Menuju konten utama

AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir di tengah Ancaman Korut

Kapal selam SSGN-727 USS Michigan dikerahkan AS di Korea Selatan menyusul kekhawatiran ancaman nuklir Korea Utara.

AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir di tengah Ancaman Korut
Seorang pria berjalan di sebuah jalan yang didekorasi dengan bendera saat Korea Utara bersiap merayakan ulang tahun Kim Il Sung, pendiri Korea Utara dan kakek dari penguasa sekarang, yang ke-105 di pusat Pyongyang, Korea Utara, Rabu (12/4). ANTARA FOTO/REUTERS/Damir Sagolj.

tirto.id - Kapal selam bertenaga nuklir Amerika Serikat menyinggahi pelabuhan di Korea Selatan pada Selasa (25/4/2017) dalam sebuah demonstrasi. Langkah ini dilakukan AS di tengah kekhawatiran bahwa Korea Utara dapat menandai fondasi militernya dengan peluncuran rudal atau uji coba nuklir, menentang tekanan AS dan Cina.

Persinggahan kapal selam SSGN-727 USS Michigan, yang diumumkan oleh militer AS di Korea Selatan, terjadi saat utusan nuklir utama dari Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat bertemu di Tokyo untuk membahas tanggapan terhadap penolakan Korut untuk menghentikan program nuklirnya.

USS Michigan dibuat dengan kemampuan membawa rudal balistik berbasis kapal selam (SLBM) dan rudal jelajah Tomahawk.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta sanksi PBB baru yang lebih keras terhadap Pyongyang pada Senin (24/5/2017), dengan mengatakan Korea Utara adalah ancaman global dan masalah yang harus diselesaikan bersama.

"Status quo di Korea Utara juga tidak dapat diterima," kata Trump dalam sebuah pertemuan dengan 15 utusan Dewan Keamanan PBB termasuk Cina dan Rusia di Gedung Putih. "Dewan harus bersiap untuk menjatuhkan sanksi tambahan dan lebih kuat pada program rudal nuklir dan balistik Korea Utara."

Seperti dilansir dari Antara, pejabat Korea Selatan dan AS khawatir tes nuklir Korea Utara keenam bisa segera terjadi suatu saat. Spekulasi telah berkembang bahwa tes semacam itu, atau peluncuran rudal jarak jauh lainnya, bisa bersamaan dengan peringatan 85 tahun pendirian Angkatan Darat Korea Utara pada Selasa.

Harian China Daily mengatakan pada Selasa bahwa waktunya bagi Pyongyang dan Washington untuk mundur selangkah dari retorika yang keras dan memperhatikan alasan yang menyerukan sebuah resolusi damai.

"Dilihat dari kata-kata dan tindakan baru-baru ini, pembuat kebijakan di Pyongyang telah benar-benar salah membaca sanksi PBB yang ditujukan atas provokasi nuklir atau rudalnya, bukan sistem atau kepemimpinannya," kata surat kabar tersebut dalam sebuah editorial.

"Mereka sekaligus sangat melebih-lebihkan kekuatan mereka sendiri dan meremehkan bahaya yang mereka emban untuk diri mereka sendiri," katanya menambahkan.

Sebelumnya, dalam percakapan telepon dengan Trump pada Senin, Presiden Cina Xi Jinping meminta semua pihak untuk menahan diri.

Dua kapal perusak Jepang melakukan latihan pada Senin dengan gugus tempur kapal induk AS yang juga menuju perairan Korea, dikirim oleh Trump sebagai peringatan ke Korea Utara.

Trump juga berusaha menekan Cina untuk berbuat lebih banyak untuk mengendalikan negara tetangganya yang bersenjata nuklir tersebut.

Cina yang menjadi satu-satunya sekutu utama Korea Utara, marah dengan sikap Pyongyang serta program nuklir dan rudalnya.

Terlepas dari hal tersebut, Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir dan rudal yang bertentangan dengan sanksi PBB.

Marah dengan pendekatan gugus tempur Kapal Induk USS Carl Vinson yang bisa tiba dalam beberapa hari, Korea Utara mengatakan bahwa penempatan tersebut adalah "tindakan yang sangat berbahaya yang dilakukan oleh pihak yang merencanakan perang nuklir untuk menginvasi".

"Amerika Serikat seharusnya tidak mengamuk dan harus mempertimbangkan secara hati-hati konsekuensi bencana dari tindakan provokatif militernya yang bodoh," tulis Rodong Sinmun, surat kabar resmi Partai Pekerja Korea Utara, dalam sebuah komentar.

Baca juga artikel terkait SERANGAN AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari