 negara itu bahkan meluangkan waktu untuk datang ke kantor lebih pagi agar bisa menikmati suasana kerja yang diinginkan.

Sementara itu, suasana kerja di Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat cenderung lebih kaku dan kurang santai. Beberapa pekerja menganggap suasana kerja yang ketat tenggat dan banyak aturan membuat mereka kurang nyaman bekerja. Adapun pekerja di negara seperti Belgia, Perancis, dan Jerman memiliki tingkat kebahagiaan kerja menengah: tidak baik dan tidak terlalu buruk. Para pekerja di tiga negara itu merasa mereka kurang diapresiasi dan kurang dihargai sebagai manusia oleh manajemen tempat mereka bekerja.

Jepang yang tingkat kepuasan pekerjanya paling rendah memang dikenal sebagai sangat ketat. Banyak pekerja di negara ini mengalami tekanan psikis berat karena tuntutan untuk berprestasi dan melebihi target. Data dari kementerian kesehatan Jepang menunjukkan anak muda di Jepang menganggap pekerjaan mereka membuat tak bahagia dan kerap menyebabkan tekanan mental.

Pekerjaan yang berat dan lingkungan yang kurang mengapresiasi menjadi salah satu sumber ketidakbahagiaan ini. Belakangan, gejala ini meningkat dan mulai mengkhawatirkan karena mempengaruhi kinerja mereka di perusahaan.

Bagaimana sebenarnya membuat karyawan atau pekerja kita agar bahagia saat bekerja? Di Swedia, ada beberapa perusahaan yang melakukan pengurangan jam kerja, dari 8 menjadi 6 jam. Ini dianggap bisa meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan para pekerjanya. Dua perusahaan di Swedia yang memberlakukan kebijakan enam jam kerja menjadi perusahaan yang dikenal membahagiakan pekerjanya, misalnya Toyota di Gothenburg dan Filimundus di Stockholm.

Jeanne Renard, Executive Vice President Human Resources di Edenred-Ipsos Barometer, mengungkapkan kebahagiaan para pekerja bermula dari pikirannya. Jika perusahaan dapat membuat pekerjanya langsung fokus pada pekerjaan di pagi hari, membuat mereka datang ke kantor dengan riang gembira, dan punya banyak ide untuk didiskusikan ketika rapat, maka perusahaan itu telah sukses membuat pekerjanya bahagia.

Lantas bagaimana cara membuat para pekerjanya bahagia?

Pekerja perlu mendapatkan apresiasi saat bekerja, sebab mereka bukan sekrup yang hanya bisa diperintah. Menurut Jeanne, jika manajemen terutama para pemimpinnya dapat berbagi dan menempatkan pekerjanya sebagai rekan, pekerja akan merasa diapresiasi. Dengan apresiasi, pekerja merasa diajak memiliki dan bertanggung jawab terhadap perusahaan.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Arman Dhani

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Arman Dhani
Penulis: Arman Dhani
Editor: Maulida Sri Handayani