tirto.id - Pemerhati pendidikan Arief Rachman mengungkapkan obrolan terakhirnya dengan Presiden ketiga BJ Habibie sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Arief menceritakan hal itu saat ditemui di RSPAD, Jalan Abdul Rahman Saleh Raya, Senen, Jakarta Pusat, pada Rabu (11/9/2019) malam.
"Waktu saya menengok di [Paviliun] Kartika [RSPAD], beneran saat lalu ketika beliau bisa bicara, beliau menitipkan supaya bangsa ini tidak tercerai-berai kamu jangan hanya mengajar tapi mendidik didiklah bangsa ini sebaik-baiknya," katanya.
Arief sudah hadir di RSPAD sejak sore hari, sebelum napas terakhir Habibie berhembus. Ia pun menceritakan suasana terakhir sebelumnya akhirnya Habibie meninggal dunia.
"Jadi keluarga berada di sekitar beliau, lalu sesudah itu persis waktu azan Maghrib, beliau menghembuskan nafas terakhir dan dokter dari Kartika mengatakan beliau sudah tidak ada," kisah Arief.
"Tentu kehilangan seorang tokoh nasional yang berkiprah sangat berjasa bagi dunia ilmu pengetahuan dan juga bagi persatuan bangsa," lanjutnya.
Arief juga menilai Habibie memiliki kemampuan sebagai Presiden Indonesia yang luar biasa.
"Dalam waktu singkat jadi Presiden, beliau mengatur negara dengan peraturan-peraturan yang luar biasa. Beliau sangat produktif, dan saya ingat sekali karena saya bekerja bersama-sama Ibu Ainun," ungkap Arief.
"Katanya, jangan membangun bangsa tanpa peraturan. Karena itu kita berada di satu tempat, ikuti aturan dengan baik. Dan beliau adalah satu tokoh yang katakan ke saya jangan lupakan Pancasila," lanjutnya.
Arief pun menyampaikan bahwa malam ini, jenazah Habibie akan dibawa ke rumah duka, Patra Kuningan.
"Malam ini ke Patra. Mudah-mudahan tidak salah, beliau mandikan di sini, dibawa ke Patra Kuningan. Saya tidak mendengar sesudah itu apa, tetapi saya yakin, besok akan dimakamkan, makam yang paling pantas adalah makam pahlawan," ujar Arief.
Habibie meninggal di RSPAD pada hari ini (11/9/2019) pukul 18.03 WIB. Kabar meninggalnya pertama kali disampaikan oleh Thareq Kemal Habibie, anak dari Habibie.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Irwan Syambudi