Menuju konten utama

Apa Itu Mutasi Gen dan Bagaimana Virus Corona Bisa Bermutasi?

Apa itu mutasi gen dan bagaimana virus corona SARS-CoV-2 bisa bermutasi menjadi berbagai varian?

Apa Itu Mutasi Gen dan Bagaimana Virus Corona Bisa Bermutasi?
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Saat ini virus corona penyebab COVID-19 masih terus menjadi pandemi yang mengancam masyarakat di seluruh dunia.

Terkini, virus corona SARS-CoV-2 tersebut bermutasi menjadi varian yaitu Omicron yang terdeteksi pada 6 Desember di Indonesia.

Sebelumnya, ada juga varian Delta yang berperan dalam terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia pada pertengahan tahun 2021.

Setidaknya, ada tiga jenis mutasi COVID-19 yang sudah terdeteksi di Indonesia. Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa ketiga mutasi tersebut yaitu varian B117 atau yang sering kita dengar dengan varian Alpa, B1351 dikenal dengan varian Beta, dan B1617 yang dikenal dengan varian Delta.

Munculnya mutasi varian baru dari suatu virus menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibicarakan. Apa sebenarnya mutasi gen dan bagaimana sebuah gen bisa bermutasi.

Lalu, Apa Itu Mutasi Gen?

Mutasi, Mutan, dan Mutagen merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan perkembangan suatu gen.

Menurut e-Modul Biologi Kemdikbud berjudul "Mutasi Genetik dan Teori Evolusi", mutasi merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang adanya suatu peristiwa perubahan susunan atau jumlah materi genetik pada kromoson atau DNA yang bersifat menurun.

Perubahan yang terjadi pada materi genetik dapat menebabkan perubahan sifat pada tingkatan sel atau individu.

Sedangkan peristiwa terjadinya mutasi dikenal dengan mutagenesis. Namun, pada dasarnya tidak seluruh perubahan yang terjadi pada DNA merupakan sebuah mutasi.

Perubahan pada DNA dapat dikatakan bermutasi apabila memenuhi tiga kriteria berikut, yaitu:

(1) Adanya perubahan materi genetik (DNA).

(2) Perubahan yang terjadi pada materi genetik bersifat dapat atau tidak dapat diperbaiki.

(3) Hasil perubahan materi genetik baru diwariskan secara genetik pada keturunannya.

Dilansir dari Buku Ajar Universitas Udayana tentang Mutasi Genetik, mutasi gen tidak dapat terjadi jika tidak terpengaruh atau dipengaruhi oleh faktor penyebabnya. Ada tiga jenis penyebab terjadinya mutegen yakni:

1. Mutagen Bahan Kimia

Mutagen yang dipengaruhi oleh bahan kimia biasanya terjadi pada lingkungan yang memiliki sifat kimiawi. Mutagen dikarenakan bahan kimia terbagi dalam 3 kelompok yakni analog basa, agen perubahan basa , dan agen penyela.

2. Mutagen Bahan Fisika

Terjadinya proses mutagen bahan kimia dipengaruhi oleh alam dan lingkungan yang bersifat fisik yaitu adanya pengaruh dari radiasi dan suhu di lingkungan tersebut.

3. Mutagen Bahan Biologi

Berbeda dengan kedua jenis faktor yang mempengaruhi terjadinya proses muntagen dari alam dan lingkungan, faktor ketiga terjadinya proses muntagen terjadi karena proses perkembangan dari gen itu sendiri.

Apabila pada suatu gen terdapat virus atau bakteri didalamnya, maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya mutagen, dengan kata lain, mutagen bahan biologi yakni proses mutasi yang disebabkan oleh DNA dari gen itu sendiri.

Bila ditinjau dari tingkat terjadinya mutasi, mutagen dibedakan dalam dua macam yaitu: (1) Mutasi Gen atau Mutasi Titik, dan (2) Mutasi Kromoson.

Mutasi Gen atau Mutasi Titik, merupakan salah mutasi yang terjadi pada perubahan materi genetik pada gen itu sendiri yang diakibatkan oleh adanya basa nitrogen yang ada pada rantai DNA gen yang berubah.

Apabila pada suatu gen terdapat perubahan dari urutan basa nitrogen maka hal tersebut dapat menyebabkan perubahan terhadap urutan asam amino yang akan menyebabkan adanya perubahan genotip dan fenotip suatu individu yang terserang virus tertentu.

Sedangkan, mutasi kromoson merupakan mutasi yang disebabkan oleh perubahan struktur dan jumlah kromoson dalam jumlah banyak yang terjadi pada materi genetik suatu gen.

Bagaimana Virus Corona Bisa Bermutasi?

Dilansir dari laman resmi Universitas Padjadjaran, Ahli Mikrobiologi Universitas Padjadjaran Dr. Mia Miranti, M.P., mengatakan, virus Corona termasuk ke dalam kelompok virus RNA, yaitu salah satu jenis dari asam nukleat yang menjadi ciri bahwa virus dikategorikan sebagai makhluk hidup.

Menurut hasil penelitian di beberapa jurnal ilmiah menyebut bahwa kelompok virus RNA mudah mengalami mutasi.

Ketika virus Corona menginfeksi satu tubuh inang, maka RNA-nya akan melakukan replikasi atau berkembang biak.

“Replikasi virus ini tidak ada yang tidak menyebabkan penyakit pada inangnya, karena dia akan mengambil alih sistem kerja sel inang untuk proses reproduksi dia,” ujar Mia saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad, Senin (28/12), seperti dilansir dari laman resmi Unpad.

Mia melanjutkan, terkait Covid-19, virus Corona sebenarnya sudah sering mengalami mutasi, untuk menyesuaikan diri dengan sel inangnya. Sejak awal ditemukannya virus corona dari Wuhan, Cina, virus ini sudah mengalami mutasi sehingga dia mampu bertahan pada rentang suhu 5 – 10 derajat Celcius.

Ketika menyebar ke Iran dan kawasan Timur Tengah, Mia memperkirakan bahwa virus telah mengalami mutasi kembali yang memungkinkan dia tahan terhadap suhu panas.

Virus Corona di Indonesia sendiri sudah mengalami mutasi. Laporan dari Eijkman Institute beberapa waktu lalu menemukan bahwa virus Corona di Indonesia memiliki strain yang berbeda dengan virus di Wuhan.

“Hanya saja proses mutasinya tidak seperti yang sekarang lagi heboh di Inggris,” tuturnya.

Sementara itu, terkait mutasi di Inggris, Pengajar di Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam ini menyebutkan bahwa, ada kemungkinan proses dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga kemungkinan infeksinya lebih tinggi. Dengan kata lain, mutasi suatu virus bisa jauh lebih berbahaya jika dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Karena mutasi setiap virus dipengaruhi oleh faktor inangnya, Mia berpendapat bahwa pengembangan vaksin mestinya disesuaikan dengan hasil mutasi virusnya.

“Vaksin Covid-19 di Indonesia seharusnya disesuaikan dengan karakter virus yang ada di Indonesia,” pungkasnya.

Menurut laman Pfizer.com, meski mutasi virus terdengar mengkhawatirkan, penting untuk dipahami bahwa banyak dari mutasi ini memiliki dampak yang kecil, dan tidak memiliki dampak keseluruhan pada seberapa cepat virus menyebar atau seberapa parah kemungkinan infeksi virus. Faktanya, beberapa mutasi bisa membuat virus kurang menular.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Cornelia Agata Wiji Setianingrum & Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Penulis: Cornelia Agata Wiji Setianingrum & Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo