tirto.id - Orang awam mungkin kesulitan membedakan antara penyakit roseola dan campak. Keduanya memiliki beberapa ciri yang serupa. Gejala yang mirip antara lain demam tinggi, muncul ruam, dan umumnya menyerang pada anak-anak.
Hanya saja, roseola dan campak sebenarnya memiliki perbedaan yang dapat dikenali. Perbedaan tersebut lebih mudah dipahami dengan mengenal gejala yang muncul lebih mendalam.
Meski sama-sama menunjukkan ruam pada roseola dan campak, namun ruam tersebut memiliki kekhasan. Termasuk, tempat keluarnya ruam sampai penyebarannya juga berlainan.
Perbedaan roseola dan campak
Mengutip Medical News Today, roseola memiliki gejala ruam yang umumnya berwarna pink hingga merah. Kemunculan ruam pada roseola dimulai dari torso atau batang tubuh, lalu menyebar ke bagian tubuh lain. Torso adalah anatomi pada manusia yang menjadi pusat percabangan pada tubuh yang meliputi area perut (perut), dada, punggung, dan perineum.
Ruam di roseola cukup unik karena kemunculannya terjadi setelah selesainya gejala demam. Demam berlangsung sekitar 3-5 hari, lalu kulit mulai muncul benjolan dan ruam kecil kemerahan berukuran 2-5 milimeter. Di sekitar ruam kadang terdapat lingkaran berkelir pucat.
Penyebaran ruam umumnya ditemukan dari torso lalu ke leher, wajah, kaki, dan lengan dalam waktu 24 jam setelah selesai demam. Ruam ini tidak gatal tapi berubah putih saat ditekan. Ruam akan hilang dalam 1-2 hari.
Menariknya, anak-anak yang mengalami roseola sering didapati masih bisa beraktivitas seperti biasa dan tampak sehat. Sebaliknya, anak yang kena campak lebih kerap didapati mengeluh sakit dan berperilaku seolah tidak sehat.
Sementara itu, ruam pada campak memiliki warna khas merah kecoklatan. Ruam ini pada mulanya akan tampak di wajah, lalu mulai menyebar ke bagian tubuh bawah.
Serupa roseola, ruam campak muncul 3-5 hari setelah demam menyerang. Namun, ruam dan demam akan terus berlangsung setelah itu. Jadi, anak mengalami demam sekaligus ruam pada tubuh.
Awal munculnya ruam dimulai dari sepanjang batas garis rambut atas, lalu menyebar ke leher, torso, tungkai, dan kaki. Kadang ditemukan pula benjolan kecil yang mengiringi ruam. Lalu, demam pada campak akan ikut berhenti seiring dengan hilangnya ruam di tubuh.
Penyebab roseola, penularan, dan gejalanya
Roseola dikenal dengan nama lain roseola infantum, penyakit ke-6 (sixth disease), atau exanthema subitum. Roseola kerap menyerang anak-anak, dan dalam kasus jarang dapat pula dialami orang dewasa.
Penyebab penyakit roseola adalah infeksi yang dilakukan virus human herpesvirus 6 (HHV-6) atau human herpesvirus 7 (HHV-7). Penularannya dapat berlangsung melalui percikan cairan yang terinfeksi virus, lalu masuk lewat hidung atau tidak sengaja menempel dari sentuhan.
Mengutip Mayo Clinic, penderita roseola umumnya anak berusia sekira 2 tahun. Gejala utamanya adalah demam tinggi, lantas diikuti keluarnya ruam setelah demam berakhir yang tidak sakit atau gatal. Gejala penyerta lainnya yaitu anak mudah marah, diare ringan, nafsu makan menurun, dan kelopak mata bengkak.
Roseola sering sembuh dengan sendirinya dengan memanfaatkan kekebalan tubuh dalam sepekan atau lebih. Oleh sebab itu, roseola kerap disebut penyakit keenam. Sifat penyakit roseola biasanya tidak serius.
Penyebab campak penularan, dan gejalanya
Campak adalah penyakit menular yang sebagian besar dialami anak-anak di bawah 5 tahun. Penyebabnya adalah virus campak yang merupakan bagian dari keluarga Paramyxoviridae dengan genus Morbillivirus. Penularannya bisa melalui kontak langsung dengan penderita atau lewat udara.
Setelah terpapar virus, tubuh dapat memunculkan gejala setelah 10-14 hari. Selain ruam, gejala lain yang tampak adalah demam, batuk kering, pilek, sakit tenggorokan, peradangan mata (konjungtivitis), dan tanda seperti sariawan di dalam lapisan pipi. Selain itu, ruam disertai benjolan berisi air.
Infeksi virus campak terjadi secara bertahap selama 1-3 pekan. Ruam dapat bertahan sampai 7 hari lalu memudar yang diawali pada bagian wajah. Setelah itu, gejala lain juga ikut hilang dan pengelupasan kulit yang terkena ruam mungkin berjalan sekira 10 hari.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari