Petrik Matanasi

Petrik Matanasi

Indeks Tulisan

Cendekia Minang di Abad Silam
Sosial budaya
Selasa, 13 Sept 2016

Cendekia Minang di Abad Silam

Minangkabau punya banyak orang terpelajar yang populer di Indonesia. Mereka ikut mendirikan Republik Indonesia dan memperkaya sastra tanah air juga.
Mencari Jejak Film Nusantara
Film
Senin, 12 Sept 2016

Mencari Jejak Film Nusantara

Loetoeng Kasaroeng adalah film yang pertama kali dibuat di Indonesia. Namun, sejarah Film Indonesia tak bisa lepas dari Usmar Ismail dan filmnya, Darah dan Doa. Darah dan Doa boleh jadi tonggak film nasional. Namun, film itu bukanlah film pertama di Indonesia. Membuat film di era modern bagai dua sisi mata uang yang berbeda, tak bertemu antara kualitas dan selera pasar.
Alumni Sekolah KW III
Sosial budaya
Kamis, 8 Sept 2016

Alumni Sekolah KW III

Sekolah Kolonial ini diniatkan Kerajaan Belanda untuk menghasilkan abdi-abdi kolonial. Namun, banyak di antara mereka justru mendukung Republik Indonesia.
Musisi-musisi dari Amboina
Musik
Rabu, 7 Sept 2016

Musisi-musisi dari Amboina

Musik sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kota Ambon. Itulah mengapa wilayah tersebut melahirkan sejumlah musisi hebat. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.
Mereka yang Mengaku Dipaksa Teken BAP
Hukum
Selasa, 6 Sept 2016

Mereka yang Mengaku Dipaksa Teken BAP

Mereka tak kuat jalani siksaan akhirnya menandatangani BAP. Belakangan mereka mengaku dipaksa di pengadilan, meski pengakuan ini seringkali tak dihiraukan.
Kematian yang Dilupakan
Hukum
Senin, 5 Sept 2016

Kematian yang Dilupakan

Sebelum kematian Munir, Udin, dan Marsinah,  puluhan tahun silam pernah ada pula kematian yang masih menyisakan tanda tanya. Mereka adalah musisi, mahasiswa, gubernur bahkan jenderal di awal-awal orde baru. Kini, kematian-kematian itu makin terlupakan.
Para Tentara Bersenjatakan Pena
Humaniora
Jumat, 2 Sept 2016

Para Tentara Bersenjatakan Pena

Tentara Nasional Indonesia punya teladan soal buku. Ada yang banyak menulis buku, bahkan ada mantan TNI yang novelnya luar biasa banyak dan berpengaruh. Ironis sekali jika ada tentara yang mengganggu orang membaca.
Kala Sejarah(wan) Bersertifikasi
Kolumnis
Jumat, 2 Sept 2016

Kala Sejarah(wan) Bersertifikasi

Pemerintah tiba-tiba melempar wacana untuk membuat sertifikasi bagi para sejarawan. Dalihnya agar sejarawan bisa mengirim 'karangan' ke jurnal internasional. Namun rencana ini bisa kontra produktif bila sertifikasi bersifat pendataan atau kontrol semata sehingga tidak ada manfaat yang bisa mengembangkan sejarawan untuk terus berkarya.
Narasi Cengeng Segelintir Tokoh
Humaniora
Kamis, 1 Sept 2016

Narasi Cengeng Segelintir Tokoh

Tokoh-tokoh Indonesia sering berbagi cerita hidup mereka. Meski tak bermaksud berbohong, karena terlalu emosional, seringkali cerita mereka berlebihan bahkan terdengar konyol.
Suku Yang Suka Berhaji
Sosial budaya
Rabu, 31 Agt 2016

Suku Yang Suka Berhaji

Diantara sekian banyak suku di Indonesia, Banjar, Madura dan Bugis tergolong sebagai suku-suku yang punya minat tinggi untuk naik haji.
Buaya-buaya Keroncong Tempo Doeloe
Musik
Selasa, 30 Agt 2016

Buaya-buaya Keroncong Tempo Doeloe

Keroncong punya istilah untuk maestronya, yakni Buaya Keroncong. Mereka adalah idola wanita di masa lalu.
Para Haji di Persimpangan Kiri
Sosial budaya
Senin, 29 Agt 2016

Para Haji di Persimpangan Kiri

Dalam sejarah pergerakan nasional, selain orang terpelajar yang pernah di sekolah Belanda, para haji pun juga aktif dalam pergerakan nasional. Sebagian bahkan harus bernasib malang karena dibuang.
Bir, Minuman Gagah-gagahan Warisan Belanda
Sosial budaya
Sabtu, 27 Agt 2016

Bir, Minuman Gagah-gagahan Warisan Belanda

Pada awal abad ke-20, bir adalah minuman laki-laki yang diperkenalkan orang-orang Belanda di Indonesia. Orang Indonesia pun banyak menyukainya sehingga industri ini membesar.
Mereka yang Bertahan Lebih dari 1 Abad
Bisnis
Sabtu, 27 Agt 2016

Mereka yang Bertahan Lebih dari 1 Abad

Perjalanan melewati 1 abad memang tidak mudah. Pasang dan surut silih berganti. Namun, produk-produk ini ternyata bisa bertahan meski sudah melewati sejumlah generasi. Banyak produk-produk tua yang sudah akrab dengan kehidupan sehari-hari. Produk-produk ini umumnya mampu bertahan hingga satu abad karena mempertahankan orisinalitasnya.
Para Jenderal dari Tanah Batak
Humaniora
Jumat, 26 Agt 2016

Para Jenderal dari Tanah Batak

Posisi tertinggi militer di Indonesia pernah dipegang oleh jenderal-jenderal Batak. Mereka berasal dari beragam marga, mula dari Panjaitan, Nasution, Siregar, dan marga lain.
Ben Anderson dan Seekor Katak Terbang
Kolumnis
Jumat, 26 Agt 2016

Ben Anderson dan Seekor Katak Terbang

Ben Anderson bak katak yang melompat dari tempurung. Ia menerjang batas identitas. Ia melompat ke mana pun dia mau. Ia membongkar tabu batas kekuasaan. Di masa orde baru, ia diusir. Setelah orde baru tumbang, Ben melompat dan berpijak ke Indonesia lagi. Di mana dia dan kawan-kawannya bisa berkumpul dan minum bir. Sambil angkat gelas Ben akan bilang, “Gantung Bakrie!”
Tionghoa di Dunia Olahraga Indonesia
Olahraga
Rabu, 24 Agt 2016

Tionghoa di Dunia Olahraga Indonesia

Selain jago berdagang, orang-orang Tionghoa di Indonesia juga dikenal jago bermain bulutangkis. Namun, beberapa di antara mereka ternyata juga berprestasi di cabang olahraga lainnya seperti sepakbola, basket, Tenis, Tinju dan lainnya, juga berdarah Tionghoa.
Mereka Bukan Kuli Terdidik Warisan Kolonial
Humaniora
Selasa, 23 Agt 2016

Mereka Bukan Kuli Terdidik Warisan Kolonial

Hanya sedikit orang Indonesia yang menjadi peneliti dan sebagian jadi penemu. Meski begitu, beberapa peneliti dan penemu Indonesia cukup dihargai.
Mewarnai Foto Hitam Putih
Hobi
Sabtu, 20 Agt 2016

Mewarnai Foto Hitam Putih

Masa lalu tak lagi di lihat hitam dan putih saja. Masa lalu punya warna lain selain hitam dan putih. Itulah mengapa orang-orang yang hobi mewarnai foto lawas itu merekontruksi sejarah melalui foto mereka.
Jejak Bangsa Pelaut
Sosial budaya
Sabtu, 20 Agt 2016

Jejak Bangsa Pelaut

Nenek moyang Indonesia adalah seorang pelaut. Sayang, kejayaan bangsa Indonesia di laut hanya terjadi di masa Majapahit dan Sriwijaya saja. Setelahnya, pelaut-pelaut Indonesia tidak menjadi nakhoda utama dalam sejarah pelayaran Indonesia.