tirto.id - Nasalis Larvatus atau yang lebih dikenal dengan sebutan bekantan merupakan hewan endemik asal Kalimantan. Primata unik ini memiliki termasuk keluarga spesies Genus Nasalis dengan subspecies Nasalis Larvatus Larvatus dan Nasalis Larvatus Orientalis.
Nasalis Larvatus Larvatus berada di seluruh bagian pulau Kalimantan sedangkan Nasalis Larvatus Orientalis berada di bagian timur laut pulau Kalimantan. Selain disebut bekantan, primata ini dikenal juga dengan sebutan Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng, dan Kahau di Kalimantan.
Bekantan juga dikenal dengan nama Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey karena hidungnya yang panjang. Di Malaysia, hewan ini disebut Kera Bekantan. Orang Brunei menyebut kera ini Bangkatan. Di Belanda, kera ini disebut Neusaap.
Populasi bekantan diperkirakan hanya tinggal 20 ribuan di Kalimantan, Sabah, Brunie, dan Serawak. Menurut IUCN Redlist, hewan ini berada dalam status konservasi "terancam" (endangered). Pada tahun 1994, populasi bekantan di Kalimantan diperkirakan berjumlah 114.000 ekor. Namun, dalam simposium PHVA bekantan 2004, populasi hewan ini ditaksir tinggal 25.000 ekor dan bekantan yang berada di konservasi sekitar 5.000 ekor.
Hewan ini dikenal hewan yang sulit ditangkap dan lebih senang tinggal di hutan campuran, hutan bakau, mangrove, hutan dataran rendah dekat air tawar, dan sungai. Bekantan termasuk satwa arboreal, yaitu hewan yang hidup di pohon dan akan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya.
Bekantan termasuk primata diurnal, yaitu primata yang beraktivitas dari pagi hingga sore hari. Menjelang sore hari, bekantan akan mencari pohon untuk tidur di sekitar tepi sungai.
Bekantan mengonsumsi hampir semua bagian tumbuhan dengan 50% daun muda, 40% buah, dan 10% bunga dan biji. Namun, bekantan kerap mengonsumsi beberapa jenis serangga. Bekantan sering turun ke tanah untuk mencari serangga tanah pada saat musim surut.
Ciri Bekantan
Bekantan memiliki ciri fisik hidung panjang dengan bagian muka tidak ditumbuhi rambut. Rambut bekantan pada tubuhnya bervariasi, bagian punggung berwarna coklat kemerahan, bagian ventral dan anggota tubuhnya berwarna putih keabuan. Ukuran hidung dan tubuh bekantan jantan dewasa lebih besar daripada betina.
Berat tubuh bekantan jantan sekitar 16 sampai dengan 22 kg sedangkan berat tubuh bekantan betina sekitar 7 hingga 12 kg. Bekantan memiliki ekor yang hampir sama panjangnya dengan panjang tubuhnya, sekitar 559-762 mm.
Bekantan merupakan maskot Kalimantan Selatan berdasarkan SK Gubernur Kalsel No.29 Tahun 1990 tanggap 16 Januari 1990. Bekantan juga merupakan maskot Dunia Fantasi (Dufan). Bekantan termasuk hewan yang dilindungi. Penggunaan bekantan sebagai maskot merupakan salah satu usaha pelestarian hewan ini.
Pelaku perburuan ilegal maupun perusakan habitat bekantan bisa mendapatkan tindakan tegas dari pemerintah.
Editor: Agung DH