tirto.id - Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dan semua hubungan darat dan udara dengan negara bagian Teluk Arab Qatar. Keempat negara itu menuduh Qatar merusak kestabilan wilayah. Mereka juga mengatakan Qatar mendukung kelompok teroris.
Kantor berita negara Arab Saudi, SPA pada Senin (5/6/2017) memberitakan bahwa Riyadh telah menutup perbatasannya, memutuskan hubungan darat, laut dan udara dengan Qatar.
Mengutip salah seorang pejabat di Arab Saudi tindakan ini dilakukan untuk, "melindungi keamanan nasionalnya dari bahaya terorisme dan ekstremisme.”
Tak hanya, Saudi, Kementerian Luar Negeri Mesir juga telah menutup wilayah udara dan pelabuhan untuk semua transportasi Qatar. Begitu juga dengan UEA yang memberi waktu 48 jam bagi para diplomat Qatar untuk meninggalkan UEA, demikian dikutip dari BBC.
Abu Dhabi menuduh Doha “mendukung, mendanai, dan menyebarkan terorisme, ekstremisme dan organisasi sektarian," demikian dikutip dari kata kantor berita negara UEA, WAM.
Kantor berita Bahrain memberitakan bahwa mereka memutuskan hubungan dengan Qatar karena Doha “mengguncang keamanan dan stabilitas Bahrain dan ikut campur dalam urusan negaranya.”
Qatar telah lama mendapat kritik dari negara tetangganya atas dukungannya terhadap kelompok Islam, terutama kelompok Ikhwanul Muslimin, sebuah kelompok politik Islam Sunni yang ditentang oleh Arab Saudi dan UEA karena menantang aturan adat.
Qatar berulang kali membantah keras telah mendanai kelompok ekstremis. Meski begitu, mereka tetap menjadi sumber dana utama bagi Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan telah menjadi rumah pejabat Hamas yang diasingkan Khaled Mashaal sejak tahun 2012, demikian dikutip dari The Guardian.
Seperti dikutip dari BBC, koalisi negara-negara Arab yang memerangi pemberontak Yaman di Houthi juga mengusir Qatar dari persekutuannya karena Qatar dianggap mendukung praktik-praktik yang menguatkan terorisme. Mereka mengatakan Doha mendukung kelompok-kelompok teroris seperti al-Qaeda dan Daesh (yang juga dikenal sebagai ISIS).
Hingga keputusan negara-negara tersebut dibuat, Qatar belum memberi komentar.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra