tirto.id -
"Itu berkaitan dengan kalori, dan kalori penyokong utamanya adalah karbohidrat," ujar dr Ulul Albab dari Ikatan Dokter Indonesia dalam acara kesehatan yang diselenggarakan Mayora Nutrition di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Ulul mengatakan, sebenarnya tak ada perbedaan berarti antara kebutuhan nutrisi kala berpuasa dengan saat tidak puasa. Saat kebutuhan nutrisi tercukupi, maka tak akan ada masalah saat menjalankan puasa.
"Perbedaan hanya jam makan saja. Kalau pemenuhan kebutuhan nutrisinya cukup saat sahur dan berbuka puasa, maka biasanya tak akan mengalami kendala apapun, termasuk mengantuk," kata dia.
Saat sahur sebaiknya konsumsi karbohidrat yang dicerna lebih lama misalnya nasi merah, roti gandum, mie, dan pasta.
Sementara saat berbuka puasa, pilihlah karbohidrat yang mudah diserap tubuh dan menaikkan kadar gula di dalam tubuh yang rendah karena puasa, salah satunya kurma.
Ahli gizi tak menyarankan untuk mengonsumsi teh manis kala berbuka puasa karena hanya mengandung sukrosa.
"Enggak cocok. Teh manis isinya (kandungannya) sukrosa saja. Salah berbuka puasa dengan teh manis, apalagi dengan gula berlebih," ujar Rita Ramayulis DCN, M.Kes dalam acara "Ramadhan Sehat dan Praktis bersama Philips" di Jakarta, seperti diberitakan Antara.
Sementara saat berbuka puasa kita perlu segera menaikkan kadar gula darah hingga menjadi stabil. Sukrosa saja tak cukup, tubuh juga butuh glukosa dan fruktosa.
Konsumsi kurma sangat disarankan karena kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosanya. Di samping itu kurma juga kaya serat, kalium, potassium dan vitamin A.
"Konsumsi kurma basah, kalau enggak ada kurma kering. Satu kurma mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa, serat, kalium, potassium dan vitamin A. Perpaduan sukrosa, glukosa dan fruktosa bisa menaikkan kadar gula sekaligus menstabilkannya," kata Rita, seperti diberitakan Antara.
Perlu juga diingat, ujarnya, cairan elektrolit yang hilang selama berpuasa harus segera diganti saat berbuka. Selain kurma, buah-buahan termasuk air kelapa bagus bagi tubuh karena menyuplai cairan dan elektrolit.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri