tirto.id - Zirkon termasuk salah satu sumber daya mineral dengan potensi besar di Indonesia. Selain di Indonesia, zirkon banyak pula ditemukan di wilayah Australia, Cina, Rusia, Italia, Kamboja, Afrika Selatan dan Amerika Serikat.
Berdasar data per 2013, Australia menjadi penghasil zirkon terbesar di dunia. Pada tahun tersebut, 47,04 persen dari total produksi zirkon di dunia berasal dari Australia, demikian dikutip dari artikel "Analisis Prospek Pasir Zirkon Indonesia di Pasar Dunia" di Jurnal Teknologi Mineral dan Batu Bara (Vol. 11, No. 1, 2015).
Zirkon adalah mineral nonlogam dengan dengan rumus kimia ZrSiO4. Mineral ini biasa ditemukan terkandung dalam batuan beku, batuan metamorfosis dan batuan sedimen.
Sementara pasir zirkon adalah mineral zirkon di alam dalam bentuk pasir. Pasir zirkon terhampar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, terutama sekitar aliran sungai. Selain itu, zirkon dalam bentuk endapan timah juga banyak terdapat di Bangka Belitung.
Merujuk ulasan "Kajian Penyusunan Formula Harga Patokan Zirkon" dalam Jurnal Teknologi Mineral dan Baturaba (Vol. 11, No. 3, 2015), deposit zirkon di Indonesia yang berpotensi menjadi mineral yang dieksplorasi, dieksploitasi, dan diproduksi berada di Bangka Belitung serta Kalimantan.
Sementara sumber daya pasir zirkon yang cukup besar berada di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Papua.
Jumlah sumber daya hipotetik pasir zirkon di Bangka Belitung diperkirakan sebanyak 445.848 ton, di Kalimantan Barat mencapai 167.141.100 ton, dan di Kalimantan Tengah sekitar 2.615.509 ton.
Keberadaan zirkon biasanya ditemukan bersama dengan endapan sekunder yang batuan induknya berupa batuan beku dalam, endapan timah sekunder di Bangka Belitung, dan endapan sekunder emas di Kalimantan.
Khusus endapan zirkon di Katingan, Kalimantan Tengah termasuk hasil rombakan dari batuan asal pembawanya, seperti granit, yang terendap dalam endapan aluvial dan sedimenter. Di endapan itu, zirkon tercampur dengan pasir kuarsa, hematit, ilmenit, rutil dan magnetit.
Mineral zirkon selama ini kurang populer jika dibandingkan dengan minyak dan gas bumi ataupun batu bara yang dikenal luas sebagai barang tambang untuk sumber energi utama.
Padahal, manfaat pasir zirkon tidak kalah penting dari mineral lainnya, baik bagi industri maupun perekonomian nasional.
Manfaat Zirkon: Industri Keramik Hingga Reaktor Nuklir
Ada banyak manfaat zirkon. Mineral tersebut kerap dipakai sebagai bahan untuk industri keramik, refraktori (bahan pelapis tungku atau reaktor yang tahan panas tinggi), hingga pewarna.
Mengutip dari artikel "Pengawasan Zirkon di Indonesia" terbitan Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), pemanfaatan zirkon di Indonesia berkembang di sejumlah sektor industri, di antaranya adalah:
- Industri keramik
- Industri gelas PSZ (Partially Stabilized Zirconia)
- Industri tepung zirkon (micronized zircon)
- Industri kimia zirconium
- Industri bata tahan api (refractory)
- Industri pasir cetak.
Dalam artikel terbitan BATAN, disebutkan bahwa penggunaan micronized zircon atau bubuk zirkon dalam produk keramik mencapai hampir separuh dari konsumsi mineral ini secara nasional. Dalam pembuatan keramik, tepung zirkon berfungsi sebagai glasir opak untuk alat-alat rumah tangga dan keramik ubin.
Sedangkan dalam industri gelas, zirkonia (fused zirkon) digunakan untuk menghasilkan gelas-gelas yang berkomposisi khusus, seperti gelas optik, gelas fiber, gelas TV berwarna, dan lain sebagainya.
Selain itu, penggunaan zirkon cukup tinggi dalam industri logam. Mineral ini dimanfaatkan dalam industri logam karena memiliki sifat tahan panas. Dalam praktiknya, tepung zirkon dimanfaatkan untuk melapisi produk logam, seperti baja dan besi tulang, terutama pelapisan secara kering untuk menghasilkan produk alat-alat dapur dan kamar mandi.
Penggunaan tepung zirkon juga diterapkan dalam produksi bata tahan api yang dipakai melapisi tungku peleburan baja atau gelas.
Zirkon pun dimanfaatkan pada sektor ketenaganukliran. Di bidang ini, zirkon dimanfaatkan sebagai bahan kelongsong bahan bakar reaktor nuklir. Sebagai bahan pelapis, zirkon dapat menahan panas sangat tinggi yang merupakan hasil reaksi fusi di reaktor nuklir.
Sifat dan Karakteristik Pasir Zirkon
Pasir zirkon atau zirconium silikat merupakan mineral yang bersifat tahan korosi dan mempunyai kestabilan yang baik pada temperatur tinggi. Pasir zirkon tidak larut dalam air melainkan larutan asam. Ia juga bisa mengendap di larutan basa.
Pasir zirkon bisa terurai pada temperatur di atas 1.650 derajat celcius. Di suhu tersebut, zirconium silikat bisa terurai menjadi ZrO2 dan SiO2.
Umumnya, pasir zirkon mengandung unsur besi, titanium dioksida, alumina, hafnia, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna mineral ini bervariasi, seperti putih bening, kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap.
Biasanya, zirkon adalah hasil sampingan dari penambangan dan pemprosesan pasir mineral berat untuk tujuan recovery mineral titanium, rutil, ilmenit dan lain sebagainya. Hal ini berarti tidak ada penambangan khusus untuk mendapatkan zirkon.
Dalam makalah berjudul "Pembuatan Konsentrat Zirkon dari Pasir Zirkon Kalimantan Barat" yang diterbitkan BATAN, dijelaskan bahwa karakteristik pasir zirkon di setiap tempat bisa bebeda-beda. Sebab, mineral pengotor pada pasir zirkon sangat dipengaruhi oleh proses kejadian awalnya.
Salah satu contoh, karakteristik pasir zirkon yang terdapat di Kalimantan adalah sebagai mineral ikutan dari bijih emas alluvial, dengan variasi pengotor tidak terlalu kompleks.
Oleh karena itu, proses peningkatan kadarnya dapat dicapai dengan mudah menggunakan metode kombinasi, yakni antara konsentrasi gaya berat, pemisahan magnetik dan pemisahan berdasarkan sifat konduktivitas listriknya.
Editor: Yulaika Ramadhani