tirto.id - Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari perut bumi dan getarannya bergelombang pada lapisan kulit bumi. Kekuatan gelombang ada yang lemah dan kencang. Saat terjadi, tanah tiba-tiba berguncang. Barang-barang yang berada di atas atau di dinding berjatuhan.
Frekuensi gempa bumi mengacu pada jenis dan ukuran selama periode waktu. Gempa bumi dapat diukur menggunakan alat seismometer. Dan moment magnitudo adalah skala paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.
Adapun skala richter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7 kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Penyebabnya
Seperti dikutip dari bukuBersahabat dengan Alam oleh Sri Handayaningsih, berdasarkan penyebabnya, gempa bisa dibedakan menjadi beberapa macam, berikut adalah poin-poinnya:
(1) gempa karena jatuhnya benda luar angkasa ke bumi
(2) gempa karena runtuhan atau terban
(3) gempa karena pergerakan lempeng tektonik
(4) gempa karena aktivitas gunung api ( Gempa Vulkanik ).
Indonesia Rawan Gempa Bumi
Dalam dunia ini terdapat enam belas lempeng raksasa. Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-australia. Pergerakan ketiga lempeng tersebut jika bertumbukan satu sama lain, daerah sekitar patahan lempeng berisiko mengalami gempa bumi tektonik. Lalu, apakah penyebab gempa tektonik?
Gempa ini disebabkan pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari sangat kecil hingga yang sangat besar.Ketika lempeng-lempeng bumi bergerak menekan dan saling mengunci, tenaga yang dihasilkan sangat besar. Gempa tektonik terjadi apabila dua lempeng bertumbukan. Dan salah satu lempeng menunjam ke bawah lempeng yang lain.
Lalu apa yang kita lakukan jika terjadi gempa bumi?
- Jangan panik, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur dahulu, lindungi kepala dengan bantal atau benda lain, jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela, dan hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding.
- Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon tinggi. Usahakan mencapai daerah yang terbuka.
- Jika di ruangan umum: Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang, jauhi benda yang mudah tergelincir.
- Jika mengendarai kendaraan: Segera hentikan di tempat yang terbuka, jangan berhenti di atas jembatan atau bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
- Jika berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mal: Jangan panik, ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
- Jika berada di dalam lift: Jika anda merasakan getaran, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Namun jika terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone ( Jika Tersedia ). Serta perlu diketahui jangan menggunakan lift saat kejadian. Lebih baik menggunakan tangga darurat.
- Jika di dalam kereta api: Berpegangan erat pada tiang seandainya kereta dihentikan secara mendadak, bersikap tenang mengikuti penjelasan petugas.
- Jika di gunung/pantai: Ada kemungkinan terjadi longsor, menjauhlah ke tempat aman. Sedangkan di pesisir pantai, bahayanya datang tsunami, dan cepat mengungsi ke dataran yang tinggi.
- Beri pertolongan: Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat, maka bersiap memberikan pertolongan pertama orang-orang di sekitar.
- Evakuasi: Evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.
Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Alexander Haryanto