Erika Rizqi

Erika Rizqi adalah penulis dan penerjemah lepas berdomisili di Yogyakarta. Saat ini sedang sibuk di kegiatan komunitas KUMMI (Kolektif untuk Menerjemahkan dan Menerbitkan dalam bahasa Indonesia) dan komunitas sejarah Senandika. Terjemahan pertamanya masuk dalam kumcer Minyak Anjing yang diterbitkan oleh Moooi Pustaka. Selain menulis mengenai isu sosial, Erika juga tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan sains.

Indeks Tulisan

Lyfe
Senin, 18 Agt

Menikah Demi Cinta atau Harta? Dilema Klasik yang Selalu Relevan

Cinta itu pancawarna. Biarkan mereka yang dimabuk asmara menafsirkan sendiri rona dan corak perjalanannya.
Binar
Rabu, 13 Agt

Terganjal Pilihan Diksi: Usulan Bansos "Kartu Janda Jakarta"

Pemilihan diksi “janda” untuk rencana nama program santunan dari pemda ini berpotensi memperkuat stigma ibu tunggal.
Lyfe
Senin, 11 Agt

Bukan Soal Gaya dan Fesyen: Bahaya Terselubung Performative Male

Sekilas, ia diidam-idamkan perempuan. Di satu sisi, ia memanfaatkan "kerentanan" sebagai senjatanya agar diterima secara emosional.
Lyfe
Senin, 4 Agt

Polemik Sentuhan Pedro Pascal, Kesehatan Mental, dan Batasan

Apa yang bisa kita petik dari perilaku “touchy” Pedro Pascal? Nyatanya, sentuhan bisa menenangkan jika melibatkan orang terdekat, tersayang, dan tepercaya.
Binar
Kamis, 31 Juli

Kala Dunia Tak Ramah pada Perempuan yang Menua

Sindiran terhadap industri hiburan yang kejam pada pengalaman menua perempuan diserukan lantang oleh film The Substance (2024), dibintangi Demi Moore.
Touch Up
Selasa, 29 Juli

Jisoo Blackpink dan Psikologi Warna di Balik Warm-Cool Undertone

Kata analis, Jisoo Blackpink punya kulit cool tone yang cocok dibalut busana & riasan bernuansa warna winter. Nyatanya, ia tetap memesona di luar warna itu.
Lyfe
Jumat, 25 Juli

Cewek Black Cat, Cowok Golden Retriever: Pasangan Paling Ideal?

Meski terdengar meyakinkan, teori yang dipopulerkan Anna Kristina di TikTok ini tidak dilandasi ilmu psikologi atau penelitian sahih.
Lyfe
Kamis, 24 Juli

Serasa Jalan di Cangkang Telur, Inilah "Vulnerable Narcissist"

Narsistik yang rentan mampu tampil dengan citra pemalu, tidak menonjol, bahkan terkadang justru dikasihani orang lain.
Lyfe
Selasa, 22 Juli

CoC Ruangguru dan Masalah di Balik Pujian "Beauty With Brain"

Sekilas, pujian beauty with brain tidak berbahaya. Namun, jika dibedah lagi, ia bisa saja mengerdilkan kapasitas perempuan.
Lyfe
Senin, 21 Juli

"The Boy Who Traumatized Me": Antara Kritik dan Body Shaming

Kemarahan perempuan pada mantan kekasih dalam tren TikTok “The Boy Who Traumatized Me” dapat dimengerti. Namun, laki-laki tak bersalah bisa jadi korbannya.