tirto.id - Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan dalam menjaga dan memelihara kesehatan secara mandiri dengan memanfaatkan pengetahuan yang diwariskan turun-temurun. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia sejak lama sudah memanfaatkan beragam jenis tanaman untuk keperluan memelihara kesehatan.
Banyak di antara tanaman tersebut mudah dibudidayakan, termasuk di lahan sekitar rumah. Maka itu, muncullah istilah tanaman obat keluarga (TOGA). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun telah memasukkan TOGA jadi salah satu unsur yang bisa dimanfaatkan untuk penguatan sistem pelayanan kesehatan dasar.
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan sebutan untuk berbagai jenis tumbuhan yang dapat dibudidayakan di sekitar pekarangan rumah, dan mempunyai kegunaan memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan yang bisa diolah dan diracik dengan cara sederhana.
Sementara itu, mengutip modulPrakarya Aspek Budidaya (2020) terbitan Kemdikbud, TOGA adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. TOGA termasuk bagian dari sistem pengobatan tradisional yang memanfaatkan tumbuhan di sekitar pekarangan rumah.
Sejumlah jenis Tanaman Obat Keluarga selama ini diyakini bisa menyembuhkan bermacam penyakit ringan hingga penyakit degenaratif yang tergolong berat. Khasiat beberapa tanaman TOGA bahkan telah dibuktikan melalui riset ilmiah.
Sebagai contoh, dikutip dari laman FK-KMK UGM, beberapa jenis tanaman obat yang sudah terbukti bisa berfungsi sebagai penguat daya tahan tubuh (imunomodulator) ialah jahe merah, temulawak, kunyit, meniran, dan empon-empon. Adapun rimpang kencur bisa mengurangi gejala batuk-pilek, sementara daun salam dan sambiloto dapat berguna bagi penderita diabetes.
Jenis dan Kegunaan Tanaman Obat Keluarga
Merujuk buku paket Prakarya karya Suci Paresti Dkk (2017:177), dalam budidaya TOGA, sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun, ataupun ladang, bisa digunakan. Selain ditanam di tanah kosong, tumbuhan TOGA juga dapat dibudidayakan di pot-pot kecil.
TOGA sering disebut apotik hidup karena penanamannya di sekitar rumah bisa menyediakan sumber obat-obatan tradisional (herbal). Obat-obatan herbal itu bisa bermanfaat untuk pencegahan maupun pengobatan mandiri dalam tindakan penanganan pertama.
Bagian tanaman obat keluarga ada yang bisa digunakan seluruhnya atau cuma komponen tertentu. Cara meracik tanaman-tanaman itu menjadi obat juga tidak terlampau sulit.
Berikut ialah beberapa contoh Tanaman Obat Keluarga dan kegunaannya bagi kesehatan seperti dikutip dari lamanDitsmp Kemendikbud dan sejumlah sumber lain.
1. Lidah Buaya
Lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk kecantikan, seperti menghilangkan jerawat, menambah kesehatan bulu mata, menguatkan akar-akar rambut, menghapus flek hitam dan menutup pori-pori berukuran besar pada wajah.
Selain itu, lidah buaya juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh, yaitu melancarkan peredaran darah, membantu percepatan penyembuhan luka, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mengobati terjadinya peradangan.
2. Jahe
Jahe merupakan salah satu jenis tumbuhan yang kerap dimanfaatkan untuk menghangatkan tubuh dalam bentuk minuman. Kemudian, jahe banyak digunakan untuk menambah cita rasa masakan.
Selain kedua hal tersebut, jahe juga memiliki beberapa kegunaan lain bagi tubuh seperti mengatasi batuk, sakit kepala, masuk angin, dan meningkatkan kekebalan badan.
3. Kunyit
Kunyit memiliki beberapa khasiat khususnya bagi kesehatan tubuh manusia seperti mengatasi terjadinya maag, menurunkan kadar kolesterol dan lemak serta meredakan mual.
4. Lengkuas
Lengkuas memiliki beberapa kegunaan bagi kesehatan tubuh manusia seperti menambah nafsu makan. Selain itu, lengkuas dapat menjadi obat peradangan. Hal tersebut dapat terjadi lantaran lengkuas mengandung kurkumin.
5. Sirih
Sirih kerap dimanfaatkan oleh orang-orang lanjut usia, terutama di pedesaan, untuk menguatkan enamel gigi dan membunuh bakteri dalam mulut. Selain itu, sirih memiliki fungsi mengatasi mimisan, meredakan sakit gigi, dan memperlancar datang bulan.
6. Lengkuas
Bagian lengkuas yang digunakan untuk pengobatan adalah rimpangnya. Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri lebih kurang 1% dengan komponen utama kamfer, sineol dan asam metal sinamat, demikian dilansir laman Kemkes RI.
Minyak atsiri ini akan muncul jika rimpang lengkuas diiris atau ditumbuk. Minyak atsiri rimpang lengkuas memiliki sifat antimikroba dan antijamur.
Di Jawa, dikenal dua jenis lengkuas, yaitu lengkuas merah dengan rimpang berwarna kemerahan, bentuknya lebih kecil dari lengkuas putih. Sedangkan lengkuas putih memiliki rimpang berwarna putih dengan bentuk yang relatif besar.
Masyarakat di perdesaan umumnya masih sering memakai irisan lengkuas merah untuk mengobati panu dan kutu air. Perasan lengkuas merah yang ditambah dengan madu pun dapat mengobati demam.
Sedangkan lengkuas merah yang ditumbuk dan dicampur dengan tepung beras, biasa dipakai untuk tapal di perut perempuan yang baru saja menjalani persalinan.
7. Jeruk nipis
Buah Jeruk nipis berkhasiat sebagai obat batuk, penurun panas, dan jamu pegal linu. Buah ini mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), dammar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, serta vitamin B1 dan C. Jeruk nipis pun memiliki kandungan minyak atsiri (sitral, limonene, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali lasetat, aktilaldehid, annildehid).
8. Seledri
Daun seledri dan herba seledri bermanfaat bagi kesehatan. Herba seledri mengandung flavonoid, kumarin, manitol serta minyak atsiri. Flavonoid apigenin dalam herba seledri dapat menurunkan tekanan darah. Sedangkan rebusan daun seledri dapat digunakan untuk memperlancar pengeluaran air seni.
Namun, senyawa firanokumarin dalam herba seledri dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Selain itu, biji seledri dapat memengaruhi siklus menstruasi, sehingga minyak biji selederi sebaiknya tidak dikonsumsi oleh perempuan.
9. Daun sereh wangi
Daun dan akar sereh wangi memiliki khasiat sebagai penghangat badan, peluruh keringat, dan obat kumur. Daun sereh wangi mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol. Daun tanaman ini juga mengandung minyak atsiri dengan sitral, sitronelol, geraniol, metilheptenon, eugenol-metilete, dipentel, eugenol, kadinen, kadinol, dan limonene.
Minyak atsiri daun dan akar sereh wangi terbukti bisa berguna menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitic, pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, bacilus subtilis, Salmonella typhimurium, Apergillus niger dan Candida albicans.
10. Temulawak
Temulawak adalah salah satu jenis tanaman obat yang berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Tanaman temulawak berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap.
Di Jawa Barat, temulawak disebut sebagai koneng gede, sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat asal temulawak, sebelum tumbuhan menyebar ke wilayah lain.
Temulawak bisa dibuat menjadi jamu godog yang berguna untuk meningkatkan kerja ginjal serta antiinflamasi. Selain itu, temulawak juga berkhasiat untuk obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti-kolesterol, mengatasi anemia, mengandung antioksidan dan antimikroba.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom