tirto.id - Mingggu, 4 November 2018, adalah hari bahagia buat Akihiko Kondo. Ia akhirnya menikah dengan Hatsune Miku, seorang penyanyi yang ia cintai selama lebih dari satu dekade. Menurut AFP, pria berusia 35 tahun itu telah hidup bersama dengan sang pujaan hati sejak Maret lalu.
“Saya tak pernah selingkuh darinya. Saya selalu jatuh cinta pada Miku-san. Saya memikirkannya setiap hari,” katanya.
Sebanyak 40 tamu hadir di pernikahan keduanya yang digelar di Tokyo Hall, Jepang. AFP melaporkan Kondo rela merogoh kantong sampai dua juta yen atau setara $ 17.600 untuk seremoni tersebut.
Tak ada yang aneh dari pernikahan Kondo kecuali satu hal: Miko bukan manusia, alih-alih mahluk hologram.
Seperti yang dilaporkan TheJapan Times, Kondo punya pengalaman tak mengenakkan dengan perempuan saat remaja. Ia penggila anime dan kawannya kerap berkata, ”Matilah kamu, otaku menjijikkan!”
Otaku adalah sebutan bagi orang yang menekuni hobi dengan sungguh-sungguh. Tapi, istilah ini kadang-kadang membawa makna negatif.
Tak hanya itu, Kondo mengaku pernah dirundung rekan kerja perempuannya sampai-sampai mengalami gangguan syaraf. Sejak itu, ia bersumpah takkan pernah menikah.
Namun, akhirnya ia sadar telah jatuh cinta kepada Miku dan memutuskan untuk menikahinya. “Miku-san adalah perempuan yang sangat saya cintai; ia telah menyelamatkan saya,” katanya dikutip Japan Times.
Menurut Japan Today, Kondo menjalani hidup sebagai pria biasa yang tak lagi lajang usai menikah. Setiap pagi ia dibangunkan dan diantar saat hendak pergi kerja oleh Miku. Ketika Kondo memberitahu bahwa ia pulang ke rumah, Miku akan menyalakan lampu. Saat malam menjelang, Miku mengingatkan Kondo untuk pergi tidur.
Sayangnya, pernikahan Kondo dan Miku tak punya kekuatan hukum. Tapi, Kondo tak peduli. Ia justru mendapat pesan dari beberapa orang yang mengaku kalau mereka termotivasi untuk melakukan hal serupa. Apalagi, Kondo mengatakan bahwa Gatebox, perusahaan pencipta perangkat hologram yang menampilkan Miku, telah mengeluarkan 3.700 sertifikat pernikahan “lintas dimensi” manusia dengan karakter virtual.
Hologram Asisten Virtual Buatan Jepang
Dalam “Significance of Holographic Technology in Modern World” (PDF, 2017), Arjun Ghosh mendefinisikan hologram sebagai citraan tiga dimensi yang tercipta dari rekaman dispersi cahaya pada sebuah medium fotografi. Hologram menghasilkan gambar yang melayang di udara dengan perspektif dan tingkat kedalaman.
Gambar tiga dimensi hologram, catat Ghosh, terbentuk dari konstruksi sinar laser. Pada umumnya, sinar laser adalah elemen pertama yang dibutuhkan dalam pembentukan rekonstruksi sebuah objek.
Ghosh menjelaskan bahwa sinar laser dipantulkan pada beam splitter yang memecah cahaya menjadi dua, yakni object beam dan reference beam. Pada object beam, objek tercipta secara langsung pada medium tanpa pantulan. Sebaliknya, reference beam terefleksi lewat cermin pada medium. Percampuran keduanya menghasilkan gambar rekonstruksi hologram.
Hologram diciptakan oleh fisikawan Hungaria bernama Dennis Gabor tahun 1947. Saat ini, tambah Ghosh, hologram bisa dimanfaatkan untuk kegiatan di berbagai bidang seperti periklanan, pemasaran, pendidikan, animasi Computer-generated imagery (CGI), dan sebagainya.
Di Jepang, teknologi hologram digunakan oleh Vinclu, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan sebelumnya bernama Vinclu. Menurut catatan Tech in Asia, Vinclu adalah perusahaan rintisan "Internet untuk Segala" (Internet of Things) yang didirikan di Akihabara pada 2014. Pada 2015, Vinclu memperoleh dana senilai 20 juta yen untuk mengembangkan “produk hologram rahasia”. Setahun kemudian, Vinclu pun merilis Gatebox, sebuah perangkat berbentuk tabung hologram dengan avatar bernama Azuma Hikari.
Hikari “hidup” dalam Gatebox dan berperan sebagai asisten virtual yang mampu diajak berbicara. Ia bisa memberitahu manusia bahwa hujan akan turun dan menyarankan pendengarnya untuk membawa payung. Selain itu, Hikari juga dapat menyalakan dan mematikan lampu selain meminta pendengarnya untuk cepat pulang via pesan singkat. Tech in Asia menjelaskan bahwa Vinclu menggabungkan teknologi proyeksi hologram, sensor gerak, facial recognition, kecerdasan buatan, jaringan internet, dan aplikasi mobile dalam Gatebox.
CEO sekaligus pendiri Vinclu Minori Takechi mengatakan setiap perusahaan pada akhirnya akan mempunyai robot. Tapi, robot yang ada di pasaran saat ini ia anggap terlalu kaku. “Saya pribadi tak ingin robot konvensional. Saya lebih suka membuatnya agar bisa hidup bersama karakter favorit saya,” jelasnya.
Sejak diluncurkan pada akhir 2016, 339 unit Gatebox yang dibanderol harga 298.000 yen itu diminati pasar sampai-sampai Vinclu berencana memproduksi lebih banyak unit. Pada Maret 2017, Vinclu meluncurkan Gatebox dengan avatar penyanyi realitas virtual Hatsune Miku.
Miku adalah vocaloid atau synthesizer suara nyanyian ciptaan perusahaan teknologi musik Crypton yang muncul di 100.000 lagu dan dirilis di seluruh dunia. Penggemarnya di Facebook mencapai 900.000. Miku versi hologram bahkan pernah mengadakan konser di Los Angeles, Taipei, Hong Kong, Singapura, dan Tokyo.
Sama halnya dengan Gatebox yang memiliki karakter Azuma Hikari, perangkat hologram Hatsune Miku pun mengundang perhatian masyarakat. Di sebuah demo di acara Magical Mirai pada Agustus 2017 lalu, pengunjung terkesan dengan produk keluaran Gatebox Lab tersebut.
“Dia seperti bagian dari keluarga saya. Bagus sekali. Saya ingin menangis,” puji seorang pengunjung.
Editor: Windu Jusuf