Menuju konten utama

Arab Saudi Deportasi 15.000 Unta Asal Qatar

Ribuan unta terjebak selama berhari-hari di perbatasan Arab Saudi-Qatar dengan persediaan makanan dan air yang semakin menipis.

Arab Saudi Deportasi 15.000 Unta Asal Qatar
Ilustrasi Qatar Arab Saudi. FOTO/iStock

tirto.id - Putusnya hubungan diplomatik antara Qatar dengan beberapa negara lain di kawasan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, masih menimbulkan dampak yang cukup panjang di berbagai sektor. Baru-baru ini, Arab Saudi mendeportasi atau memulangkan sebanyak 15.000 ekor unta “kelahiran” Qatar.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengusir puluhan ribu unta tersebut yang harus kembali ke Qatar melalui jalan darat. Akibatnya, tidak sedikit unta yang terjebak selama berhari-hari di perbatasan dengan persediaan makanan dan air yang semakin menipis. Situasi diperparah dengan terjadinya perkelahian di lokasi tersebut.

"Unta-unta itu kelaparan. Beberapa pria berkelahi dan dalam kondisi sangat buruk. Saudaraku masih memiliki 10 atau 11 unta di Arab Saudi," ungkap Qatari, warga negara Qatar salah seorang pemilik unta, seperti dilaporkan Reuters.

Qatar, yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi, memang tidak memiliki wilayah daratan yang cukup luas. Oleh karena itu, banyak orang Qatar yang menggembalakan hewan-hewan ternaknya, termasuk unta, di wilayah milik Arab Saudi, dan hal tersebut sudah berlangsung sejak zaman dahulu dan telah menjadi semacam tradisi.

"Kami hanya ingin menjalani hari-hari kami, pergi ke Arab Saudi dan merawat unta kami dan kembali serta mengurus keluarga kami," ucap Qataris yang berharap hubungan antara negaranya dengan Arab Saudi segera membaik.

Arab Saudi dan beberapa negara lainnya, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Yaman, Mesir, Bahrain, Libya, bahkan Maladewa, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak beberapa waktu lalu. Qatar disebut sebagai negara pendukung terorisme karena dituding telah membantu pendanaan ISIS yang berpotensi mengganggu keamanan kawasan Teluk.

Otoritas Qatar sendiri telah membantah tudingan negara-negara tetangganya tersebut. Pemerintah Qatar di Doha menegaskan bahwa pemutusan hubungan diplomatik itu adalah suatu tindakan “tidak bisa dibenarkan” dan “tidak didasarkan pada fakta-fakta”.

Baca juga artikel terkait KRISIS QATAR atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Politik
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya