tirto.id - Efek domino aksi massa yang terjadi di Manokwari, Papua Barat menjalar ke Kota Sorong. Bandara Domine Eduard Osok menjadi sasaran massa, mereka melempari fasilitas yang ada di bandara tersebut.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan ada beberapa kantor yang turut jadi sasaran aksi massa.
"Ada beberapa kantor, masih belum di-update. Kalau sudah kondusif, aparat bersama pemda setempat akan menginventarisasikan kerusakan properti di area publik," ujar dia di Mabes Polri, Senin (19/8/2019).
Ia juga mengatakan berkaitan penerbangan di Manokwari dan Sorong, jadwal penerbangan hanya sampai pukul 15.00 waktu setempat. Meski ada kerusakan, otoritas bandara akan berupaya mengoperasikan kembali untuk esok hari.
Mengantisipasi semakin meluasnya aksi akibat warga terprovokasi melalui media sosial, Tim Patroli Siber Polres Sorong Kota mengimbau masyarakat terutama penggunaan media sosial agar tidak menyebarkan isu-isu yang sengaja ditebar oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Aksi masyarakat Sorong masih sama dengan alasan warga Manokwari melakukan aksi yakni kekecewaan lantaran mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang dipersekusi oleh ormas dan aparat.
43 mahasiswa Papua di Surabaya pun ditangkap dan diperiksa. Polisi juga memaksa masuk asrama yang mereka tempati. Mereka digelandang ke Mapolres Surabaya untuk diperiksa terkait dugaan perusakan bendera yang diadukan ke kepolisian pada 16 Agustus.
Pernyataan Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang membuka opsi pengusiran terhadap mahasiswa Papua di Malang. Kampus-kampus yang menampung mahasiswa Papua pun diminta membuat pakta integritas cinta NKRI.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Nur Hidayah Perwitasari