tirto.id - Badan Anggaran DPR RI bersama pemerintah menyepakati postur sementara Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, terdapat sejumlah pengubahan dalam asumsi makro yang ditetapkan pemerintah. Pengubahan itu membuat target pendapatan dan belanja dalam postur RAPBN meningkat.
Pendapatan negara naik Rp11,6 triliun dari Rp 2.221,5 triliun di RAPBN 2020 menjadi Rp2.233,2 triliun.
Rinciannya, penerimaan pajak yang ditargetkan naik Rp3,9 triliun dari Rp1.861,8 triliun menjadi Rp1.865,7 triliun. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan meningkat Rp 7,7 triliun dari Rp359,3 triliun menjadi Rp367 triliun.
Dari sisi belanja negara, ada kenaikan Rp11,6 triliun dari Rp2.528,8 triliun di RAPBN menjadi Rp2.540,4 triliun pada postur sementara.
Belanja pemerintah pusat meningkat Rp13,5 triliun dari Rp1.670 triliun menjadi Rp 1.683,5 triliun. Nilai itu berasal dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) berjumlah Rp 884,6 triliun dan sisanya belanja non K/L.
Mengenai belanja Non K/L Sri Mulyani memprediksi ada peningkatan Rp13,5 triliun dari Rp785,4 triliun menjadi Rp798,9 triliun.
Selebihnya adalah transfer daerah yang naik Rp1,8 triliun dariRp 786,8 triliun menjadi Rp784,9 triliun, serta dana desa senilai Rp72 triliun.
Meski belanja pemerintah makin ekspansif, mantan direktur pelaksana bank dunia itu mengatakan bahwa keseimbangan primer akan tetap dijaga di kisaran Rp12 triliun dan defisit anggaran sebesar 1,76 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Adapun asumsi dasar makro yang disepakati dalam postur sementara APBN 2020 sebagai berikut:
Pertumbuhan ekonomi 5,3 persen
Inflasi 3,1persen
Nilai tukar rupiah Rp 14.400/dolar AS
Tingkat bunga SPN 3 Bulan 5,4 persen
Harga minyak mentah Indonesia 63 dolar AS/per barel
Lifting minyak bumi 755 ribu per barel per hari
Sasaran pembangunan:
Pengangguran 4,8-5,0 persen
Kemiskinan 8,5-9,0 persen
Gini rasio 0,375-0,380
Indeks Pembangunan Manusia 72,51
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana