tirto.id - Memasuki H+4 sesudah Lebaran, kepadatan arus balik menuju Jakarta membuat pihak Jasa Marga melakukan langkah-langkah preventif guna mengurangi kemacetan. Salah satunya mungkin menutup beberapa titik yang diprediksi jadi biang kemacetan, yakni tempat rehat (Rest Area) 32, 42,5, dan 62. Ini menyusul langkah serupa saat Jasa Marga menutup sementara Rest Area 71 sejak beberapa hari lalu.
Dalam keterangan tertulis, Dwimawan Heru Santoso dari divisi komunikasi korporat PT Jasa Marga menyatakan langkah ini untuk menciptakan arus balik yang lebih efisien. Perusahaan pelat merah ini "bisa saja menutup semua tempat istirahat dan pelayanan" yang mengarah ke Jakarta pada Jumat (H+5) maupun Sabtu (H+6), demikian tulis Dwimawan, Kamis kemarin (29/6).
Menambah Kapasitas Ruang Parkir Kendaraan
Pihak Jasa Marga sebenarnya sudah menambah tempat perhentian bagi para pengendara arus balik di Tol Jakarta-Cikampek dengan 2 parkingbay di KM 33 dan 58. Tempat singgah tersebut merespons keluhan pengguna jalan tol yang menilai ruang rest area kurang luas dan tidak mencukupi.
“Pertimbangannya adalah meningkatkan fasilitas dan rest area karena tahun lalu dibilang toilet terbatas, pelayanan terbatas. Sekarang satu parking bay bisa menampung 90 kendaraan. Kalau 6, tinggal dikali saja. Lumayan, kan, nambahnya. Toilet juga, satu parking bay itu bisa 13 atau 15, bisa 100 toilet,” katanya kepada Tirto.
Parking bay adalah istilah untuk area yang didesain buat memarkir kendaraan dalam jumlah yang memadai. Tujuannya tentu saja guna membikin efektif kepadatan kendaraan dalam situasi mendadak.
Pernyataan Dwimawan pun dipertegas oleh Kepala Bagian Operasi Korps Lalu Lintas Kombes Benyamin. Ia menyatakan lahan luas buat tempat rehat pengendara bisa menjadi solusi mengurangi kepadatan lalu lintas.
“Kalau hanya 3 (rest area KM 32, KM 42.5, KM 62) yang ada sekarang ini saja justru malah menambah kemacetan. Tapi dengan adanya parking bay ini membantu mengurai kemacetan. Membantu sedikit untuk membagi kendaraan yang akan beristirahat,” ujar Kombes Benyamin.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung adanya parking bay yang disediakan sekarang ini. Adanya kantong-kantong yang lebih besar untuk menampung kendaraan diharapkan bisa menghindari pengendara dari kemacetan, kata Budi. Kendati demikian, ia belum bisa memastikan apakah saat mudik lebaran tahun ini, parking bay tersebut menjadi efektif atau malah menambah keruwetan di jalan tol.
“Tempat-tempat rest area itu harus diletakkan sesuai ketentuan. Harus tetap konsisten. Tapi dengan perkembangan lifestyle dan tol jarak jauh, kebutuhan rest area itu bertambah. Jadi, kalau saya mengusulkan parking bay itu menempel di rest area,” tutur Budi. "Cuma efektivitasnya nanti akan kita lihat, apakah titiknya (parking bay) tetap di situ atau akan diperbesar, nanti kita akan lihat.”
Di sisi lain, keluhan pengendara saat puncak arus mudik kemarin tak luput dari perhatian PT Jasa Marga mengenai rest area di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek. Fokus Dwimawan adalah mengatasi kepadatan di gerbang tol, lajur jalan, dan rest area.
Untuk gerbang tol, ada penambahan 20 gardu masuk dan 30 gardu keluar di Cikarang Utama. Ada juga penambahan lajur arus balik di KM 50-KM 68 Jakarta-Cikampek. Tapi untuk penambahan rest area sendiri masih menjadi perdebatan: Apakah mengurangi atau justru menambah kemacetan?
“Rest area itu berpotensi menambah kepadatan,” ujar Dwimawan.
Pengendara Kerap Berlama-lama di Rest Area
Dwimawan berkata bahwa "perilaku pengendara menggunakan rest area dan parking bay" sangat menentukan tingkat kepadatan di jalan tol. Ia menilai, banyak dari pengendara yang masih memarkir kendaraan di bahu jalan di kawasan rest area atau parking bay. Alhasil, setiap tahun, selalu ada kepadatan di sekitar kawasan rehat tersebut.
“Kami sampai menyiapkan kerja sama dengan polisi, khusus untuk menghalau pengguna jalan yang parkir di bahu jalan di sekitar rest area,” tegas Dwimawan. “Jadi mereka memaksa dan parkir saja, gitu. Parkir saja dan ditinggal saja di sekitar rest area karena mereka memaksa masuk.”
Menurut Dwimawan, para pengendara seharusnya cukup rehat 30 menit dan sesudahnya kembali melaju. Ini untuk mengatur pengendara lain yang ingin beristirahat. Tetapi banyak pengendara yang bandel dan berlama-lama di lokasi rehat, bahkan tak cuma buat singgah. Meski begitu, selama ini waktu rehat memang tidak dibatasi, menjadi tanggung jawab masing-masing pengendara.
“Ke depan akan kita evaluasi," ujarnya, "tapi sekarang kita baru mengimbau supaya mereka tidak terlalu lama.”
Kawasan rehat di jalan tol seringkali jadi tempat berkumpul dan bertemu. "Kemudian jadi semacam rekreasi,” kata Dwimawan.
Itu juga menjadi perhatian Kombes Benyamin. Ia menilai banyak pengendara yang berlama-lama di rest area ataupun di parking bay. Benyamin menyatakan, pihaknya tidak bisa melarang pengendara untuk berleha-leha karena memang tidak ada aturannya. Tetapi ia mengimbau pengendara agar lebih memperhatikan situasi di musim mudik saat arus kendaraan tinggi.
“Kalau sudah penuh, ya kita usir-usir saja. Mereka tidak sadar mereka berhenti itu membuat macet di belakang,” ujarnya.
Rencana Menutup Rest Area demi Mengatasi Macet
Dwimawan mengimbau para pengendara agar tidak mengandalkan rest area. Pengendara sebaiknya sudah mempersiapkan cukup bahan bakar dan stamina untuk terus melaju di Tol Jakarta-Cikampek seandainya rest area dan parking bay sudah penuh beban kendaraan dan menjadi biang kemacetan parah.
“Semuanya melihat kondisi lalu lintas. Harus kita cek dulu ke lapangan. Sistemnya buka-tutup. Kalau membuat kepadatan, kita tutup. Kalau lancar, ya enggak kita tutup," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk situasi sekarang, rest area dan parking bay masih bisa dipakai.
Kombes Benyamin menyatakan, situasi arus balik dari hari kemarin di Tol Jakarta-Cikampek masih lancar dan belum bikin macet panjang. Namun, bila penambahan luas rest area atau jumlah parking bay malah menambah titik kepadatan, ia setuju kawasan rehat tersebut ditutup untuk sementara.
“Masyarakat seharusnya cukup memakai rest area di Cipularang atau Cipali," ujarnya, menambahkan bahwa penutupan rest area di KM 71 membuat arus lalu lintas menjadi lancar.
Kombes Benyamin juga berkata "tidak menjadi masalah besar" bila ada kekhawatiran pengendara kurang istirahat dan kendaraan mereka kurang bensin kalau sejumlah rest area lain ditutup.
“Itu hanya 60 kilometer ke Jakarta. Pasti mereka sudah cukuplah BBM sampai sini. Kalau mereka tidak mempersiapkan diri, ya salah sendiri. Paling mogok-mogok sendiri nanti. Ada yang bantulah diisi bensin oleh petugas,” kata Kombes Benyamin.
Ia juga berkata, bila sejumlah rest area lain ditutup dan memicu keluhan para pedagang, seharusnya "kepentingan nasional" didahulukan lebih dulu. Toh, katanya, penutupan ini bila dilaksanakan hanya berlangsung sampai Sabtu.
“Pasti pedagang akan mengeluh kalau rest area ditutup. Tapi kita harus melihat kepentingan yang lebih besar lagi. Jangan sampai malah menimbulkan macet yang lebih parah," kata Kombes Benyamin, menambahkan bahwa ada lebih dari 2 juta kendaraan bermotor yang melintasi arus Lebaran tahun ini.
Dwimawan juga berkata hal sama. Ia berharap masyarakat bisa menilai mana yang prioritas nasional dan perorangan.
“Tolong kita pahami bahwa kondisinya ini kondisi luar biasa. Kepentingan orang banyak,” ujarnya.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Fahri Salam