Menuju konten utama

Apa Makna Pagerwesi Hari Raya Umat Hindu yang Diperingati 24 Mei

Apa makna Hari Raya Pagerwesi yang diperingati umat Hindu hari ini?

Apa Makna Pagerwesi Hari Raya Umat Hindu yang Diperingati 24 Mei
Pemuka agama Hindu memercikkan air suci saat persembahyangan Hari Pagerwesi di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (30/3/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU

tirto.id - Umat Hindu merayakan Hari Pagerwesi pada Rabu (24/5/2023). Apa itu Pagerwesi dan apa maknanya? Menurut asal katanya, “pager” yang berarti pagar atau perlindungan dan “wesi” berarti besi yang merupakan bahan kuat.

Hari Raya Pagerwesi tersebut bertujuan untuk memagari diri (magehang awak) dengan kuat agar jangan mendapatkan gangguan atau rusak.

Makna filosofis dalam perayaan hari raya Pagerwesi ini adalah sebagai simbol keteguhan iman, memagari diri dengan tuntunan ilmu pengetahuan, sehingga manusia tersebut tidak mengalami kegelapan atau Awidya.

Pada perayaan Pagerwesi, diharapkan menjadi momen yang istimewa bisa memagari diri dengan ilmu pengetahuan dan keteguhan iman.

Untuk mendapatkan tuntunan dalam mendalami ilmu pengetahuan tersebut maka yang dimuliakan dan dipuja adalah Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Makna Hari Raya Pagerwesi Umat Hindu

Hari Raya Pagerwesi diperingati setiap Rabu Kliwon wuku Sinta. Hari ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta). Pagerwesi merupakan hari suci umat Hindu yang jatuh setiap empat hari setelah Hari Saraswati.

Menurut laman Kabupaten Jembrana, ada beberapa filosofi mengenai Pagerwesi, ada yang mengatakan berasal dari dua kata, pager/pagar yang berarti kokoh dan wesi/besi atau kuat. Namun dalam Lontar Sundarigama dijelaskan, Pagerwesi itu adalah pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru.

Mengapa pemujaan kepada guru? Karena guru memiliki fungsi adiluhung sebagai penuntun.

Maka dapat dikatakan Pagerwesi merupakan hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru.

Ilmu pengetahuan itu mengalir, melembaga dalam proses mewujudkan jagadhita. Guru yang harus dihormati dalam hal ini adalah catur guru. Guru Rupaka (orangtua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemerintah) dan Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi).

Jadi dapat disimpulkan makna sebenarnya adalah sebagai pengingat bahwa manusia yang hidup di dunia harus memiliki keteguhan iman, yang berdasarkan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan di jalan kebaikan.

Tanpa pengetahuan, umat manusia akan kembali pada zaman kegelapan, dimana semua yang dilakukan terasa sangat sulit.

Untuk merayakan Pagerwesi, umat Hindu akan melakukan sembahyang di pura. Pura Giri Kusuma Polsek Gianyar, Rabu (24/5) pagi.

Selain menghaturkan persembahan kepada sang Hyang Pramesti Guru, saat Pagerwesi inilah manusia melakukan yoga semadi, menyucikan diri dan mohon anugerah dan kekuatan kepada Hyang Pramesti Guru.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom