tirto.id - Istilah imunisasi dan vaksinasi sering digunakan secara bergantian. Namun, istilah tersebut secara teknis ternyata memiliki definisi yang sedikit berbeda.
Menurut WHO imunisasi adalah salah satu kisah sukses kesehatan dan pembangunan global dalam upaya menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun.
Imunisasi adalah komponen kunci dari perawatan kesehatan primer dan hak asasi manusia yang tak terbantahkan. Imunisasi juga salah satu investasi kesehatan terbaik yang dapat dibeli dengan uang.
Apa beda imunisasi dan vaksinasi?
Menurut CDC imunisasi adalah suatu proses saat seseorang dilindungi dari suatu penyakit melalui vaksinasi. Istilah ini sering digunakan secara bergantian dengan vaksinasi atau inokulasi.
Sedangkan vaksinasi merupakan tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Sementara pengertian dari vaksin adalah produk yang merangsang sistem kekebalan seseorang untuk menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu, melindungi orang tersebut dari penyakit tersebut.
Vaksin juga penting untuk pencegahan dan pengendalian wabah penyakit menular. Vaksin mendukung keamanan kesehatan global dan akan menjadi alat penting dalam memerangi resistensi antimikroba.
Vaksin mengurangi risiko terkena penyakit yang bekerja dengan pertahanan alami tubuh Anda untuk membangun perlindungan. Saat Anda mendapatkan vaksin, sistem kekebalan Anda akan merespons.
Vaksin biasanya diberikan melalui suntikan jarum, tetapi juga dapat diberikan melalui mulut atau disemprotkan ke hidung.
Khusus untuk bayi dan balita, mereka wajib mendapat beberapa imunisasi dasar untuk membatu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Berikut ini lima jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada anak:
1. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B. Pemberian vaksin hepatitis B dilakukan sebanyak tiga kali.
Imunisasi hepatitis B yang pertama, diberikan pada bayi yang baru lahir. Selanjutnya, untuk dosis kedua pada saat bayi usia 1-2 bulan.
Sedangkan untuk dosis ketiga, dilakukan saat bayi usia 6-18 bulan dengan pemberian dosis 0,5 cc. Adapun imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk memberikan sistem kekebalan tubuh dan melindunginya terhadap virus hepatitis B.
Jika tidak dilakukan, hepatitis B dapat menyebabkan infeksi organ hati yang menimbulkan penyakit kronis, di antaranya kanker hati dan sirosis hati.
Maka dari itu, orangtua yang mempunyai bayi dianjurkan untuk melakukan imunisasi hepatitis B agar terhindar dari penyakit tersebut.
Sedangkan efek samping setelah melakukan imunisasi hepatitis B, akan muncul reaksi seperti demam ringan dan bengkak pada bagian kulit bekas suntikan.
2. Imunisasi polio
Imunisasi polio yaitu imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit polio. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya dan dapat menular.
Tahapan imunisasi polio dilakukan pada bayi baru lahir, kemudian saat berusia 2 bulan, dilanjukan saat ia sudah berusia 4 bulan, dilanjutkan saat si Kecil berusia 6 bulan, dan yang terakhir saat bayi berusia 18-24 bulan.
Adapun imunisasi yang satu ini dapat diulang saat anak sudah berusia 5-6 tahun. Manfaat imunisasi polio salah satunya untuk memberikan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kecacatan.
3. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberculosis. Pemberian imunisasi BCG diberikan pada bayi sebelum usia 3 bulan dengan dosis sebanyak 1 kali seumur hidup.
Adapun mamfaat imunisasi BCG yaitu untuk mendapatkan sistem kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap penyakit tuberculosis atau TBC.
Penyakit TBC jenis penyakit yang mudah menular sehingga bayi mudah terkena penyakit tersebut karena bayi belum memiliki sistem imun yang kuat.
Sedangkan untuk efek samping setelah imunisasi BCG yaitu muncul reaksi seperti demam ringan dan sakit dibagian tubuh bekas suntikan. Namun reaksi ini hanya berlangsung selama 1 atau 2 hari dan akan sembuh sendiri.
4. Imunisasi DPT
Tahapan pemberian imunisasi DPT dilakukan saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan 18 bulan. Kemudian akan diulang saat usia 5-12 tahun.
Imunisasi DPT sangat penting, karena dapat mencegah terjadinya 3 jenis penyakit sekaligus, di antaranya difteri, pertusis dan tetanus.
Sedangkan efek samping imunisasi DPT sama hal nya dengan imunisasi lain, yakni hanya menimbulkan demam dan bengkak pada bagian kulit bekas suntikan.
5. Imunisasi campak
Imunisasi campak diberikan saat bayi berusia 9 bulan dan bermanfaat dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit campak.
Biasanya penyakit campak akan menyebabkan batuk, pilek, sakit tenggorokan, sulit bernapas, bintik-bintik merah pada bagian kulit, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Adapun efek samping imunisasi campak yaitu demam dan sakit pada bagian kulit bekas suntikan.
Editor: Agung DH