tirto.id - Sindrom Raynaud adalah kelainan pada pembuluh darah kecil di jari tangan dan kaki.
Dilansir Cleveland Clinic, sindrom ini juga dapat memengaruhi pembuluh darah di hidung, bibir, atau cuping telinga.
Bila kamu menderita sindrom Raynaud, saat kamu berada di tempat dingin atau tengah dilanda stres, maka kamu mungkin saja akan mengalami kejang episodik, yang kerap disebut serangan vasospastik.
Selama serangan terjadi, arteriol dan kapiler di jari dan kakimu akan menegang lebih dari seharusnya. Akibatnya, kulit di area yang terkena, akan menjadi putih, hingga akhirnya membiru.
Kondisi ini terjadi karena kamu kekurangan oksigen. Selain itu, kekurangan oksigen ini juga akan membuat kulitmu terasa dingin dan mati rasa.
Namun jangan khawatir, menurut NHS, serangan Raynaud ini biasanya tidak akan menimbulkan masalah serius.
Bila pembuluh darah rileks dan terbuka kembali, maka serangan yang biasanya berlangsung sekitar 15 menit ini, sudah mereda.
Gejala Sindrom Raynaud
Beberapa gejala sindrom Raynaud, seperti dilansir dari Mayo Clinic, adalah:
- Jari tangan atau jari kaki terasa dingin.
- Area kulit yang terkena akan memutih lalu membiru. Namun hal ini tergantung pada warna kulitmu. Beberapa warna kulit mungkin akan sulit untuk mengamati adanya perubahan warna ini, namun beberapa warna kulit yang lain mungkin akan lebih mudah terlihat.
- Kulitmu mungkin akan merasa mati rasa, atau merasakan perasaan tertusuk atau nyeri yang menyengat. Hal ini terutama terjadi saat kulitmu terkena udara panas, atau ketika kamu sedang berusaha menghilangkan stres.
- Ketika kulit mulai menghangat dan aliran darah membaik, arena yang terkena akan mengalami perubahan warna ke warna semula. Lalu area itu akan berdenyut, terasa kesemutan atau akan membengkak.
Penyebab Sindrom Raynaud
Masih menurut Cleveland Clinic, sindrom raynaud umumnya terjadi pada orang yang memiliki penyakit jaringan ikat.
Penyakit pada jaringan ikat ini akan mengurangi aliran darah ke jari tangan dan kaki.
Berikut adalah beberapa daftar penyebab sindrom Raynaud.
1. Penyakit dan kondisi penyebab sindrom Raynaud
- Penyakit Buerger (terutama pada laki-laki yang merokok)
- Hipotiroidisme
- Penyakit jaringan ikat campuran
- Dermatomyositis
- Polymyositis
- Kanker
- Sindrom carpaltunnel
- Vaskulitis
- Sindrom Sjogren
- Lupus
- Arthritis rheumatoid
- Penyakit arteri perifer (terutama pada laki-laki berusia di atas 50 tahun
- Hipertensi paru
- Scleroderma dan sindrom CREST
- Sindrom outlet toraks
- Kafein
- Beta-blocker
- Kemoterapi (bleomycin, vinblastin)
- Dekongestan yang mengandung phenylephrine atau pseudoephedrine.
- Kokain
- Nikotin
- Resin epoksi
- Obat perangsang, seperti methylphenidate, yang mengobati gangguan attention-deficit/hyperactivity (ADHD)
- Obat migrain dengan kandungan ergotamine
- Vasospasme traumatis akibat alat getar atau pukulan berulang dengan telapak tangan, misalnya ketika kamu bermain piano.
- Radang dingin.
Pengobatan Sindrom Raynaud
Pengobatan sindrom ini harus sesuai dengan tingkat keparahannya.
Pengobatan sindrom Raynaud dilakukan dengan:
- Mencegah munculnya serangan Raynaud
- Mengurangi tingkat keparahan serangan Raynaud
- Berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih sehat
- Kamu harus berusaha mengobati penyakit atau kondisi yang menyebabkan sindrom Raynaud
- Mencegah ulkus kulit dan kerusakan jaringan
- Menghindari tempat yang dingin, seperti tempat menyimpan makanan beku atau ruangan dengan pendingin ruangan yang suhu dinginnya cukup ekstrem
- Menghindari menyentuh benda dingin, seperti gelas air es atau permukaan logam yang dingin
- Mengelola stres dan emosi yang bisa memicu serangan
- Mengenakan pakaian hangat saat cuaca dingin
1. Penghambat saluran kalsium
Obat ini akan membuatmu mengalami sedikit serangan yang tidak terlalu parah. Obat ini dapat membantu pembuluh darah terkecil rileks dan terbuka.
2. Alpha-blocker
Obat ini bertujuan menangkal norepinefrin yang merupakan hormon penyempit pembuluh darah.
3. Salep kulit nitrogliserin
Salep ini dioleskan ke jari untuk membantu menyembuhkan borok kulit.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno