Menuju konten utama

Apakah Delirium adalah Gejala Baru Covid-19? Kenali Tanda-Tandanya

Apa itu delirium, penyakit yang diklaim sebagai gejala baru Covid-19 pada orang tua yang lemah.

Apakah Delirium adalah Gejala Baru Covid-19? Kenali Tanda-Tandanya
Ilustrasi Lansia mengalami demensia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Delirium adalah penyakit yang disebut-sebut menjadi gejala baru Covid-19. Sebuah infografik yang mencatut nama Satgas Covid-19 beredar di media sosial. Dalam infografik tersebut, dipaparkan gejala delirium sebagai simtom baru Covid-19.

Sudah banyak orang mengomentari unggahan gejala delirium tersebut, tetapi Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito membantah informasi dalam infografik itu berasal dari Satgas Covid-19.

"Sedang dicari siapa yang membuat info itu. Bukan kami," kata Wiku, seperti dikutip Antara News, Kamis (10/12/2020).

Meski unggahan gejala delirium tersebut bukan berasal dari Satgas Covid-19, masyarakat perlu mengetahui bahwa delirium menjadi salah satu gejala yang ditemukan pada pasien Covid-19 yang sudah tua, menurut studi yang dilansir Science Daily.

Data dari para peneliti di King's College London menggunakan informasi dari aplikasi COVID Symptom Study dan pasien yang dirawat di Rumah Sakit St Thomas di London, telah menunjukkan delirium adalah gejala utama Covid-19 pada orang tua dengan daya tahan tubuh lemah.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Age and Aging itu menyoroti, dokter dan perawat harus mewaspadai delirium sebagai tanda peringatan dini Covid-19 pada orang tua, bahkan saat tidak ada gejala lain seperti batuk atau demam.

Dipimpin oleh ahli geriatri Dr Rose Penfold di King's College London, para peneliti menganalisis data dari dua kelompok orang tua berusia 65 atau lebih dari Maret hingga Mei.

Kelompok pertama termasuk 322 pasien yang dirawat di rumah sakit yang dites positif Covid-19, sedangkan kelompok kedua terdiri dari 535 pengguna aplikasi COVID Symptom Study yang melaporkan memiliki hasil tes positif.

Mereka menemukan, orang tua yang dirawat di rumah sakit dan diklasifikasikan lemah menurut skala standar, lebih mungkin mengalami delirium sebagai salah satu gejala daripada orang pada usia sama yang tidak digolongkan lemah (lebih bugar).

Delirium, bersama dengan kelelahan dan sesak napas, juga lebih umum terjadi pada pasien yang lebih lemah dari menurut aplikasi Studi Gejala COVID, dibandingkan dengan orang yang lebih bugar pada usia yang sama.

Sepertiga pengguna aplikasi yang mengalami delirium tidak melaporkan menderita gejala 'klasik' Covid-19 seperti batuk dan demam. Delirium adalah satu-satunya gejala untuk sekitar satu dari lima (18,9%) pasien yang dirawat di rumah sakit.

Ini adalah studi pertama yang menunjukkan delirium adalah gejala Covid-19 pada orang tua yang lemah, meskipun hubungan biologis yang tepat antara kedua kondisi tersebut masih perlu diteliti.

Temuan ini juga menyoroti perlunya penilaian sistematis terhadap kelemahan orang tua, bersama dengan kesadaran dan skrining untuk delirium pada populasi rentan ini di rumah sakit, panti jompo dan komunitas.

"Orang yang lebih tua dan lebih lemah berisiko lebih besar terkena Covid-19 daripada mereka yang lebih bugar, dan hasil kami menunjukkan bahwa mengigau adalah gejala utama dalam kelompok ini," ujar Dr Rose Penfold dari King's College London.

"Dokter dan perawat harus waspada terhadap perubahan kondisi mental pada orang tua, seperti kebingungan atau perilaku aneh, dan waspada terhadap fakta bahwa ini bisa menjadi tanda awal infeksi virus corona," katanya, menambahkan.

Apa Itu Delirium?

Delirium adalah gangguan serius pada kemampuan mental yang mengakibatkan kebingungan dan berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan. Gejala awal delirium biasanya berkembang cepat - dalam beberapa jam atau beberapa hari.

Delirium seringkali dapat dilacak ke satu atau lebih faktor yang berkontribusi, seperti penyakit yang parah atau kronis, perubahan keseimbangan metabolik (seperti natrium rendah), pengobatan, infeksi, pembedahan, atau keracunan.

Karena gejala delirium dan demensia bisa serupa, masukan dari anggota keluarga atau perawat penting bagi dokter untuk membuat diagnosis yang akurat.

Tanda dan gejala delirium biasanya dimulai dalam beberapa jam atau beberapa hari. Gejala delirium sering berfluktuasi sepanjang hari, dan mungkin ada periode tanpa gejala.

Gejala delirium cenderung menjadi lebih buruk pada malam hari saat gelap dan segala sesuatunya tampak kurang familiar.

Gejala Delirium

1. Kurangnya kesadaran lingkungan yang dapat mengakibatkan:

  • Ketidakmampuan untuk tetap fokus pada suatu topik atau untuk beralih topik;
  • Terjebak pada suatu topik daripada menanggapi pertanyaan atau percakapan;
  • Mudah teralihkan oleh hal-hal yang tidak penting;
  • Menjadi penyendiri, dengan sedikit atau tanpa aktivitas atau sedikit respons terhadap lingkungan.
2. Keterampilan berpikir yang buruk (gangguan kognitif), seperti:

  • Memori yang buruk, terutama tentang kejadian baru-baru ini;
  • Disorientasi - misalnya, tidak tahu di mana dia berada atau siapa dia;
  • Kesulitan berbicara atau mengingat kata-kata;
  • Berbicara bertele-tele atau tidak masuk akal;
  • Kesulitan memahami ucapan;
  • Kesulitan membaca atau menulis.
3. Perubahan perilaku, termasuk:

  • Melihat hal-hal yang tidak ada (halusinasi);
  • Kegelisahan, agitasi atau perilaku agresif;
  • Memanggil, mengerang, atau membuat suara lain;
  • Menjadi pendiam dan menarik diri - terutama pada orang dewasa yang lebih tua;
  • Gerakan melambat atau lesu;
  • Kebiasaan tidur yang terganggu;
  • Pembalikan siklus tidur-bangun malam hari.
4. Gangguan emosional yang mungkin terjadi:

  • Kecemasan, ketakutan atau paranoia;
  • Depresi;
  • Lekas ​​marah atau tersinggung;
  • Perasaan gembira (euforia);
  • Apatis;
  • Pergeseran suasana hati yang cepat dan tidak terduga'
  • Kepribadian berubah.

Baca juga artikel terkait DELIRIUM atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH