Menuju konten utama

Arti Skibidi, Bahasa Gaul Gen Alpha yang Viral di Media Sosial

Salah satu istilah gaul Gen Alpha yang viral di media sosial adalah "skibidi". Apa itu skibidi dan dari mana asal usulnya?

Arti Skibidi, Bahasa Gaul Gen Alpha yang Viral di Media Sosial
Anak-anak berfoto di tempat bermain. FOTO/Istock

tirto.id - Generasi Alpha memiliki beberapa istilah gaul yang populer digunakan di media sosial. Salah satu istilah gaul Gen Alpha yang viral di media sosial adalah "skibidi". Apa itu skibidi dan dari mana asal usulnya?

Kata skibidi sendiri cukup asing di telinga masyarakat Indonesia. Pasalnya, kata ini tidak terdengar mirip dengan kosa kata manapun dalam bahasa Indonesia, seperti bahasa gaul lainnya yang sering kali berasal dari singkatan atau pelesetan kata tertentu.

Terlepas dari itu, Gen Alpha sering menggunakan kata-kata ini untuk berkomunikasi dengan teman sebaya atau melalui media sosial.

Gen Alpha sendiri adalah generasi yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024. Generasi ini adalah generasi termuda setelah Milenial dan Generasi Z. Usia tertua Gen Alpha saat ini masih 14 tahun atau usia pubertas.

Gen Alpha lahir di tengah-tengah kemajuan dunia digital. Menurut Sekolah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIS), hal ini membuat Gen Alpha punya karakteristik fasih menggunakan teknologi dan menyebarkan informasi.

Karakteristik ini tentu meningkatkan kemungkinan Gen Alpha menjalin komunikasi dan interaksi lebih luas dari pada generasi sebelumnya. Gen Alpha tidak hanya berteman dengan teman-teman dari sekolah atau lingkungan, tetapi seluruh dunia melalui sarana digital.

Situasi ini memicu pertukaran informasi, seperti tren, cara berpakaian, hingga cara berkomunikasi, termasuk bahasa asing di kalangan Gen Alpha.

Hal ini diduga menjadi pemicu mengapa Gen Alpha, khususnya di Indonesia, banyak menggunakan bahasa gaul yang cenderung asing, seperti goat, delulu, rizz, mewing, lit, cap, gyatt, ate, ohio, dan skibidi.

Arti Skibidi dalam Bahasa Gaul

Skibidi merupakan kata gaul yang populer di kalangan Gen Alpha.

Melansir Urban Dictionary, skibidi adalah kata digunakan untuk memulai percakapan, khususnya percakapan konyol.

Skibidi juga digunakan dalam percakapan antar orang mengalami gangguan otak akibat terlalu banyak menonton konten internet bernilai rendah alias brainrot.

Skibidi tidak memiliki definisi atau arti khusus. Kendati demikian, skibidi bisa digunakan kapan saja dan di mana saja. Uniknya, kata skibidi mengikuti aturan fonotaktik penyusunan kata-kata dalam bahasa Inggris.

Menurut konten kreator AS, Adam Aleksic, skibidi bisa dikategorikan sebagai "kata semu". Posisi kata ini mirip seperti nama karakter kartun Scooby Doo yang sering menyampaikan kata "scooby dooby doo" atau atau “la, la, la.”

Skibidi digunakan Generasi Alpha untuk mendefinisikan sesuatu yang buruk atau keren.

Contoh penggunaan kata skibidi konotasi positif, yaitu "Skibidi langitnya cantik banget". Sementara itu, dalam konteks negatif , yaitu "Skibidi omong kosong" atau "Acara tadi malam skibidi banget, lucu tapi aneh."

Asal-Usul Kata Skibidi

Asal usul kata skibidi berasal dari sebuah lagu Arab yang sedang populer. Namun, lagu tersebut menjadi lebih populer setelah serial YouTube Shorts "Skibidi Toilet".

Video "Skibidi Toilet" diciptakan oleh animator asal Georgia, yaitu Alexey Gerasimov. Video tersebut sering disebut sebagai video penyebab brainrot, karena dinilai sebagai konten bernilai rendah yang menyebabkan kerusakan otak.

"Skibidi Toilet" terinspirasi oleh meme tahun 2023 tentang kepala pria yang mencuat dari toilet. Serial tersebut menampilkan cerita tentang toilet dengan kepala manusia.

Karakter di serial "Skibidi Toilet" melakukan lip sync pada lagu remix "Dom Dom Yes Yes" dari Biser King dan "Give It to Me" dari Timbaland.

Dalam lirik "Give It to Me", kata skibidi adalah onomatopoeia. Hal ini karena kata tersebut terdengar dalam lirik "give it to me, give it to me" yang dipercepat dan terdengar seperti "Skibidi".

Baca juga artikel terkait TRIVIA atau tulisan lainnya dari Olivia Rianjani

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Olivia Rianjani
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra