tirto.id - Resistensi insulin adalah kondisi kompleks ketika tubuh tidak merespons insulin sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang memiliki peran sangat penting bagi tubuh karena berguna untuk mengatur kadar gula darah.
Melansir laman Cleveland Clinic, resistensi insulin dapat bersifat sementara atau kronis dan dalam beberapa kasus dapat diobati.
Dalam keadaan normal, tubuh akan memecah makanan menjadi glukosa (gula), yang merupakan sumber energi utama tubuh. Kemudian, glukosa masuk ke dalam aliran darah, yang memberi sinyal kepada pankreas untuk melepaskan insulin.
Selanjutnya, insulin akan membantu glukosa dalam darah memasuki sel-sel otot, lemak dan hati sehingga mereka dapat menggunakannya sebagai energi atau menyimpannya untuk digunakan nanti.
Ketika glukosa memasuki sel dan kadarnya dalam aliran darah menurun, maka pankreas akan memberi sinyal kepada tubuh untuk berhenti memproduksi insulin.
Namun, karena beberapa alasan, sel-sel otot, lemak dan hati dapat merespons insulin secara tidak tepat, yang berarti sel-sel tersebut tidak dapat secara efisien mengambil glukosa dari darah atau menyimpannya. Kondisi inilah yang disebut dengan resistensi insulin.
Akibatnya, pankreas membuat lebih banyak insulin untuk mencoba mengatasi peningkatan kadar glukosa darah. Ini disebut hiperinsulinemia. Selama pankreas dapat membuat insulin yang cukup untuk mengatasi respons sel yang lemah terhadap insulin, kadar gula darah akan tetap berada dalam kisaran yang sehat.
Akan tetapi, jika sel menjadi terlalu resisten terhadap insulin, maka hal ini akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia), yang lama-kelamaan akan menyebabkan pradiabetes dan diabetes tipe 2.
Faktor Risiko Penyebab Resistensi Insulin
Resistensi dapat disebabkan oleh beberapa faktor genetik dan gaya hidup. Medical News Today melaporkan sejumlah faktor risiko yang bisa menjadi penyebab resistensi insulin, meliputi:
- Kelebihan berat badan atau obesitas, terutama jika berat badan ekstra berada di sekitar pinggang
- Gaya hidup yang tidak sehat, kurang bergerak atau kurang berolahraga
- Merokok
- Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, yang dapat berdampak pada hati
- Masalah tidur
- Kolesterol tinggi
- Tekanan darah tinggi, yang menurut studi erat kaitannya dengan peningkatan risiko resistensi insulin
- Usia di atas 45 tahun
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Etnis, merupakan keturunan Afrika-Amerika, Asia-Amerika, Latin atau Hispanik Amerika, penduduk asli Amerika, atau Kepulauan Pasifik
- Pernah menderita diabetes gestasional
- Pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 kilogram
Pengobatan Resistensi Insulin
Laman WebMD menyebutkan ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengobati resistensi insulin dan mencegahnya menjadi diabetes tipe 2.
1. Olahraga
Lakukan setidaknya 30 menit sehari dengan aktivitas sedang seperti jalan cepat lima hari atau lebih dalam seminggu. Mulailah hidup sehat dengan aktif bergerak.
2. Berat badan sehat
Jika tidak yakin berapa berat badan ideal yang harus dicapai, dan bagaimana cara mencapai target penurunan berat badan, tanyakan kepada dokter. Anda juga mungkin perlu berbicara dengan ahli gizi dan pelatih pribadi bersertifikat.
3. Makan makanan yang sehat
Makan makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, polong-polongan, dan protein tanpa lemak lainnya.
4. Minum obat
Dokter mungkin akan meresepkan obat yang disebut metformin (Fortamet, Glucophage, Glumetza, Riomet) untuk membantu menjaga gula darah tetap terkendali.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari