tirto.id - Hasil sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memutuskan menghukum Arema FC dengan sanksi membayar denda Rp250 juta. Komdis PSSI juga mewajibkan Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC membayar denda Rp50 juta.
Hukuman dari Komdis PSSI tersebut merupakan buntut dari kericuhan suporter ketika Arema FC menjamu Persib Bandung saat laga lanjutan Gojek Liga 1 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada 15 April 2018.
Komdis PSSI menjatuhkan sanksi denda ke Arema FC karena ulah suporter klub tersebut saat menjadi tuan rumah.
“Tingkah laku buruk penonton yang melakukan pelemparan botol dan sepatu ke area lapangan yang mengakibatkan pelatih Persib Bandung terluka, menyalakan flare, dan masuk ke area lapangan,” demikian penjelasan soal jenis pelanggaran Arema FC di laman resmi PSSI.
Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC vs Persib pada 15 April 2018 juga menerima sanksi karena dinilai, “Gagal memberikan rasa aman dan nyaman untuk kedua tim serta perangkat pertandingan.”
Selain menerima hukuman denda Rp50 juta, Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC juga menerima sanksi penutupan sebagian stadion pada bagian timur selama 2 pertandingan.
Kericuhan suporter di laga tersebut terjadi saat pertandingan memasuki masa injury time babak kedua Arema FC vs Persib. Saat itu, kedudukan sama kuat 2-2. Kericuhan meledak usai wasit memberikan kartu merah ke pemain Arema FC, Dedik Setiawan pada menit 88.
Usai kejadian tersebut, suporter tuan rumah masuk ke lapangan meski pertandingan belum selesai. Aksi itu direspons dengan tindakan keras petugas keamanan. Situasi sempat tidak terkendali sebab ada beberapa suporter melakukan pelemparan. Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez juga menjadi salah satu korban pelemparan tersebut.
Kekacauan itu membuat wasit Handri Kristanto menghentikan laga dengan skor imbang 2-2. PT Liga Indonesia Baru (LIB) kemudian memutuskan laga Liga 1 Indonesia 2018 antara Arema FC menghadapi Persib Bandung dianggap sudah selesai dengan skor imbang 2-2.
Kerusuhan itu juga mengakibatkan seorang suporter Arema FC atau Aremania bernama Dhimas Duha Imron (17) meninggal dunia.
Usai insiden itu, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S Dewa Broto sempat mendesak Komdis PSSI memberi sanksi tegas kepada Arema FC.
"Saya khawatir kejadian ini akan menjadi hal yang buruk bagi sepak bola nasional. Untuk itu kami meminta PSSI melalui Komdis untuk bertindak tegas. Kalau tidak, kami khawatir akan terjadi di tempat lain," kata Gatot pada Senin (16/4/2018) seperti dikutip Antara.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom