Menuju konten utama

Apa Itu Prototype sebagai Pengganti Skripsi Mahasiswa S1 dan D4?

Mengenal arti prototipe atau prototype yang bisa jadi syarat kelulusan mahasiswa S1 dan D4, pengganti skripsi.

Apa Itu Prototype sebagai Pengganti Skripsi Mahasiswa S1 dan D4?
Seorang mahasiswa jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Sandika Fadilah mengikuti ujian skripsi secara daring menggunakan aplikasi Zoom di Cibinong, Bogor, Jawa Barat , Kamis (30/4/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz

tirto.id - Menteri Pendidikan Nadiem Makarim telah mengumumkan kebijakan baru mengenai syarat kelulusan mahasiswa dan soal tugas akhir untik S1 dan D4.

Ia menyatakan skripsi bukan satu-satunya menjadi syarat kelulusan dan bisa diganti dengan prototipe, proyek, dan sebagainya. Berbagai karya tersebut boleh dikerjakan secara individu atau berkelompok.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Pada Pasal 19 ayat (9) dijelaskan, untuk memastikan ketercapaian kompetensi lulusan program studi pada program sarjana (S1) atau sarjana terapan (D4) dilakukan melalui:

"a. pemberian tugas akhir yang dapat berbentuk skripsi, prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang sejenis baik secara individu maupun berkelompok; atau

b. penerapan kurikulum berbasis proyek atau bentuk pembelajaran lainnya yang sejenis dan asesmen yang dapat menunjukkan ketercapaian kompetensi lulusan."

"Ada berbagai macam prodi yang mungkin cara kita menunjukan kompetensinya dengan cara lain. Apalagi yang vokasi, ini sudah sangat jelas, kalau kita mau lihat kompetensi seorang dalam satu bidang yang technical [teknis] apakah karya ilmiah adalah cara yang tepat untuk mengukur technical skill itu?" terang Nadiem pada acara daring, Selasa (29/8/2023)

Ada pun bagi mahasiswa magister (S2) dan doktor (S3), mereka masih harus membuat tugas akhir tesis atau disertasi. Hanya saja, tugas akhir tersebut tidak wajib dipublikasikan di jurnal terakreditasi mau pun jurnal internasional.

Apa Itu Prototipe (Prototype) untuk Tugas Akhir Mahasiswa?

Salah satu syarat kelulusan program studi di program sarjana (S1) dan sarjana terapan (D4) yang diajukan adalah membuat prototipe.

Penelitian prototipe atau prototype adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menghasilkan rupa awal/pertama (purwarupa) yang menjadi tahap permulaan (hilirisasi) hasil-hasil penelitian sebelum nantinya menjadi produk yang dapat dikomersilkan.

Pengembangan purwarupa dilakukan di laboratorium dan belum diuji coba kesesuaiannya menurut standar industri sehingga belum dikomersilkan.

Tujuan penelitian prototipe yaitu mengumpulkan informasi dari pengguna ketika mereka berinteraksi dengan purwarupa yang dikembangkan. Purwarupa masih menjadi versi awal dari sebuah produk sesungguhnya yang kemungkinan diproduksi dalam skala besar.

Masukan kepada pengembang digunakan dalam penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.

Input informasi tersebut berasal dari konsumen potensial berdasarkan kebutuhan mereka jika nantinya menjadi pengguna produk itu. Konsumen dan tim pengembang akan diuntungkan dengan adanya prototipe ini.

Penelitian ini menyamakan persepsi dan pemahaman awal mengenai produk rupa awal yang sedang dikembangkan. Dengan demikian terjadi komunikasi baik antara pengembang dan penggunanya. Purwarupa dapat dilakukan pada produk fisik dan non-fisik seperti perangkat lunak.

Contoh dan Langkah Membuat Prototipe

Contoh penelitian prototipe beragam. Pilihan tema prototipe menyesuaikan kebutuhan awal yang ditemukan pengembang dari calon pengguna potensial. Pembuatan prototipe software sistem informasi, kendaraan listrik, dan sebagainya, akan memiliki pengguna uniknya masing-masing.

Disebutkan dalam "Model Protyping pada Pengembangan Sistem Informasi" oleh Dwi Purnomo pada Jurnal Informatika Merdeka Pasuruan Vol.2 No.2 (2017), langkah-langkah dalam penelitian prototipe meliputi:

1. Pengumpulan kebutuhan

Tahap ini mengumpulkan kebutuhan untuk menentukan tujuan dibuatnya sebuah produk yang melibatkan pengembang dan pengguna

2. Proses desain yang cepat

Proses desain berorientasi pada pembuatan purwarupa yang dilihat dari sudut pandang pengguna.

3. Membangun prototipe

Setelah desain selesai, pengembang mulai membuat purwarupa. Rupa awal ini lantas dievaluasi oleh pengguna dan tim pengembang.

4. Evaluasi dan perbaikan

Berdasarkan evaluasi yang sudah diterima, purwarupa mulai disempurnakan menyesuaikan kebutuhan pengguna.

Hasil akhirnya dapat diteruskan untuk membuat atau merancang produk sesungguhnya yang siap dipakai pengguna.

Baca juga artikel terkait SKRIPSI atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani