tirto.id - Sholat tahajud dapat dikerjakan pada malam hari bulan Ramadan meski seorang muslim sudah mengerjakan shalat tarawih. Jika seseorang hendak melakukan shalat tahajud, ia dapat menunda pengerjaan sholat witir tidak langsung setelah tarawih, tetapi setelah ia selesai menunaikan semua shalat sunnah. Bagaimana doa shalat tahajud?
Umat Islam terbiasa mengerjakan shalat tarawih berjamaah pada bulan Ramadhan. Pada tahun 2022 ini, shalat tarawih diperkirakan akan dimulai pada Jumat, 1 April 2022 atau bertepatan pada pergantian dari 30 Syaban 1443H ke 1 Ramadhan 2022.
Menjelang bulan Ramadhan 2022, umat Islam dapat mempersiapkan diri untuk menambah ibadah dengan sholat tahajud. Kebiasaan menunaikan tahajud bisa dilakukan sejak bulan ini sehingga jadi kebiasaan baik kala Ramadhan tiba.
Dilansir dari lamanKementerian Agama Kantor Kabupaten Cilacap, Abu Bakar al-Warraq Al-Balkhi, seorang sufi asal Persia berkata: “Rajab adalah bulan menanam. Syaban adalah bulan menyirami tanaman, dan Ramadan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut”.
Tentang keutamaan mengerjakan ibadah pada bulan Ramadhan, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan." (HR. Bukhari-Muslim).
Sholat tahujud adalah sholat sunah yang dapat dikerjakan pada malam hari, dengan syarat utama pelaku ibadahnya telah tidur, entah itu sebentar atau lama.
Sholat tahajud memiliki berbagai keutamaan dalam pelaksanaanya. Salah satu keutamaan dari pelaksanan sholat tahajud adalah Allah Swt. akan mengangkat seorang mukmin yang menunaikannya menuju tempat (derajat) terpuji. Keutamaan ini termuat di dalam Surah Al Isra ayat 79 sebagai berikut.
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra [17]:79)
Waktu pengerjaan sholat tahajud adalah setelah waktu isya hingga menjelang subuh. Namun, waktu yang diutamakan untuk menyelenggarakan sholat ini adalah sepertiga malam terakhir, yakni sekitar pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh.
Hal ini dapat terjadi, karena sepertiga malam terakhir masuk ke dalam waktu terbaik untuk berdoa. Perihal tersebut dijelaskan dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut:
“Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni.”(HR. Al Bukhari No. 1077)
Meskipun waktu pelaksanaanya panjang, sholat tahajud sebaiknya dilakukan sebelum menjalankan sholat witir.
Sebagai contoh ketika seorang muslim mengikuti sholat tarawih berjamaah, akan tetapi ia memiliki keinginan menjalankan salat tahajud. Maka, ia cukup saja tidak mengikuti pelaksanaan sholat witir berjamaah.
Muslim ini nantinya dapat mengerjakan sholat witir sendirian (munfarid) setelah menyelenggarakan sholat tahajud pada waktu dini hari atau setelah semua salat sunnah lain dikerjakannya.
Tata Cara dan Niat Sholat Tahajud
Sholat tahajud dapat dilaksanakan minimal 2 rakaat dengan satu salam. Para ulama dari 4 mazhab berbeda pandangan menganai jumlah maksimal dari pelaksanaan ibadah sunah ini. Mazhab Syafi’i menjelaskan bahwa pelaksanaan ibadah sholat tahajud tidak terbatas atau sebanyak-banyaknya selagi dalam waktunya.
Adapun tata cara sholat tahajud sendiri serta bacaan niat ialah sebagai berikut.
1. Membaca niat sholat tahajud
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Arab Latin:
Ushalli sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.
Artinya:
“Aku menyengaja sembahyang sunah tahajud dua rakaat karena Allah.”
2. Melakukan takbiratul ihram sembari mengangkat kedua tangan selaras telinga atau bahu.
3. Membaca bacaan doa Iftitah, Al-Fatihah, dan surat dalam Al-Qur'an.
4. Diutamakan membaca surat Al Kafirun di rakaat pertama.
5. Rukuk dengan membaca doa rukuk.
6. Iktidal dengan membaca doa Iktidal.
7. Sujud dengan membaca doa sujud.
8. Duduk di antara dua sujud dengan membaca bacaan doanya.
9. Sujud kedua.
10. Berdiri menunaikan rakaat kedua.
11. Membaca surah Al-Fatihah, kemudian diutamakan membaca surat Al-Ikhlas setelah Al-Fatihah.
12. Lalu, mengulangi urutan gerakan seperti saat rakaat pertama (rukuk, itidal, sujud pertama, duduk di antara 2 sujud, sujud kedua).
13. Duduk tahiyat akhir.
Bacaan Doa Setelah Sholat Tahajud
Setelah menunaikan ibadah sholat tahajud, seorang muslim dianjurkan untuk berdoa yang berisikan pujian, pengakuan dan permohonan ampun kepada Allah Swt., sebagaimana disunahkan oleh Rasulullah saw. Dikutip dari bukuRisalah Tuntunan Shalat Lengkap oleh Moh Rifa’i (1976:89-91), berikut ini bacaan doa lengkap setelah sholat tahajud:
اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Arab Latin:
Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ‘atu haq.
Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya:
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.
Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui daripada aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus