Kami menggunakan cookie untuk mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang interaksi Anda dengan situs web Kami. Kami juga membagikan informasi penggunaan situs Kami oleh Anda dengan mitra iklan dan analitik. Data interaksi tersebut akan Kami gunakan sebagai bahan analisa untuk membuat produk/layanan terbaik sesuai preferensi pengguna.
Indeks Tulisan

Menikah Demi Cinta atau Harta? Dilema Klasik yang Selalu Relevan
Cinta itu pancawarna. Biarkan mereka yang dimabuk asmara menafsirkan sendiri rona dan corak perjalanannya.

Terganjal Pilihan Diksi: Usulan Bansos "Kartu Janda Jakarta"
Pemilihan diksi “janda” untuk rencana nama program santunan dari pemda ini berpotensi memperkuat stigma ibu tunggal.

Bukan Soal Gaya dan Fesyen: Bahaya Terselubung Performative Male
Sekilas, ia diidam-idamkan perempuan. Di satu sisi, ia memanfaatkan "kerentanan" sebagai senjatanya agar diterima secara emosional.

Polemik Sentuhan Pedro Pascal, Kesehatan Mental, dan Batasan
Apa yang bisa kita petik dari perilaku “touchy” Pedro Pascal? Nyatanya, sentuhan bisa menenangkan jika melibatkan orang terdekat, tersayang, dan tepercaya.

Kala Dunia Tak Ramah pada Perempuan yang Menua
Sindiran terhadap industri hiburan yang kejam pada pengalaman menua perempuan diserukan lantang oleh film The Substance (2024), dibintangi Demi Moore.

Jisoo Blackpink dan Psikologi Warna di Balik Warm-Cool Undertone
Kata analis, Jisoo Blackpink punya kulit cool tone yang cocok dibalut busana & riasan bernuansa warna winter. Nyatanya, ia tetap memesona di luar warna itu.

Cewek Black Cat, Cowok Golden Retriever: Pasangan Paling Ideal?
Meski terdengar meyakinkan, teori yang dipopulerkan Anna Kristina di TikTok ini tidak dilandasi ilmu psikologi atau penelitian sahih.

Serasa Jalan di Cangkang Telur, Inilah "Vulnerable Narcissist"
Narsistik yang rentan mampu tampil dengan citra pemalu, tidak menonjol, bahkan terkadang justru dikasihani orang lain.

CoC Ruangguru dan Masalah di Balik Pujian "Beauty With Brain"
Sekilas, pujian beauty with brain tidak berbahaya. Namun, jika dibedah lagi, ia bisa saja mengerdilkan kapasitas perempuan.

"The Boy Who Traumatized Me": Antara Kritik dan Body Shaming
Kemarahan perempuan pada mantan kekasih dalam tren TikTok “The Boy Who Traumatized Me” dapat dimengerti. Namun, laki-laki tak bersalah bisa jadi korbannya.
Masuk tirto.id








