tirto.id - Untuk menyelesaikan suatu perkara, debat digunakan untuk mengungkapkan perbedaan argumentasi antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Tidak semata-mata beradu pendapat, harus ada titik temu yang juga mesti diterima dengan sebuah penilaian netral di akhir debat.
Berdasarkan ungkapan Foy Aryo dalam Berdebat Secara Santun: Bahasa Indonesia Kelas X (2020, hlm. 8), debat dianggap sebagai pertentangan argumentasi. Ketika terjadi suatu peristiwa/isu, debat dijadikan sebagai ajang penentuan siapa yang argumentasinya tepat atau paling benar.
Alasan-alasan yang timbul dari pelaksanaan ini dijadikan sebagai informasi isu berdasarkan masing-masing sudut pandang.
Debat ternyata bukan hanya terjadi di dunia pemerintahan dan instansi-instansi, tapi juga bisa dilakukan di ranah pelajar.
Perlombaan adu argumentasi atau debat ini kerap diselenggarakan untuk mengadu ketangkasan siswa ketika berpendapat.
Lantas, bagaimana format debat dalam bahasa Indonesia dan apa saja unsur-unsur yang ada di dalamnya?
Format Lomba Debat di Indonesia
Rachmat Nurcahyo dalam handbookPanduan Debat Bahasa Indonesia (hlm. 4), menyebutkan format debat bahasa Indonesia mencakup 8 ketentuan.
Dengan debat yang diklaim bersistem parlementer, berikut ini isi format tersebut.
- Ada dua tim yang melakukan debat, masing-masing mempunyai tiga pembicara.
- Tim pertama adalah pendukung mosi/topik, sementara yang kedua merupakan oposisi (tak setuju).
- Pembicara akan berpidato selama 7 menit, mosi pendukung terlebih dahulu kemudian oposisi. Setelah itu, pihak oposisi akan menyampaikan balasan dan dilanjutkan lagi dengan balasan tim pendukung.
- Pembicara berbicara lewat urutan (1) pembicara ke-1 pendukung mosi/topik, (2) pembicara ke-1 oposisi, (3) pembicara ke-2 pendukung mosi, (4) pembicara ke-2 oposisi, (5) pembicara ke-3 pendukung mosi, (6) pembicara ke-3 oposisi, (7) pembalas dari oposisi, (8) pembalas dari pendukung mosi.
- Saat pembicara melantunkan pidato, anggota dari tim yang berseberangan bisa melakukan interupsi. Ini bisa ditolak atau diterima oleh pembicara. Sementara itu, pidato balasan tak bisa diinterupsi.
- Adanya seorang pemberi sinyal waktu, pembicara yang bercakap kurang dari 6 menit akan diklaim belum memenuhi waktu. Oleh sebab itu, dapat berpotensi terhadap berkurangnya poin debat.
- Debat akan dinilai berdasarkan juri yang jumlahnya ganjil. Sementara itu, keputusannya tak dapat diubah-ubah atau ditolak.
- Persiapan dilakukan 30 menit setelah mosi/topik pembicaraan dipublikasi.
Unsur-Unsur Debat
Berdasarkan buku Bahasa Indonesia terbitan Sumber Belajar Seamolec (hlm. 179), terungkap bahwa debat setidaknya mencakup 7 unsur. Di antaranya ada mosi, tim afirmasi, tim oposisi, tim netral, penonton, moderator, dan penulis.
Berikut ini 7 unsur-unsur debat lengkap dengan penjelasannya.
1. Mosi
Unsur ini dapat disebut sebagai topik. Di dalamnya mencakup fokus permasalahan, tema, isu, terhadap suatu peristiwa.
2. Tim afirmasi
Tim ini dalam unsur debat didefinisikan sebagai pendukung topik. Artinya, pihak ini adalah mereka yang menyatakan setuju terhadap suatu mosi.
3. Tim oposisi
Berbanding terbalik dari tim afirmasi, tim oposisi merupakan mereka yang menolak atau tidak setuju dengan mosi.
4. Tim netral
Berada di tengah antara kedua tim di atas, tim netral tidak mendukung ataupun menolak mosi. Dengan begitu, pihaknya akan membahas sesuatu hal yang sifatnya menengahkan.
5. Penonton dan Juri
Ketika debat berlangsung, ada penonton yang tugasnya mendengar isi argumentasi kedua belah pihak. Terkadang, di antaranya ada yang dimintai pendapat atau suara untuk menentukan juara debat.
6. Moderator
Selain pihak-pihak yang berlomba argumentasi, moderator hadir sebagai pemimpin debat. Ia akan mengarahkan siapa yang nantinya dipersilakan berbicara.
7. Penulis/notulen
Saat debat berlangsung, terdapat penulis yang tugasnya sebagai notulen (penulis) debat. Ia akan menyajikan rangkaian argumentasi hingga kesimpulan di dalam catatannya.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno