Menuju konten utama

AS-Jerman Desak Sanksi Keras untuk Bom Hidrogen Korut

Merkel berkata kepada Trump bahwa Jerman akan mendorong sanksi yang lebih keras kepada Korea Utara lewat Uni Eropa menyusul uji coba senjata nuklir berupa bom hidrogen beberapa hari lalu.

AS-Jerman Desak Sanksi Keras untuk Bom Hidrogen Korut
Warga melihat laporan berita menunjukkan peluncuran rudal balistik jarak-menengah Hwasong-12 melalui layar elektronik di stasiun Pyongyang, Korea Utara, dalam foto yang diambil Kyodo, Rabu (30/8). ANTARA FOTO/Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

tirto.id - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam uji coba senjata nuklir Korea Utara. Kedua negara juga mendesak PBB secepatnya menyepakati sanksi yang lebih keras kepada Pyongyang menyusul uji coba bom hidrogen beberapa hari lalu.

"Keduanya sepakat bahwa uji coba bom hidrogen diartikan sebagai eskalasi baru tak bisa diterima oleh rezim Korea Utara," kata juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert, seperti dikutip Reuters, Selasa (5/9/2017).

"Kanselir Jerman dan Presiden Amerika mengutarakan pandangan bahwa komunitas internasional harus terus meluaskan tekanan kepada rezim Korea Utara dan bahwa Dewan Keamanan PBB mesti secepatnya mengadopsi sanksi yang lebih jauh dan lebih ketat," sambung Seibert.

Merkel berkata kepada Trump bahwa Jerman akan mendorong sanksi yang lebih keras kepada Korea Utara lewat Uni Eropa.

Seibert menambahkan, "Tujuannya adalah mencegah Korea Utara tidak melakukan pelanggaran hukum internasional dan untuk mencapai solusi damai demi konflik ini."

Minggu (3/9/2017), Korea Utara mengatakan telah mengembangkan senjata nuklir yang lebih maju untuk dapat dimasukkan ke sebuah rudal balistik.

Kantor berita negara Korea Utara KCNA, dikutip dari BBC, merilis gambar pemimpin Kim Jong-un tengah memeriksa sebuah senjata yang dikatakannya sebagai bom hidrogen baru. Namun, belum ada verifikasi independen atas klaim tersebut.

Pakar internasional mengatakan Korea Utara telah membuat kemajuan dalam kemampuan senjata nuklirnya. Akan tetapi, belum dapat dipastikan jelas apakah Korea Utara telah berhasil membuat miniatur senjata nuklir yang dapat dimuat ke rudal.

KCNA mengatakan Kim Jong-un telah mengunjungi ilmuwan di lembaga senjata nuklir dan "membimbing pekerjaan untuk mengembangkan persenjataan nuklir."

"Lembaga tersebut baru-baru ini berhasil membuat senjata nuklir yang lebih maju," kata laporan tersebut, menambahkan. "Dia (Kim Jong-un) melihat sebuah bom H (Hidrogen) untuk dimuat ke ICBM baru (rudal balistik antarbenua)."

Laporan tersebut memuat gambar pemimpin yang memeriksa perangkat tersebut. Senjata ini digambarkan sebagai “senjata termonuklir multifungsi dengan kekuatan destruktif hebat yang bisa diledakkan bahkan di tempat tinggi".

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk uji coba nuklir bom hidrogen yang dilakukan Korea Utara sebagai tindakan yang "sangat mendestabilisasi keamanan kawasan". Dia mendesak pemimpin negeri itu untuk menahan diri melakukan aksi semacam itu.

"Tindakan ini adalah pelanggaran serius lainnya yang dilakukan DPRK (nama resmi Korea Utara) terhadap kewajiban internasional dan merongrong upaya non proliferasi (penyebaran senjata nuklir) dan perlucutan senjata internasional. Aksi ini juga sangat mendestabilisasi keamanan kawasan," kata juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric.

Terkait uji coba nuklir bom hidrogen Korut ini, Dewan Keamanan PBB bertemu dan menggelar sidang darurat pada Senin (4/9/2017) pukul 10.00 waktu setempat atau Senin 20.00 WIB malam untuk membahas uji coba bom hidrogen Korea Utara itu.

Baca juga artikel terkait KONFLIK KOREA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari